LAMURIONLINE.COM I BANDA ACEH
 – Program Meuca'é yang ditayangkan Stasiun TVRI Aceh berhasil menjadi media efektif dalam mempromosikan seni tutur Aceh, salah satu seni tradisi yang sarat nilai budaya. Program ini dipandu oleh seniman Aceh, Syeh Medya Hus, yang selama ini aktif membina penyair-penyair muda melalui grup Seuengsamlakoe.

Banyak penyair Aceh lahir dari binaan Seuengsamlakoe, di antaranya Muzus G Payông, Abadi PJ, Muliadi Bayeuen, Yunis Fahendra dari Aceh Barat, serta M. Nur Lamnga yang kini aktif tampil di berbagai even dan kegiatan budaya di berbagai wilayah Aceh. “Seni tutur ini bersifat spontan, berbagai tema yang diberikan dapat langsung dikuasai dan ditampilkan secara live. Ini patut kita apresiasi,” ujar Medya Hus.

Medya Hus menambahkan, ke depan Seuengsamlakoe akan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, terutama generasi muda, agar seni tutur terus hidup di tengah masyarakat. Ia juga berharap tokoh-tokoh masyarakat dan pemirsa setia TVRI terus mendukung keberlanjutan program Meuca'é serta seni tradisi lainnya. “Kami siap membantu dalam pelestarian budaya. Dunia pendidikan juga diharapkan bisa mengambil peran agar kearifan lokal Aceh tidak hilang,” jelasnya.

Grup Seuengsamlakoe selama ini mendidik anggotanya secara langsung di berbagai kesempatan, termasuk dalam acara hajatan. Menurut Medya Hus, melatih penyair spontan bukan perkara mudah. Karena itu, ia turut mengapresiasi media elektronik yang telah memberi ruang bagi karya-karya syair Aceh untuk berkembang.


Program Meuca'é pertama kali ditayangkan sejak tahun 2023 ketika TVRI Aceh dipimpin oleh Plt Kepala Stasiun, Mahdi, dengan produser Nurdiani, S.Sos. Hingga kini, program masih terus berjalan dengan produser Bakhtiar yang melanjutkan tugas sejak 2025. Nurdiani sendiri mengaku bangga program ini mendapat sambutan positif masyarakat. “Meuca'é bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana melestarikan seni tradisi Aceh,” ungkapnya.

Dukungan terhadap program ini juga datang dari budayawan dan pemerhati Hikayat Aceh, Teuku Abdullah Sakti atau TA Sakti, yang pernah terlibat langsung dalam acara tersebut. Ia menilai Meuca'é sebagai langkah nyata TVRI Aceh dalam menjaga warisan budaya lokal. “Kita patut mendukung agar seni tutur dan hikayat tetap hidup di tengah masyarakat,” katanya.

Dengan berjalannya program ini, TVRI Aceh melalui Meuca'é semakin mempertegas komitmennya sebagai media publik yang ikut menjaga dan mempromosikan kearifan lokal Aceh untuk generasi mendatang*

SHARE :

0 facebook:

 
Top