Sebuah daerah pastinya  memiliki catatan sejarah serta asal muasal daerah tersebut, semua itu  tidak terlepas dari peradaban, kecanggihan serta kemegahan kebudayaannya. Sudah barang tentu didalamnya terdapat serentetan cerita yang mengharumkan nama daerah atau catatan catatan yang merusak serta mencoreng  nama baiknya. Pasang surut inilah yang mampu menyisakan khabar bagi generasi yang akan hidup nantinya.

Indrapuri sebuah kecamatan di Aceh Besar yang telah besar gaung namanya sejak dahulu. Namun harapan dan capaian kini terus digalakkan oleh para pemikir dalam wilayah Indrapuri. Hal ini bertujuan untuk menjadikan Indrapuri sebagai daerah yang berkualitas dan berasaskan pengetahuan terutama di bidang agama. Gaung ini ingin mengembalikan Indrapuri sebagai sebuah pusat peradaban yang pernah ada dalam sejarah pembangunan bangsa.

Pijakan menjadikan Indrapuri sebagai kota santri merupakan sebuah ide yang cemerlang. Karena ini menyangkut generasi kita yang kini lahir bak sebuah masyarakat yang tidak memiliki sejarah peradaban yang hebat. Seyogyanya perjalanan para ulama yang telah terukir di tanah para hindustan (moyang) ini bisa kita lestarikan sebagai wujud kesyukuran sebuah masyarakat yang lahir dari silsilah sejarah pengetahuan para ulama dan intelektual. Tahun hijriah merupakan tahun yang secara duniawi mengajak kita pada perubahan dan perpindahan (mobile). Adakalanya, kata berpindah  digunakan dikala apa yang selama ini dan sebelumnya adalah sebuah ketidakbenaran atau kesalahan. Tapi bukan berarti kita harus meninggalkan kebiasaan yang baik dan selama ini kita pelihara demi sebuah trend yang menurut kita hal yang fenomenal dan canggih.

Sejumlah kriminal pun sekarang kerap terjadi di masyarakat kita. Padahal harapan terhadap lingkungan kita sangat tidak cocok hal  yang demikian lahir. Ini disebabkan oleh masyarakat yang masih cenderung sangat erat hubungan persaudaraan dan terpelajar. Namun juga catatan dalam beberapa tayangan pada media tentang obat obat terlarang, daerah ini masuk sebagai tempat peredaran obat terlarang. Ini menyentuh pemuda kita yang kini sudah mulai meninggalkan warisan luhur dari endatu tentang pendalaman ilmu keagamaan. Maka begitulah kondisi masyarakat dalam  bentangan lumbung padi di Aceh Besar ini.

Mengambil sebuah perbandingan dibeberapa daerah dinusantara. Salat Magrib yang dilanjutkan dengan pengajian sudah sangat marak, baik di provinsi yang mayoritas muslim ataupun minoritas. Mareka telah membentuk dengan baik tata aturan tentang hal ini, Baik disusun dalam Perda, Perdes dan sebagai pijakan kuat yaitu peraturan Kemenag RI. Bukankah ini gaya hidup kita yang telah ada sejak beberapa abad silam dan esensi yang sangat efektif untuk mewujudkan kota santri ? Karena masyarakat kita tak lagi yakin  akan hal hal yang telah disusun dan dilakukan oleh orang orang terdahulu, maka gaung ini tentunya harus dikumandangkan kembali.
Istilah kota santri banyak yang mengartikan  karena banyaknya lembaga pendidikan Islam  yang terdapat didaerah tersebut. Jika ini yang menjadi sebuah patokan, maka sudah sewajarnya gaung ini dimunculkan. Karena sekarang hampir semua lembaga tersebut ada  di kecamatan kita, mulai dari sekolah agama, pondok pesantren, taman pendidikan al-qur’an, balee beut serta mesjid bahkan guru ngaji sekalipun telah mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Kini berupaya membangun kesadaran kita semua terhadap peningkatan perhatian kepada permasalahan ini. Dengan menumbuhkan rasa keikhlasan dan tidak bergantung pada nominal yang tak pernah bercukupan, serta mengurangi perbedaan paham yang menghambat proses belajar dan keegoisan sepihak  yang dapat merugikan generasi kita.

Mungkin sepintas kata kota santri untuk di daerah kita sangatlah cocok untuk memajukan generasi, tapi kita juga harus mengajak semua pihak yang berwenang untuk  mampu memberikan tugas ini pada orang orang yang semestinya serta peraturan demi berjalannya rencana yang baik dengan sempurna. Tugas ini bukanlah sebuah tugas instan dan mudah. Akan tetapi butuh waktu dan perangkat yang memang memiliki misi yang sama dengan harapan yang sedang dicanangkan.

Para generasi tua Indrapuri sudah cukup terwakili di beberapa lembaga tinggi, untuk memperoleh ide ide dan saran memang sudah saatnya kita minta untuk membangun tanah kelahiran, serta mewujudkan daerah kita sebagai kota yang telah memberi arti bagi daerah dan kota yang telah melahirkan sejumlah aset pembangunan agama dan negara.

(Adly M). Togean, 1 Apr’015
SHARE :
 
Top