Mengapa remaja nakal? Sedikit- sedikit nakal, sedikit-sedikit nakal, nakal kok sedikit-sedikit? Hehe… Mengapa remaja? Karena di masa inilah terjadi pemberontakan dan pergolakan emosi untuk menemukan jati dirinya di tengah-tengah masyarakat. 

Dalam tulisan singkat ini P e n u l i s i n g i n menjelaskan faktor penyebab kenakalan remaja, peran orang t u a s e b a g a i penanggung jawab utama, serta pesan singkat kepada para orang tua dan remaja. Kenakalan remaja merupakan terjemahan bebas dari juvenile delinquency. Yaitu perbuatan-perbuatan negative seperti perkelahian, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan sebagainya. Banyak faktor yang menyebabkan seorang remaja menjadi nakal. Diantaranya adalah faktor keluarga, masyarakat, dan pengaruh budaya asing. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan majunya teknologi di masa sekarang, kesempatan remaja untuk berinteraksi dengan dunia luar semakin terbuka lebar. Oleh karena itu peran orang tua sangat diharapkan dalam menanamkan nilai- nilai aqidah dan moral yang benar. Karena pendidikan pertama a d a l a h d a l a m keluarga. K e l u a r g a berperan penting dalam mencegah kenakalan remaja. Orang tua yang baik d i t u n t u t u n t u k memperkenalkan nilai-nilai agama, moral dan sosial kepada anak-anaknya. Perilaku Ayah dan Ibu di rumah haruslah menjadi contoh teladan bagi si buah hati. Ibarat kata pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. 

Nah, jangan sampai rumah kita kotor dengan kencing dimana-mana, hehe… Maksudnya, jangan biarkan anak-anak generasi penerus kita rusak dan kotor dengan pengaruh nilai-nilai yang tidak Islami. B i m b i n g l a h m e r e k a d a l a m beraktivitas di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar. Kepada para Ayah dan Ibu, rangkullah anak-anakmu dengan penuh kasih sayang supaya mereka tidak nakal-nakal lagi. Bagaimana caranya? (wah, seolah-olah saya sudah pengalaman sekali ni, hehe…). 

Mulailah dengan hal-hal sederhana. Mother Theresa pernah berpesan, “Speak tenderly to them. Let there be kindness in your face, in your eyes, in your smile, in the warmth of your greeting. Always have a cheerful smile. Don't only give your care, but give your heart as well” (bicaralah dengan penuh kasih sayang dengan anak-anakmu. Nampakkan kebaikan di wajahmu, di kedua matamu, dalam senyumanmu, dalam hangatnya sapaanmu. Selalu tersenyum ceria. Jangan hanya memberikan mereka perhatianmu, tetapi berikan juga mereka hatimu). Indah sekali bukan? Namun, apakah para orang tua sekarang melakukan hal-hal sederhana tersebut? Yang sering terjadi adalah Ayah dan Ibu sibuk bekerja di luar rumah sementara anak-anak terlantar tanpa bimbingan agama dan kasih sayang. Ketika pulang ke rumah mereka menampakkan muka kelelahan dan cemberut. 

Nah, ketika anak-anak remaja menjadi nakal maka siapakah yang salah? Tak perlu susah-sasah mencari sosok orang tua teladan. Lihatlah bagaimana Nabi Muhammad SAW dan Khadijah membimbing anak-anaknya. Perhatikan bagaimana para Sahabat, Tabi'in dan Tabi' Tabi'in serta para Ulama mendidik anak-anak mereka. Mereka menanamkan nilai-nilai aqidah dan moral dalam interaksi sehari-hari. Kalau anak-anak diajarkan nilai- nilai kebaikan agama sejak dini, maka mereka akan tumbuh sesuai dengan garis fitrah di jalan Allah SWT. Memang tidak ada jaminan 100% anak-anak di zaman modern ini akan menjadi tidak nakal. Namun, kalau sudah di didik sedemikian rupa dengan ilmu agama masih menjadi nakal, apalagi kalau tidak dibekali dengan ilmu agama sama sekali. Akhirnya kepada para remaja, jangan nakal-nakal yah! Apa untungnya sih? manfaat tidak ada, yang ada malah mudharat. Sekolah yang benar dan focus dalam belajar. Ismail Menk, seorang Mufti di Zimbabwe, berpesan, “Whilst trying to focus during our years in high school, we can easily get distracted by becoming incorrectly absorbed by the mobile phone, internet, online or real life friends, materialism, following the latest trends, the opposite sex etc (sementara kita mencoba untuk focus selama masa-masa sekolah, kita dengan mudahnya terjerumus secara tidak benar dengan hand phone, Internet, kawan online atau k a w a n d i d u n i a n y a t a , materialistis, mengikuti trend terbaru, lawan jenis, dan sebagainya). Falling in this regard can sometimes alter our lives permanently or force us to revise our dreams (terbenam dalam hal- hal tersebut kadang-kadang dapat mengubah hidup kita secara permanen atau memaksa kita untuk membetulkan kembali cita- cita). There is a time and a limit for everything. Be responsible, be patient, be mindful and most of all, be focused (semuanya ada masa dan batasnya. Jadilah orang yang bertanggung jawab, penuh kesabaran, berpikiran jernih dan focus). 

Wahai remaja-remaja Islam khususnya, apakah kalian siap memperbaiki diri? Orang sudah terbang ke luar angkasa, kita masih suka bolos sekolah dan nongkrong di warung kopi. Orang sudah bisa menciptakan teknologi komunikasi dan media sosial, kita malah sibuk galau dengan status-status Facebook yang tidak jelas. Saatnya kita bangun dan berprestasi untuk kemajuan ummat. Bismillah! 

(Malaysia: April 26, 2013/1.00 a.m.)
SHARE :
 
Top