Aceh memiliki sangat banyak
keaneka-ragaman jajanan kuliner dan
sangat khas. Menurut sebagian orang,
kuliner di Aceh sangat identik dengan
kuliner lainnya di Timur Tengah. Ini tidak
bisa dipungkiri lagi mengingat sejarah
peradaban Kerajaan Aceh yang bermitra
dengan kerajaan lain di Timur Tengah.
Beberapa jajanan yang sangat khas dari
Aceh diantaranya, Timphan, Kue Karah,
Pisang Salee, Kue Seupet, Lepat Gayo,
Leumang Oen, Mie Aceh.
Timphan
Timphan merupakan kue khas dari
aceh yang biasanya berisi parutan kelapa
yang bercampur gula dan srikaya
(sepanjang pengetahuan saya srikaya
merupakan modifikasi dari kelapa) yang
di bungkus dengan pucuk daun pisang.
Timphan ialah kue yang dianggap sangat
spesial dan
di sajikan di
hari spesial
pula seperti
p a d a h a r i
r a y a
m a u p u n
h a r i - h a r i
besar di Aceh.
Kue Karah
Karah merupakan kue yang sangat
unik, mengingat dari bentuknya seperti
bulan sabit dan bentuk susunannya yang
sangat mirip dengan serabut. Karah
terbuat dari tepung beras yang ditiriskan
melalui sebuah batok kelapa yang
digantung serta di ayun-ayunkan diatas
wajan penggorengan. Penyajian karah
dengan ecangkir kopi maupun dengan
teh akan pasangan sempurna jika
disajikan bersama pada saat waktu
beristrirahat. Pada acara upacaraupacara
tradisional seperti di wilayah
Aceh Barat dan sekitarnya karah tidak
pernah absen.
Pisang Salee
Oleh-oleh khas dari aceh yang satu
ini juga bisa dibilang oleh-oleh wajib
sebagai buah tangan kepada rekanrekan
kita yang lain di perantauan. Di
kota Padang (Sumatera Barat) sendiri
pisang sale sudah menjadi pesanan yang
sangat sering dipesan oleh warga padang
kepada mehasiswa di kota padang yang
berasal dari aceh untuk dibawakan ketika
mereka kembali kota Padang.
Pisang sale merupakan pisang jenis
khusus yang di asapi, namun sudah pasti
pisang ini sudah dikupas sebelumnya.
Karena pisang yang di asapi tersebut
pisang yang sudah sangat masak sudah
tentu rasa dari pisang salee ini sangat
manis beserta tekstur dari pisang ini
sendiri. Di beberapa daerah pisang sale
ini ada juga yang diiris tipis untuk
digoreng dan tetap juga bernama pisang
sale.
Kue Seupet
Nama kue seupet ini berasal dari
proses pembuatannya yakni dengan di
seupet (di jepit). Kue seupet ini ada yang
berbentuk pipa dan ada juga yang
berbentuk kipas tergantung bagaimana
yang di keheendaki pada saat proses
pembuatan.
Kue yang mempunyai rasa yang
manis ini di buat dengan proses
pemanggangan dengan alat yang
berbentuk persegi dan mempunyai
gagang yang panjang. Di ujung gagang
yang berbentuk persegi itulah dimana
adonan tepung tersebut di jepit dan
memiliki batasan berbentuk lingkaran
dengan diameter 20 cm serta motif dalam
lingkaran tersebut. dikarnakan batasan
dari cetakan pemanggangan tersebut
hasil dari kue seupet ini tetap berbentuk
lingkaran yang pada akhirnya ada yang
dibentuk dengan dilipat menjadi empat
bagian, namun ada juga sebagian yang
menggulungnya.
Lepat Gayo
Lepat Gayo merupakan penganan
yang sudah dianggap wajib bagi setiap
ibu-ibu di dataran tinggi Aceh (Aceh
Tengah.red) di bulan ke sembilan pada
tahun Hijjriah. Hidangan yang disajikan
pada saat berbuka dan sahur ini
merupakan menu penambah energi pada
saat berpuasa, ini karena kandungan
kalori pada Lepat Gayo ini sangat tinggi.
Penganan yang terbuat dari tepung beras
ketan dan berisi kelapa manis di
dalamnya serta dibungkus dengan daun
pisang yang sudah di layu tersebut dapat
bertahan hingga beberapa bulan dan ada
yang satu tahun lamanya. Supaya awet
lepat gayo digantung pada para-para
diatas tungku masak, sehingga terasapi
setiap saat.
Ine-ine (ibu-ibu.red) di dataran
tinggi Aceh biasanya dalam membuat
lepat Gayo ini melakukannya secara
bersama-sama, baik itu dengan seluruh
sanak saudara maupun bersama para
tetangga. Ini tidak lain hanya dengan
satu maksud yaitu untuk menambah
keakrabatan yang ada di lingkungan
warga tersebut.
Lepat Gayo yang diasapi dan sudah
berumur lama mengalami beberapa
perubahan, diantaranya teksturnya
berubah menjadi keras. Dan untuk
m e m a k a n n y a L e p a t G a y o h a r u s
dipanggang terlebih dahulu. Sedangkan
untuk Lepat Gayo yang masih berumur
muda hanya melalui proses pengukusan
sebelum di hidangkan dan dimakan
bersama-sama.
Leumang Oen
Leumang Oen sama juga halnya
dengan Leumang Buloeh, hanya saja
media pembungkusnya yang berbeda.
Jika leumang buloeh menggunakan
bambu sebagai media pembungkusnya,
maka leumang oen menggunakan daun
p i s a n g s e b a g a i p e m b u n g k u s nya .
Perbedaan lainnya pada leumang oen ini
ialah sebelum leumang oen di panggang
b e r a s k e t a n n y a s u d a h d i k u k u s
sebelumnya dengan santan.
Leumang oen ini hanya dibeberapa
daerah di Aceh yang mengenalnya,
sedangkan leumang buloehsudah sangat
populer apalagi pada saat momen
menyambut bulan suci Ramadhan (Mak
Meugang), menyambut hari Raya baik
Idul Fitri maupun Idul Adha.
Mie Aceh
Ternyata, Mie Aceh tidak hanya
terdapat di kota-kota yang berada di Aceh
saja. Malah mulai menyebar ke berbagai
kota lain dinusantara dan di dunia
lainnya. Katakanlah seperti, Malaysia,
Singapore, Thailand, Arab Saudi, Mesir,
Je rman dan Ame r ika. Umumnya,
panganan Mie Aceh di negara-negara
t e r s e b u t , awa l nya d i p e r ke n a l k a n
langsung oleh masyarakat Aceh yang
berdomisli di negeri itu. Kemudian,
karena rasanya dinilai unik, mendorong
beberapa resto Asian Food di negara
tersebut mengadopsi menu istimewa Mie
Aceh, lalu menjadikannya bagian dari
menu suguhan mereka di resto tersebut.
Mie ini tersedia dalam dua jenis cara
masak yang berbeda yakni mie goreng
basah (dengan kuah Sup) dan ada juga
yang di goreng kering.
Sumber : Gampongaceh.org