LAMURIONLINE.COM | BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (USK) memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pendidikan dan relawan tanggap bencana melalui penyelenggaraan Pelatihan Psychological First Aid (PFA) dan Kesiapsiagaan Bencana.
Inisiatif ini merupakan upaya strategis memastikan pemulihan psikologis masyarakat, khususnya anak-anak, dapat berjalan cepat, dan berkelanjutan di wilayah terdampak bencana.
Pada sesi pelatihan terbaru, USK berhasil melatih 174 guru SD dan SMP dari dua wilayah yang kerap terdampak, yaitu Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen.
Sebelumnya, USK juga telah melaksanakan pelatihan serupa bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), yang melibatkan 178 dosen, mahasiswa, guru, dan relawan dari Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Dengan demikian, total peserta pelatihan PFA dan Kesiapsiagaan Bencana yang difasilitasi USK telah mencapai 352 orang.
Ketua Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tanggap Darurat Bencana USK, Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep, M.Si, FRSPH, menjelaskan kepada media di Banda Aceh, Rabu (31/12/2025), pelatihan ini dirancang sebagai strategi jangka menengah untuk memperluas jejaring penolong awal di tingkat komunitas.
“Semakin banyak guru, dosen, mahasiswa, dan relawan yang terlatih, semakin kuat pula sistem dukungan psikososial di masyarakat. Ini penting agar pemulihan pascabencana dapat berlangsung lebih cepat dan berkelanjutan, terutama bagi pemulihan psikologis anak-anak sekolah,” ujar Rina.
Dalam pelatihan ini, peserta dibekali pemahaman dan keterampilan dasar PFA, termasuk cara mengenali reaksi stres pada anak, memberikan dukungan psikologis awal yang tepat, serta membangun lingkungan belajar yang aman dan suportif pascabencana. Materi kesiapsiagaan bencana juga diberikan untuk memperkuat peran sekolah dalam upaya mitigasi risiko.
Dr. Marty Mawarpury, M.Psi, Psikolog, selaku Penanggung Jawab Kegiatan Psikososial Tim PKM SAHABAT, menambahkan bahwa pendekatan PFA menjadi pondasi penting dalam respons awal pascabencana.
“Psychological First Aid membantu penolong memberikan dukungan yang sederhana namun bermakna, dengan menekankan rasa aman, ketenangan, dan keterhubungan. Ketika guru dan relawan memahami prinsip ini, anak-anak akan lebih terlindungi secara psikologis dalam proses pemulihan," jelas Marty.
Pelatihan dilaksanakan secara partisipatif melalui diskusi, studi kasus, dan simulasi sederhana yang disesuaikan dengan konteks sekolah dan komunitas, sehingga materi dapat langsung diterapkan oleh peserta di lapangan.
Kegiatan pelatihan PFA dan kesiapsiagaan bencana ini merupakan bagian integral dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tanggap Darurat Bencana yang dilaksanakan oleh USK dan didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Program PKM ini diketuai oleh Rina, dengan mengangkat judul Program SAHABAT: Pendidikan Darurat, Kesiapsiagaan, Pendampingan Psikososial, dan Logistik Bergizi bagi Anak di Wilayah Terdampak Siklon Tropis Senyar Tahun 2025 di Aceh. (Sayed M. Husen)

0 facebook:
Post a Comment