Oleh Sri Suyanta Harsa
sumber ilustrasi: Batamnews.com
Muhasabah 4 Rajab 1441
Saudaraku, bila muhasabah yang baru lalu tentang peringatan untuk tidak mendekati pohon tamak, maka hari ini, pohon larangan lainnya yang harus juga dijauhi adalah pohon hedonis. Walaa taqrabaa haadihi al-syajarats! Dan janganlah kamu sekalian mendekati pohon "hedonis" ini!

Secara umum, hedonis dipahami sebagai gaya hidup atau perilaku yang terus memburu kesenangan demi kesenangan yang biasanya bersifat duniawiah materialistik. Karena cenderung materialistik, maka ukuran kesuksesan pun juga pada hal-hal duniawiyah yang diraihnya; berapa negara yang telah dikunjungi seberapa melimpah kekayaannya, dan seberapa tinggi jabatannya yang diembannya, berapa rumah yang telah dibangunnya, jumlah mobil mewahnya, hpnya, dan seterusnya.

Orang hedonis dalam kesehariannya nampak pada perilakunya. Gaya dan pakaiannya maunya perlente, kendaraannya bisa gonta ganti, sekali porsche, kali lainya BMW, range rover hummer, ferrari, lamborghini, alphard, landcruiser, fortuner juga lainnya. Isi dompetnya penuh dengan ATM dan kartu kredit saking banyaknya tabungan di banyak bank. Kalau tidak pergi pesiar ke berbagai negeri, tidur di satu hotel ke hotel lainnya. Dalam skala umum, penginnya hidup ini ya hanya bersenang-senang. Begitulah gaya hidup hedonis yang terus memburu kesenangan materi.

Bilapun hidup dan penghidupannya melimpah cukup untuk memenuhi keinginan materislistik hedonistik tersebut, tetap saja dinilai berlebihan sebagai perilaku boros dan mubazir sehingga tidak etis, kontra dengan akhlak al-karimah. Apalagi bagi yang hidup dan kehidupannya biasa-biasa saja, maka hanya akan mempersulit diri saja. Oleh karenanya gaya hedonis sering melatari ragam tindak tercela lainnya, seperti cenderung konsumtif, koruptif, pemalas dan tindak kriminal lainnya. Na'udzubillahi min dzalika?

Allah berfirman yang artinya, Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Qs. Al-Hadid 20)

Oleh karena itu kita berlindung hanya kepada Allah dari sifat dan sikap hedonis. Allah mengingatkan, Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Qs. Al-Hadid 21)

Ketika dapat terhindar dari sifat hedonis, maka kita layak mensyukurinya baik di hati, lisan maupun perbuatan nyata. Pertama, meyakini sepenuh hati bahwa memeluk akhlaqul karimah akan menjadi mulia dan dimuliakan. Namun juga harus dibarengi dengan menjauhi sifat hedonis dan akhlak tercela lainnya. Kedua, mensyukuri dengan terus memujiNya dan memperbanyak mengucapkan alhamdulillahi rabbil 'alamin, semoga Allah melindungi kita dari sifat hedonis dan akhlak tercela lainnya. Dan dapat menghiasi diri dengan sifat qanaah. Ketiga, mensyukuri dengan tindakan nyata yaitu menjauhi sikap hedonik, boros dan akhlak tercela lainnya sembari berhias diri dengan akhlaqul karimah.

Sehubungan dengan tema muhasabah hari ini, maka dzikir pengkodisian hati penyejuk kalbu guna menjemput hidayahNya adalah membasahi lisan dengan lafal ya Allah ya Ghafur, ya Allah ya Ghafur ya Allah ya Ghafur dan seterusnya. Ya Allah, zat yang maha mengampuni, kami berlindung kepadaMu ya Rabb dari sikap yang tercela.
SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top