Anak ber Akhlakul karimah itu tidak dilahirkan tetapi hasil dari didikan. Semua orang dari anak-anak hingga orang dewasa kini mempunyai tetangga tidak hanya dilingkup keluarga sekitar tempat tinggal tetapi juga global karena kemajuan teknologi informasi. Sabda Rasul SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi. (HR. Bukhari).

Globalisasi merupakan suatu dampak akibat melesatnya teknologi bidang komunikasi yang dalam hitungan detik dapat mengubah cara berpikir manusia, yang dapat memberikan dampak positif dan negatif pada setiap individu,komunitas dan masyarakat dunia. Anak – anak kita kapan saja dan dimana saja dapat mengakses informasi dan budaya yang datang dari luar. Tidak sedikit orang tua dan guru yang belum siap menghadapi tantangan global.Usaha mendidik anak tidak semudah membalik tangan. 

Semua pihak sangat memerlukan kesabaran, kreativitas yang tinggi,dan memperdalam pengetahuan tentang cara-cara memberikan edukasi yang tepat kepada anak. membesarkan anak di era globalisasi seperti ini, harus lebih ekstra memberikan perhatian dalam mendidik . Mendidik di era globalisasi haruslah mempunyai landasan yaitu ajaran Islam yaitu iman dan taqwa,agar dapat menumbuhkan kembali tujuan hidup menurut Islam. Hadist Rasulullah : Didiklah anakmu karena ia hidup bukan di zamanmu . Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Anak merupakan amanah, harapan dan cita-cita agama,bangsa dan negara di masa depan.

Mendidik bukan hanya mentranfer ilmu dari apa yang telah dimiliki kepada anak sesuai tuntutan kurikulum,namun mendidik itu harus harus dilakukan secara kontinyu dan kompeherensif,sehingga ilmu yang dimiliki anak akan berkesinambungan dan dapat di aplikasi dalam kehidupan. Seiring dengan tumbuh kembang anak, timbullah perubahan-perubahan baru pada anak baik itu tentang sikap dan perilaku,cara berpikir dan bersikap.Bila orang tua, guru dan masyarakat mendidik anak dengan penuh dedikasi,ikhlas dan sadar bahwa anak adalah ujian,maka kelak ketika beranjak dewasa anak akan menampakkan kesantunan, berbakti kepada orang tua, berprestasi di sekolah, bergaul dengan baik dengan lingkungan, namun bila sebaliknya, akan muncul hal yang mencemaskan orang tua,guru dan masyarakat dengan sikap dan perilaku anak yang tidak terkendali. 

Lalu bagaimana orang tua, guru dan masyarakat menjembatani dalam mendidik anak di era global ? Orang tua (keluarga) Sebelum anak mengenal dunia lain yang terlebih dahulu anak mengenal keluarga,pengaruh keluarga terhadap perilaku anak sangat besar,karena dalam keseharian anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga daripada dengan yang lain,disamping juga keterikatan secara emosional.Oleh karena itu orang tua (keluarga) adalah peletakan batu dasar pertama untuk pendidikan anak untuk sikap dan perilaku yang seperti tata krama,sopan santun,disiplin dan sikap baik lainnya. Terkadang orang tua sering mengabaikan perilaku anak dan sepenuhnya mempercayakan semua kegiatan anaknya kepada pihak sekolah dalam mendidik untuk pengembangan potensi anaknya.

Hal inilah yang tanpa disadari orang tua bisa menjadi celah pengabaian terhadap sikap dan perilaku anak,sehingga kontrol sikap perilaku tidak terjadi link antara rumah (keluarga) dengan guru (sekolah).Mengontrol anak tidak harus dengan mengikutinya setiap detik dan waktu,namun bisa orang tua lakukan misalnya dengan menanyakan dengan siapa dia bermain,apa yang diajarkan gurunya atau apakah ada PR,dan sebagainya.Hal ini sangatlah mudah untuk dilakukan,ditengah kesibukan orang tua dengan aktifitasnya cobalah sempatkan waktu untuk menyapa anak kita,supaya ada tanggung jawab dan peran kita sebagai orang tua. 

