Oleh Sayed Muhammad Husen
@abulampanah

Sikap gembira atau bahagia menyambut datangnya bulan Ramadhan adalah sikap orang beriman. Dengan sikap ini akan mendatangkan energi baru untuk mampu menjalankan berbagai ibadah dan aktivitas lainnya sepanjang Ramadhan. Maka mari kita awali dengan doa, semoga Allah memberikan kekuatan dan kesehatan untuk berpuasa satu bulan penuh di tengah krisis Covid-19.  

Kegembiraan kita menyambut datangnya Ramadhan karena mendapatkan kabar yang menyenangkan, bahwa bulan suci ini penuh rahmat, maghfirah (ampunan) dan pembebasan dari api neraka. Kerinduan kita sepanjang tahun menantinya akan terobati dengan berbagai keutamaan Ramadhan, seperti dikabarkan Rasulullah SAW: 

“Ramadhan telah mendatangi kalian. Bulan yang penuh berkah. Allah memfardhukan kepada kalian berpuasa pada bulan ini. Pada bulan ini pula pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan para setan dibelunggu. Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka terhalangi dari kebaikan.” (HR Nasai) 

Karena itu, seharusnya kita perbaharui tekad (azam) untuk mengisi Ramadhan dengan optimal, dengan cara sejak sekarang mempersiapkan mental, finansial dan ilmu pengetahuan yang diperlukan. Sikap mental positif kita dalam bentuk siap dan ikhlas menyambut/mengisi Ramadhan dengan berpuasa, menjalankan ibadah sunnah dan memperbanyak amal sosial. Kita juga sejak awal sudah rencanakan anggaran yang diperlukan selama satu bulan, termasuk untuk donasi atau berinfak.    

Satu hal penting lainnya yang harus kita siapkan adalah mengkaji kembali fikih puasa.  Membuka referensi yang ada untuk menyegarkan ingatan tentang dasar-dasar ibadah puasa. Dengan ini kita akan berpuasa secara benar dan sah. Dalam suasana sekarang bahwa kita lebih banyak bekerja dan belajar di rumah, bisa menggunakan fasilitas online untuk menambah ilmu tentang puasa Ramadhan, tarawih dan zakat fitrah. 

Jadi sudah seharusnya kita sambut Ramadhan dengan rasa gembira, bahagia dan hati yang bersih walau diselimuti krisis Covid-19. Kita hilangkan sifat negatif, sehingga kita berpuasa tanpa gosip dan fitnah. Tanpa iri dan sakit hati kepada orang lain. 

Sumber: Gema Baiturrahman 17/4/2020
SHARE :
 
Top