Oleh: Juariah Anzib, S.Ag


Kebahagiaan sejati tumbuh dari hati umat yang mencintai Rasulullah saw. Bulan maulid adalah bulan yang senantiasa dinanti oleh seluruh kaum Muslimin. Rabiul Awal hadir membawa suka cita yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dan diwujudkan melalui sikap dan perilaku. Keindahan bulan mulia ini melahirkan energi kebahagiaan yang tak terhingga.

Ketika bulan maulid tiba, suasana haru menyelimuti kaum Muslimin dalam mengenang kelahiran junjungan alam, Nabi Muhammad saw. Umat Islam di seluruh penjuru dunia merasakan nikmat yang luar biasa, sehingga dengan penuh antusias mereka memuliakan bulan penuh berkah ini. Sejak 12 Rabiul Awal, kebahagiaan itu diwujudkan dalam berbagai bentuk perayaan.

Masjid, dayah, dan meunasah menjadi pusat perkumpulan umat. Di sana, mereka menyumbangkan makanan untuk dinikmati bersama sambil melantunkan shalawat kepada Nabi yang dirindukan. Sejarah kelahiran Rasulullah saw dibacakan dengan penuh semangat, sementara suara likee maulid menggema hampir di setiap tempat ibadah. Sinar kegembiraan pun terpancar di wajah orang-orang beriman.

Tradisi perayaan maulid tidak berhenti pada 12 Rabiul Awal saja, melainkan berlanjut hingga tiga bulan lamanya, dari Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, hingga sepuluh hari pertama Jumadil Akhir. Kenduri maulid digelar secara bergiliran antar gampong, saling mengundang dan berbagi kebahagiaan.

Kenduri maulid merupakan acara yang sangat diutamakan. Sejak jauh hari masyarakat sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan istimewa. Perayaan ini tidak pernah dianggap remeh, bahkan setiap orang berusaha memeriahkannya sesuai kemampuan masing-masing. Bagi umat Islam, mengadakan kenduri maulid adalah suatu kebanggaan.

Persiapan itu bahkan dilakukan sejak lama, jauh sebelum tibanya bulan Rabiul Awal. Ada yang memelihara hewan ternak khusus untuk kenduri maulid, ada pula yang menabung sedikit demi sedikit hingga terkumpul saat hari istimewa itu tiba. Semua dilakukan dengan ketulusan dan keikhlasan demi memuliakan bulan kelahiran baginda Rasulullah saw.

Semua itu lahir dari besarnya cinta kepada Nabi Muhammad saw. Ia adalah cerminan keimanan dan rasa syukur yang tinggi atas kelahiran sang penghulu alam. Rasulullah saw adalah lentera penerang di tengah kegelapan, pembawa risalah yang mengubah peradaban dunia menuju cahaya Ilahi.

Rasa syukur atas kelahiran Rasulullah saw adalah bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Kehadiran beliau adalah rahmat, penyelamat bumi, petunjuk jalan tauhid, serta pembawa keselamatan dunia dan akhirat. Air mata bahagia dan rasa haru pun kerap menyelimuti umat beriman dalam menyambut bulan penuh berkah ini.

Sebagai umat Rasulullah, marilah kita memperbanyak shalawat di bulan yang mulia ini, dengan hati penuh rasa syukur. Cinta kepada Rasulullah adalah wujud cinta kepada Allah, dan cinta yang tulus inilah yang menghidupkan iman dalam dada.

SHARE :

0 facebook:

 
Top