Ditengah keluarga jauhi pola mendidik otoriter yang bisa membuat anak menjadi pasif,terapkan pola mendidik dengan demokratis,saling menyayangi,tanggung jawab,komunikasi yang baik dengan anak,saling menghargai,keluarga yang disiplin,tanamkan sikap dan perilaku hidup bersih,tidak memberi kebebasan yang tidak bermamfaat,mengenali tahap perkembangan anak dan orang tua harus mengikuti perkembangan zaman.  Guru Guru adalah sosok yang di gugu dan ditiru, secara formal guru sebagai pendidik,pengajar dan pelatih.Di era globalisasi sekarang ini, semakin maju nya cara berpikir anak yang dipengaruhi perkembangan zaman, maka guru dituntut untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam mengajar dan mendidik. 

Guru bukan hanya bertugas mentransfer ilmu saja kepada siswa namun juga membimbing dan membina siswa untuk membentuk moral dan budipekerti yang baik. Apalagi dengan perkembangan zaman, siswa sibuk sibuk menggeluti atau pun mencaritahu teknologi-teknologi canggih yang muncul karena rasa ingin tahu yang tinggi. Maka tak heran bila siswa lebih cepat tahu mengenai informasi-informasi actual yang sedang terjadi daripada gurunya sendiri. Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa mengembangun tiga intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional, dan moral. 

Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar terpatri dalam dirinya. Kemudian system pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga menjadi penting bagi guru, sehingga dapat megembangkan seluruh potensi diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk maju yang diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati melalui belajr mandiri (self study) yang kuat. Dengan perkembangan bidang teknologi informasi semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu pengetahuan, sehingga dunia pendidikan harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin.  Lingkungan masyarakat Lingkungan tempat tinggal akan berdampak besar pada perilaku dan kepribadian seseorang, karena seringkali pengaruh teman sebayanya dapat mengalahkan pengaruh guru maupun orang tua. 

Gaya hidup lingkungan sekitar juga mampu merusak tatanan yang sudah diajarkan disekolah, yaitu yang berkaitan dengan moral seperti tingkah laku dan menghormati orang yang lebih tua seringkali diabaikan karena pengaruh kebiasaan orang-orang yang ada disekitar kita. Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam menghadapi arus globalisasi yang akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena kewajiban kita adalah bagaimana berinteraksi dengannya secara positif. realitas globalisasi ini tidak semuanya buruk, dan tidak pula semuanya baik. Karena itu kita harus menyikapinya lewat berbagai bentuk artikulasi yang kritis namun proporsional. 

Pangkal dari arus globalisasi yaitu berada pada kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu membawa kepada perubahan-perubahan dalam bidang pendidikan. UU nomor 17 tahun 2007 merumuskan misi agar Indonesia ikut berperan penting dalam pergaulan dunia Internasional. Misi ini tidak mungkin bisa dicapai tanpa adanya sensitifitas global yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. Karena itu melalui pendidikanlah yang mampu menumbuhkan sensitifitas atau kesadaran global ini. Bukan malah menjadikan arus globalisasi yang menggrogoti pendidikan di Indonesia. 

Menjembatani pendidikan secara maksimal sesuai tupoksi masing-masing sangatlah penting untuk Pembentukan sikap dan perilaku anak bangsa yang memiliki kepedulian terhadap dunia global. generasi muda diharapkan mampu mengikuti perkembangan dunia global secara kritis. Tidakhanya terlarut dalam berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi. Apalagi sampai ikut sebagai pelaku berbagai kejahatan Internasional. Harapannya adalah generasi yang mampu memberikan solusi bagi masa depan dunia yang lebih maju dan damai sejahtera.

Penulis merupakan Guru SDN 1 Indrapuri

Referensi :
1.      Pendidikan Antropologi '09 Oleh : Afriani Simanjuntak
2.      https://totoyulianto.wordpress.com/.../islam-dan-pendidikan-anak-di-eraglobalisasi/tera.


SHARE :
 
Top