Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Menatap, menjadikan kita orang-orang yang senantiasa rendah hati dan mengembalikan setiap sanjungan hanya kepada Alloh semata. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Saudaraku, semoga Alloh Swt. melindungi kita sehingga tidak menjadi orang-orang yang senang terbuai oleh sanjungan. Sanjungan itu seperti minuman yang memabukkan. Seperti orang yang mabuk karena minuman keras, maka ucapan dan sikapnya menjadi tidak normal. Demikian juga orang yang mabuk dengan sanjungan, maka ucapan dan sikapnya akan menjadi tidak normal, cenderung munafik, segala dibagus-baguskan di hadapan orang lain demi sanjungan.
Orang yang senang mencari sanjungan makhluk, hidupnya penuh dengan artifisial, rekayasa, kepalsuan. Orang yang demikian ini yang dicarinya adalah sanjungan, bagaimana caranya agar pakaian, tindakan, ucapan, penampilannya disanjung oleh orang lain. Tidak ada Alloh di dalam pikirannya, yang ada adalah sanjungan. Bukan sanjungan dari Alloh, tapi sanjungan dari makhluk.
Orang yang senang mencari sanjungan makhluk, akan gemar berbelanja dengan alasan yang remeh, mengalahkan kepentingan yang lebih utama seperti sholat. Ia akan berlama-lama di tempat belanja sampai mengakhirkan sholat, hanya demi mencari baju yang matching dengan celana atau tas atau sepatunya. Boleh saja berbelanja, tapi tidak sampai mengalahkan sholat. Boleh saja berbelanja, tapi tidak untuk mencari sanjungan makhluk.
Orang yang senang mencari sanjungan makhluk pun akan menjadikan segala yang ia rasakan menjadi bahan untuk mendapat sanjungan manusia. Saat mendapat kesulitan hidup, maka ia akan ceritakan secara dramatis agar ia disanjung sebagai orang yang tabah. Apalagi saat mendapat kesuksesan, ia akan ceritakan riwayatnya agar disanjung sebagai orang yang giat dan pantang menyerah. Bahkan orang yang seperti ini bisa saja melakukan hal-hal yang sangat berbahaya sekalipun hanya demi mendapat sanjungan sebagai pemberani. Jadi, orang yang senang mencari sanjungan itu memang sikapnya menjadi tidak normal.
Tidak ada kebahagiaan di dalam hati orang yang senang mencari sanjungan makhluk. Malah yang ada hanyalah penceritaan. Rasa gembira saat disanjung itu bukanlah kebahagiaan, melainkan hanya kegembiraan semu yang hanya beberapa detik saja. Dan, manakala sanjungan yang ia harapkan itu tidak datang, maka rasa kecewa akan ia rasakan berkepanjangan.
Maka, tidak heran Rosululloh Saw. bersabda, “Apabila kalian bersua dengan orang-orang yang banyak memuji, maka taburkanlah pasir pada muka mereka.” (HR. Abu Daud, Muslim dan Timidzi)
Hadits ini menjadi gambaran bahwa kita perlu sangat berhati-hati menyikapi sanjungan, karena sanjungan bisa menjebak kita hingga terlena. Iringi sanjungan yang datang kepada kita dengan beristighfar dan mengembalikan sanjungan itu kepada Alloh Dzat Yang Maha Terpuji. InsyaaAlloh kita akan menjadi orang-orang yang selamat. Wallohua’lam bishowab.[]

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top