Dok. IST
LAMURIONLINE.COM I BANDA ACEH - Menyambut bulan Suci Ramadhan 1440 Hijriah/2019 H, Keluarga Besar Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) melaksanakan meugang bersama anak yatim wartawan dan fakir miskin di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar. 

"Ada 65 anak yatim dan fakir miskin yang disantuni KWPSI tahun ini dengan membagikan daging meugang kepada mereka, baik yang diserahkan di lokasi meugang maupun yang diantar langsung ke rumah," kata Ketua KWPSI Azhari didampingi Sekjen KWPSI Muhammad Saman di lokasi meugang, Gampong Gla Meunasah Baroe, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Sabtu (4/5).

Azhari memyebutkan, meugang tahun 2019 panitia menyembelih dua ekor lembu yang dibeli dari hasil urunan (meuripee) para anggota, jamaah pengajian dan simpatisan KWPSI. Kegiatan meugang dengan sistem meuripee sudah menjadi agenda rutin KWPSI dalam merawat tradisi dan berbagi kebaikan kepada mereka yang membutuhkan sejak 2013.

Bukan hanya itu, tradisi meugang juga menjadi ajang silaturahmi antar sesama wartawan dan keluarga besar KWPSI. Apalagi saat pembagian daging turut dirangkai dengan kenduri dengan menu 'Kuah Beulangong' di lokasi pembagian daging meugang. 

Lebih lanjut Azhari berharap, dengan adanya pembagian daging meugang dapat meringankan beban terutama anak yatim dan fakir miskin dalam menghadapi hari meugang yang memang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh. 

Kegiatan meugang KWPSI dilaksanakan di Gampong Gla Meunasah Baroe, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, turut dihadiri Tokoh Pers Aceh yang juga Sekretaris Dewan Pembina KWPSI Harun Keuchik Leumiek, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh Muhammad Hamzah, Mantan Karo Humas Setda Aceh, Mulyadi Nurdin, Perwakilan Pemerintah Aceh dalam hal ini diwakili oleh M Gade dari Biro Humas, Perwakilan Kepala Baitul Mal Aceh Sayed Muhammad Husen dan Hayatullah, serta tamu undangan lainnya. 


Dalam kesempatan tersebut, Harun Keuchik Leumiek mengapresiasi kegiatan meugang dilaksanakan KWPSI yang sudah berjalan 7 tahun, dan berharap kegiatan sosial seperti meugang bersama anak yatim dan fakir miskin dapat dilaksanakan terus setiap tahun, karena sangat membantu meringankan beban anak yatim dan fakir miskin saat meugang.

Dalam budaya masyarakat Aceh, kata wartawan senior ini, meugang sudah menjadi tradisi secara turun temurun, untuk merayakannya harus ada daging walau hanya sedikit.

Bahkan seorang menantu laki - laki saat pulang ke rumah tidak lengkap rasanya kalau belum membawa daging meugang. (*/smh)
SHARE :
 
Top