LAMURIONLINE.COM | BANDA ACEH
- SMPIT Quantum School bekerja sama dengan Edugenzi menggelar kegiatan _Learning from Maestro_ di Jeulingke, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Rabu (10/9/2025).

Acara ini menghadirkan kombinasi pembelajaran teknologi digital sembari menguatkan wawasan pengetahuan berbasis keislaman.

Kegiatan dibuka oleh Chief Executive Officer, Semoga Raharja Wijaya, dan turut dihadiri Ketua Yayasan Cikal Khalifah Bangsa, Bunda Reka Amalia, S.E., Bapak Fachrul Farosa, serta Founder Quantum School, Ayah Rahman Hakim, MA, C.Ht, C.IMTA.

Kegiatan Learning from Maestro tersebut diawali dengan sesi motivasi untuk menumbuhkan SEMANGAT dan pentingnya teknologi dimasa yang akan datang.

Selanjutnya, siswa mendapatkan materi pembuatan website menggunakan Google Site dan Canva AI dari Muhammad Julian Setiadi, S.Kom., guru Teknologi Informasi dan Komunikasi SMPIT Quantum School. Materi ini memberikan pengalaman langsung bagi siswa dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membuat web sederhana atau portfolio digital.

Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan Quantum Podcast bertajuk “Cahaya Kelahiran Nabi Muhammad Saw”. Podcast yang ditampilkan oleh siswa SMPIT Quantum School dibuka dengan lantunan shalawat, kisah kelahiran Nabi, refleksi makna untuk remaja muslim, serta sesi interaktif berbagi nilai kepada quantum friends of values, sebutan kepada viewer quantum podcast.

Kepala SMPIT Quantum School, Mayrawati, S.Pd., Gr., dalam sambutannya menegaskan bahwa generasi Alpha tumbuh di era digital yang penuh tantangan. “Teknologi ibarat dua mata pisau, bisa membawa manfaat maupun mudarat. Karena itu, keterampilan digital harus dibarengi dengan nilai pengetahuan agar bermanfaat," ujarnya. 


Ia juga berharap siswa dapat menjadikan keterampilan digital sebagai life skill penting dalam berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. "Dengan begitu, mereka tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga inovator dan kreator karya bermanfaat,” tambahnya. 

Melalui kegiatan ini, SMPIT Quantum School berharap siswa dapat menyeimbangkan antara penguasaan teknologi modern dan nilai Islami dalam pengembangan diri, sehingga mampu tumbuh sebagai generasi yang kritis, kreatif, sekaligus berkarakter religius. (Arifin)

SHARE :

0 facebook:

 
Top