Oleh: Tgk Rasyidi

Surat Al-Fatihah merupakan surat pertama dalam Al-Qur’an yang memiliki posisi sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Surat yang terdiri dari tujuh ayat ini disebut juga sebagai Ummul Kitab (induk Al-Qur'an), karena mengandung inti ajaran Islam yang mencakup akidah, ibadah, dan etika.

Al-Fatihah wajib dibaca dalam setiap rakaat salat. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah)” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, setiap Muslim membacanya minimal 17 kali dalam sehari semalam.

Menurut Tgk. Rasyidi, seorang imam rawatib di salah satu Masjid di Bireuen, Al-Fatihah bukan sekadar bacaan ritual, tetapi doa yang paling lengkap. “Di dalamnya ada pujian kepada Allah, pengakuan sebagai hamba, permohonan hidayah, serta penegasan jalan hidup yang lurus,” ujarnya.

Secara makna, surat ini dimulai dengan pujian kepada Allah sebagai Tuhan semesta alam, diikuti dengan pengakuan akan sifat kasih sayang-Nya dan keadilan-Nya pada hari pembalasan. Ayat keempat hingga ketujuh merupakan inti doa: permintaan agar ditunjukkan jalan yang benar, bukan jalan orang yang dimurkai ataupun sesat.

Banyak ulama menafsirkan bahwa surat ini mencerminkan hubungan yang harmonis antara hamba dan Tuhannya. Imam Al-Ghazali bahkan menyebut surat Al-Fatihah sebagai cermin dari seluruh kandungan Al-Qur’an, karena menyentuh aspek tauhid, ibadah, dan moral.

Masyarakat Aceh, khususnya di pesantren-pesantren dan dayah, sering menjadikan surat Al-Fatihah sebagai awal dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak. "Kami menanamkan bahwa memahami dan menghayati Al-Fatihah adalah kunci untuk mencintai Al-Qur’an," tambah Tgk. Rasyidi.

Surat Al-Fatihah juga sering dibaca dalam berbagai kegiatan keagamaan seperti tahlilan, doa bersama, hingga acara resmi pemerintah di Aceh. Ini menunjukkan betapa kuatnya kedudukan surat ini dalam tradisi keislaman di Nusantara.

SHARE :

0 facebook:

 
Top