Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” Sebagian ulama yang lain mengatakan : “Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.”

Hal hal  berikut ini  harus kita persiapkan dengan baik, yaitu:

1. Perbanyak puasa sunnat pada bulan Sya’ban..
Dalam  riwayat lain, dari Usamah bin Zaid r.a ia berkata, aku bertanya, “Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada bulan-bulan lain  sesering pada bulan Sya’ban”. Beliau bersabda, “Itu adalah bulan yang diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan Ra’jab dengan Ramadhan. Padahal pada bulan itu amal-amal diangkat dan dihadapkan kepada Rabb semesta alam, maka aku ingin amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR. Nasa’i dan Abu Daud serta dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

2. Persiapan Ruhiyah (Keimanan) Rasulullah saw bersabda,  yang artinya :  "Siapa yang puasa (di siang ) Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, pasti akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.". Dosa yang diampuni sebagaimana janji Allah tersebut adalah dosa-dosa kecil, karena kalau dosa besar seperti syirik, zina, membunuh orang, dan sejenisnya diperlukan taubat nasuha.

3. Persiapan Jasadiyah (Jasmani) Ramadhan memerlukan fisik yang lebih prima dari bulan lainnya. Sebab, jika fisik kita lemah, kemulian yang dilimpahkan Allah pada bulan tersebut tidak dapat kita raih secara maksimal. Kita harus membiasakan hidup sehat .

4. Persiapan Tsaqafiyah (Keilmuan).harus memiliki wawasan dan pemahaman yang benar dan cukup tentang Ramadhan dan hal-hal yang terkait dengannya.  Rasulullah saw, bersabda:”Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama/contoh) kami, maka ibadah tersebut tertolak” (HR. Muslim).

5. Persiapan Maaliyah (harta) Persiapan harta yang dimaksud bukanlah persiapan harta untuk buka puasa, tetapi adalah untuk sedekah, karena sedekah di bulan Ramadhan akan mendapat pahala yang besar.

6. Persiapan semangat.  Semangat Ramadhan harus kita miliki jauh-jauh hari sebelum ia tiba."  Selain doa, semangat dapat kita tingkatkan dengan memperbanyak ibadah-ibadah sunnah.

7. Persiapan target peningkatan diri.  Misalnya target  mengkhatamkan Al-quran ataumenghafalnya, target penguasaan bahasa Arab  dll.
8. membersihkan rumah dan lingkungan.

9. Jangan Lupa, Perbarui Taubat! “Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”.Taubat yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran taubat.

Ketidaksiapan  menyambut Ramadhan yang Berbuah Pahit sebagaimana firman Allah Surat Al An’am : 110 yang artinya :“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al An’am: 110).

Tulisan di kutip dari beberapa sumber :

Yayan Somantri, CHt, Dr Muhammad Hariyadi, MA,www.rumahzakat.org,

sumber: http://saifurrahman.blogspot.com/200...-ramadhan.html
,Ustadz Ahmad Ubaydi Hasbillah - Pengajar Quran Learning Centre
Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST.

Pengirim merupakan guru di MTsS Mon Malem Aceh Besar

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top