Giok atau jade adalah sejenis batu "permata hijau" salah satu dari jenis batu permata yang di dalamnya terdiri dari banyak unsur mineral yang telah ditemukan dan digunakan oleh bangsa timur selama  beribu-ribu tahun lalu. Selama perjalanan sejarah, giok telah dikenal sebagai asesoris dan perhiasan selama ribuan tahun yang lalu oleh peradaban manusia. Bahkan juga diagungkan sebagai "batu penyelamat" bahkan sebagai "batu kesehatan" oleh suku-suku bangsa di Asia Timur dan di benua Afrika ataupun Amerika. Bahkan dalam dunia medis dewasa ini juga dipercaya dapat meningkatkan kesehatan yang juga telah dipakai dalam peradaban manusia pada ribuan tahun lalu. 

Hal ini banyak tercatat dalam banyak buku kesehatan kuno dan diakui sebagai salah satu sumber energi dari alam.   Demam giok. Inilah yang melanda masyarakat Aceh akhir-akhir ini. Ia menjadi pembicaraan hampir seluruh masyarakat mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Ia juga menjadi topik hangat yang selalu diperbincangkan di setiap tempat mulai dari pasar-pasar loak, warung kopi, acara-acara pesta sampai masuk di tempat- tempat perkantoran. Pendeknya, topik giok sekarang ini tidak lagi dibatasi oleh tempat, waktu, kelamin maupun usia. Jika dilihat secara ekonomi, fenomena ini tentu saja menguntungkan. Sebab kehadiran giok saat ini ternyata telah turut menambah geliat ekonomi di Aceh. 

Sebagian masyarakat ada yang menjadikan giok sebagai lahan baru untuk mencari nafkah dengan menggali lahan-lahan yang menjadi sumber giok. Pedagang-pedagang giok pun bermunculan bak jamur di musim hujan, mulai dari pedagang giok tradisional di pinggir jalan sampai di pusat-pusat perbelanjaan modern seperti di mal-mal. Namun di balik kemeriahan giok tersebut, muncul sebuah kekhawatiran, di mana disadari atau tidak, pemahaman sebagian masyarakat tentang giok ternyata berdampak pada agama. Ada sisi lain pemahaman giok yang telah membuat sendi- sendi kemurnian Agama Islam menjadi tergerogoti, bahkan pemahaman masyarakat tentang giok terkadang berseberangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Usaha giok boleh-boleh saja asal itu tidak keluar dari jalur agama islam, tidak keluar dari batas syariat. Jangan lalai dengan batu giok sehingga ibadah di nomor duakan bahkan samapai hilang, itu yang jangan sampai terjadi. Misalnya waktu sedang asyik mengasah batu giok, terdengar suara azan, maka bergegaslah untuk sholat, bahkan alangkah baik 10 menit sebelum waktu sholat sudah menutup tempat asahan batu giok itu. Kemudian lagi, jangan sampai membuat kita syirik dengan meyakini bahwa batu model A bisa dijadikan sebagai pemanis, batu B bisa digunakan sebagai pelindung, batu C untuk kekebalan, batu D untuk ini dan itu dan sebagainya. Jangan sampai itu terjadi, jangankan dapat pahala atas apa yang kita usahakan malahan kita dapat murka Allah dengan kesyirikan. 

Pemahaman-pemahaman seperti ini sebenarnya tidak dibenarkan di dalam Islam, karena hal tersebut telah masuk ke dalam wilayah khurafat yang sangat ditentang oleh Islam, sebagaimana kita ketahui bahwa khurafat adalah kepercayaan terhadap benda-benda atau ucapan, atau peristiwa tertentu yang dianggap mempunyai kekuatan, pemahaman seperti ini tidak hanya bertentangan dengan Islam tapi juga telah membuat kita mundur kembali ke belakang seperti zaman purbakala yang berfaham Dinamisme yang mempercayai kekuatan-kekuatan benda-benda tertentu. Na`uzubillah… 
SHARE :
 
Top