Imam Luthfi (2) Bocah Lamleubok,
Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh
Besar, membutuhkan bantuan dan
uluran tangan para pembaca dan para
dermawan.
"Dari relung hati yang teramat dalam saya
ingin mengungkapkan keresahan hati yang
selalu menuai air mata semoga para
pembaca dapat memberi tanggapan atau
jalan keluar yang dapat meringankan beban
yang sangat memilukan ini," ujar
Nurmawanty (42), sang Ibu saat
diwawancarai Tim Lamuri Peduli, Kamis
(08/02).
I a m e n j e l a s k a n , b e r a w a l
dipertengahan 2012 putranya
mengalami perawatan di RSU ZA
Banda Aceh karena panas badan
dan kejang-kejang. Dari analisis
dokter putranya di CT Scan. Dari
hasil CT Scan ternyata ada cairan
yang menumpuk di kepalanya dan
harus dioperasi. “Padahal ia dalam
keadaan koma, dan begitu sadar
dari komanya ia menjerit histeris
dan kesakitan, hal ini berlanjut
hingga 3 hari lamanya” jelas Nurma
Tepat 22 Juli 2012 putranya yang saat itu baru
berusia 53 hari dioperasi dan ditangani oleh
Dokter Spesialis Bedah Saraf RSUZA Banda
Aceh. Keadaan Luthfi saat itu sangat labil, ia
juga mengalami OBNU Priodik. “Operasi
berjalan dengan baik, dokter bilang ia cepat
sadar ternyata sudah 2 x 24 jam setelah
operasi ia belum sadar” terangnya.
Dua minggu setelah operasi orang tua
Luthfi itupun memutuskan untuk rawat
jalan hingga sekarang. Keanehan pun
terjadi, Pasca operasi kepala Luthfi tumbuh
kembangnya tak normal lagi. Batok tengah
kepalanya meninggi sedang jidat masuk ke
dalam batok kepalanya. “Mengingat waktu
lahir normal-normal saja, hal ini sangat
mengguncang kami sekeluarga, saat ini yang
membuat kami sangat resah bukan saja
masalah kepalanya, tapi kaki putra kami pun
sekarang bengkok dan motoriknya tidak
berkembang sama sekali” lanjut Nurma.
Di saat konsultasi dengan dokter bedah
saraf yang menanganinya pertama kali,
dokter mempertanyakan kenapa hal itu bisa
terjadi “saya terkejut sekali, bukankan
pertanyaan itu sebenarnya saya yang
mempertanyakan ?” kata Nurma
“Satu tahun setengah telah berlalu, harihari
kami jalani dengan air mata yang
menyesakkan dada dibarengi dengan usaha
semampu kami, karena hal inilah saya
memaparkan secuil keresahan hati kepada
para pembaca, semoga ada pakar yang
budiman yang mau membaca dan memberi
saran ataupun masukan ataupun uluran
tangan dalam masalah ini. Jawaban,
bantuan dan tanggapan semua pihak sangat
kami harapkan untuk membantu
meringankan masalah kami” harap Nurma
mengakhiri wawancaranya.
Semoga rahmat Allah selalu tercurah
kepada kita yang peduli kepada sesama.
Tanggapan bisa dikirimkan ke email :
l a m u r i b u l l e t i n @ g m a i l . c o m a t a u
menghubungi ke nomor : 085277577970.
Untuk bantuan dan uluran tangannya bisa
menghubungi Redaksi Lamuri Peduli yang
beralamat di Desa Sinyeu (Samping Klinik
S u m b e r S e h a t ) I n d r a p u r i a t a u
kirim/transfer ke rekening (BQ ABU
Indrapuri) 301.M01.02728 a/n Abrar
(Buletin Lamuri) atau BRI Unit Lambaro :
3906-01-003346-53-9 a/n Herman
Editor: Tim Lamuri Peduli@2014