Oleh: Nursalmi, S.Ag
Penulis Buku Madrasah Ramadan
Istilah insecure sudah tidak asing lagi, khususnya di kalangan remaja. Insecure adalah perasaan tidak nyaman dalam diri, merasa penuh kekurangan tanpa melihat kelebihan yang dimiliki. Perasaan ini bisa memunculkan kecemasan, rasa malu, bahkan hilangnya kepercayaan diri.
Sesungguhnya setiap manusia pernah merasakan insecure dengan kadar berbeda-beda. Bahkan para sahabat Nabi pernah merasa demikian ketika membandingkan amal ibadah mereka dengan sahabat lain dalam hal sedekah, shalat berjamaah, maupun jihad fi sabilillah. Perasaan itu masih dalam batas wajar.
Faktor Penyebab Insecure
Insecure dapat muncul dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal: merasa serba kurang, baik dari segi fisik, harta, ilmu, atau penampilan. Perbedaan warna kulit, pendidikan, ekonomi, dan status sosial juga sering menumbuhkan rasa minder. Akibatnya, seseorang enggan bergaul, menutup diri, dan menjadi introvert.
Sementara faktor eksternal: dipengaruhi lingkungan, seperti mendengar komentar orang lain, merasa dipandang sinis, atau ditinggalkan teman. Padahal, belum tentu semua itu sesuai dengan kenyataan.
Mengubah Insecure
Perasaan insecure akan melemahkan mental bila tidak segera diatasi. Caranya dengan memperbanyak syukur. Allah SWT berfirman: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu, dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 22)
Perbedaan fisik, warna kulit, maupun status sosial bagian dari tanda kebesaran Allah, bukan alasan untuk merasa rendah diri. Allah Swt menegaskan: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
Setiap manusia telah diciptakan dengan potensi terbaik. Rezeki pun Allah tetapkan berbeda-beda sesuai kehendak-Nya. Harta orang kaya adalah titipan Allah, di dalamnya terdapat hak orang miskin. Karenanya tidak ada alasan untuk minder ataupun sombong, sebab kemuliaan hanya ditentukan oleh ketakwaan.
Rahasia Hidup Bahagia
Kebahagiaan sejati lahir dari keikhlasan menerima takdir Allah. Syukuri perbedaan dan keterbatasan yang kita miliki. Meski tidak banyak harta, kita masih bisa bernapas, melihat keindahan alam, makan makanan sederhana, dan tersenyum. Kenikmatan yang tak semua orang bisa rasakan.
Dengan memperbanyak zikir, memuji Allah dalam setiap keadaan (Alhamdulillahi ‘ala kulli hal), dan duduk bersama orang-orang saleh, hati akan tenang. Jauhi lingkungan yang toksik, isi waktu dengan aktivitas positif, dan biasakan menghitung nikmat, bukan kekurangan.
Bersyukur akan melahirkan energi positif, menambah nikmat, serta menjauhkan diri dari rasa insecure.
Tulisan ini disampaikan dalam Kajian Muslimah di Balai Al-Ihsan, Banda Aceh.

0 facebook:
Post a Comment