Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Wakaf di Aceh: Tradisi, Inovasi, dan Keberkahan


Menuntut ilmu kewajiban setiap umat manusia. Tanpa ilmu, hidup manusia akan berada dalam kegelapan. Kebutaan hati dapat membuat seseorang kehilangan arah. Hidup tanpa ilmu ibarat malam tanpa bintang, sunyi, gelap, kelam, serta suram. Karena itu, ilmu harus dijadikan sebagai cahaya yang menerangi perjalanan hidup di dunia.

Menjadi anak hebat tentu tidak mudah. Diperlukan kemauan dan kemampuan yang bersumber dari diri sendiri. Sebesar apa pun dorongan dari orang lain, jika tidak ada keinginan dalam jiwa, keberhasilan sulit terwujud. 

Menurut Asnawati, S.Pd, Waka Kurikulum MIN 13 Aceh, langkah-langkah kunci kesuksesan dalam pendidikan anak, pertama, membiasakan bangun pagi. Ketekunan belajar harus diawali dengan kebiasaan bangun pagi. 

Pagi waktu terbaik memulai aktivitas. Pikiran yang jernih dan jiwa yang sehat akan tumbuh dari kebiasaan ini. Dengan bangun pagi, anak dapat mengatur kegiatan dengan baik, tidak terburu-buru, dan terhindar dari keteledoran. Keterlambatan ke sekolah sering terjadi karena anak bangun terlambat.

Kebiasaan bangun pagi juga membantu anak menunaikan shalat Subuh tepat waktu. Ibadah ini tidak hanya kewajiban, tetapi juga pendidikan ruhani yang mengawali aktivitas dengan kebaikan. Peran orang tua sangat penting dalam membiasakan hal ini di rumah.

Kedua, rajin beribadah. Shalat lima waktu akan mendisiplinkan anak, menenangkan jiwa, dan membuka jalan kemudahan dalam kehidupan. Shalat juga memberi pengaruh positif pada kecerdasan pikiran. Selain shalat dan mengaji sebagai wujud hablumminallah, anak juga harus dibiasakan dengan hablumminannas, seperti berinfak, bersedekah, dan berwakaf.

Di madrasah, anak-anak dibiasakan beribadah sosial, misalnya wakaf siribee atau iuran kurban sukarela. Kebiasaan ini menanamkan nilai kepedulian sejak dini dan perlu terus ditingkatkan.

Ketiga, berolahraga secara teratur. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa dan pikiran yang sehat. Olahraga membuat anak lebih bugar, meningkatkan konsentrasi, dan mendukung proses belajar. Sebaliknya, tubuh yang lemah menghambat perkembangan kecerdasan. Anak-anak hebat lahir dari tubuh yang sehat.

Keempat, giat belajar. Belajar adalah proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang buruk menuju kebaikan, dan dari yang sulit menjadi mudah. Minat dan ketekunan belajar menjadi syarat utama keberhasilan. Belajar adalah perjuangan yang tidak bisa digantikan oleh apa pun. Tanpa belajar, mustahil seseorang bisa menjadi hebat.

Kelima, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Nutrisi yang baik menunjang kesehatan tubuh dan kecerdasan otak. Anak-anak perlu dibiasakan mengonsumsi makanan bergizi dengan prinsip empat sehat lima sempurna: nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu.

Jajan sembarangan membahayakan kesehatan. Banyak makanan jalanan mengandung bahan pengawet, pewarna, dan penyedap berlebih. Hal ini berisiko membuat anak mudah sakit dan mengganggu konsentrasi belajar. Karena itu, sekolah-sekolah kini menyediakan kantin sehat untuk membimbing anak menjaga pola makan.

Keenam, menjaga hubungan sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Anak-anak harus dibiasakan menjaga hubungan baik dengan sesama. Ini bagian dari ibadah sosial (hablumminannas) yang mendukung kesuksesan hidup. Sikap ramah, saling menolong, dan peduli lingkungan akan membentuk akhlak mulia.

Ketujuh, tidur tepat waktu. Allah memberikan waktu 24 jam sehari untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya: delapan jam beribadah, delapan jam beraktivitas, dan delapan jam beristirahat. Tidur cukup dan teratur membuat tubuh kembali segar dan siap menghadapi aktivitas. Rasulullah saw bersabda: “Waktu itu bagaikan pedang, jika engkau tidak pandai menggunakannya, maka ia akan menebasmu.”

Karena itu, jangan sia-siakan waktu. Gunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya agar hidup tidak merugi.

SHARE :

0 facebook:

 
Top