Witten By Salawati Abu Bakar

Izzah, terdengar seseorang dari belakang memanggil namaku, kemudian aku membalikkan badanku untuk melihat siapa yang memanggilku. Oh kamu Jihad “kataku”. Jihad Huda adalah teman aku dari kecil sampai dewasa, kami beda usia dua tahun. Saya Izzah Asyifa mahasiswa Bimbingan Konseling di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan sekarang masih semester enam. Dan Jihad Huda juga mahasiswa Universitas Syiah Kuala dan ia sekarang masih semester 2 jurusan Bimbingan Konseling juga. Kami telah berteman sejak kami masih kecil dan kami sangat akrab. Kami sering bertukar pikiran, dan dia saling menasehati aku. Terutama yang paling banyak menasehati aku adalah Jihad Huda ini. Meskipun dia lebih muda daripada aku, namun dia selau mampu meberi nasehat dan pengertian yang bijak kepada aku dan juga dia humoris. Bahkan kami saling cerita hal-hal pribadi masing-masing kepada sahabat lain atau biasa dibilang kami saling mengangumi. 

Izzah, kamu sudah lihat mading diepan kantin? Pengumuman apa Tanya ku? Pengumuman dari FPCI International Program. Ayo kita ke kantin lihat pengumuman tersebut. Kemudian kami ke kantin untuk melihat pengumuman yang dimaksud sahabat ku Jihad. Setelah melihat pengumunan itu, aku tidak terbesit untuk menulis dan untuuk ikut karena memang aku sering pesimis untuk ikut. Ah Jihad, aku malas untuk ikut lomba ini. Aku ngak berbakat di bidang ini, nanti tulisan aku ngak lewat, buang buang waktu ja Jihad. Jangan berfikir seperti itu Izzah, kamu tidak boleh pesimis “Jihad memberiku nasehat”. Aku yakin kok, kamu bisa, cuma kamu tidak mau aja, padahal kamu punya potensi untuk itu. Kamu cuma butuh dukungan saja. Pokoknya kamu jangan kwatir kamu pasti mendukung dan bakal temanin kamu buat ikut lomba ini. Kamu ikut ya? “bujuk jihad” kita lihat natilah “jawab Izzah”. 

**** 

Keesokan harinya, hari yang begitu indah, udara yang sejuk. Emmhfss aku menghela nafas aku dan mengambil langkah untuk duduk sebentar di taman kampus Unsyiah dekat geduang AAC karena jadwal kuliah aku jam 09.00 Wib. Namun aku datang lebih awal, karena ingin bersantai sambil membaca buku untuk membuat hari-hariku lebih bermanfaat. Kemudian aku duduk dan memperhatikan semua mahasiswa yang sibuk lalu lalang, ada yang tetawa lepas, ada yang serius bahkan ada yang tegang semua sibuk dengan perasaan mereka. Kemudian terlintas dalam pikiran aku tentang pertanyaan Jihad kemarin tentang lomba yang diperlihatka di madding. Huaaahhhh.. akkkkkkkk”aku beteriak terkejut” ternyaata Jihad. Baru saja terpikir tentang lomba eh Jihah muncul. Dia tertawa terbahak-bahak karena melihat ekspresi keterkejutanku. Alah kamu ini memang suka deh buat jantung aku copot. Bagaimana tentang lomba? Jadi kan kamu ikut?. Setelah aku pikir-pikir da timbang-timbang ya, sayang juga ya kalau dilewatkan ya. Jadi aku putuskan untuk ikut. Tetapi kamu janji ya temanin aku. Oke beress itu. Kemudian karena sudah jadwal masuk ruang kami ke ruang masing-masing untuk mengikuti kuliah kami hari ini. 

“Izzah dimana? Aku tunggu didepan lapangan tugu ya? se..ka..rang !!!” pesan dari Jihad. Okey big boss “balas ku”. Kemudian aku bergegas utnuk ke lapangan Tugu untuk ketemu Jihad dan tidak tahu dech dia mau ngapain ajak ketemu di lapangan Tugu. Kemudian aku menghampiri dia yang lagi asik dengerin musik. Ganteng dan cool juga ya kalau dia lagi duduk seperti itu “gumam ku dalam hati”. Huff, apa sih yang aku pikirkan. Dia kan sahabat ku. Segera aku membuang pikiran itu jauh-jauh. Hai Jihad ada apa kamu panggil aku kesini. Ini kamu baca, kemudian dia menyodorkan sebuah buku motivasi menulis dan kiat agat bisa menjaga semangat untuk menulis. Kamu baca deh buku ini, pasti kamu bakal semangat buat menulis. Buku apa ini, nanti ngak berbobot, enggak buku ini bagus banget, pokoknya kamu wajib baca ya. kamu ini kan padahal lebih tua aku daripada kam tapi kamu nampak lebih dewasa ya daripada aku. Siapa lagi dong !!! Jihad !!! percuma dong kok aku ngak dewasa dan bijak, kan aku lulusan MUQ “MUQ adalah madrasah ulumul quran yang mencetak para hafiz dan hafizah”. Eh kamu kamu gak boleh begitu, itu sombong namanya, Astaqafirullahhal’azim “Jihad Beristigfar” Kamu sih semoga Allah ampunkan aku ya, sambil melempar senyum ke arah Izzah. 

*** 

Tiba di rumah, aku masuk kamar dan menganti pakaianku. Dan ke dapur untuk minum segelas air. Mak, ada makanan apa? aku lapar ni, seharian di kampus tapi tetap rindukan masakan mamak yang enak tiada duanya, sambil tersenyum kearah mak. Izzah merupakan anak tungal, jadi dia sangat manaja dengan orang tuamya. Aduh anak mamak ini, kalau merayu memang pandai sekali ya, padahal pengin dikasih makanan jadi mencoba rayu Mamak “kata Mak Izzah”. Coba kamu buka kulkas ada kolak di situ tadi mamak buat ayah karena ayah kepingin kolak. Kemudian, aku buka kulkas untuk mengambil kolak tersebut, Mak enak sekali masak kolak ini. Makasih Mak ya karena selalu ingat Izzah, Izzah sayang mak sama Ayah. 

Kemudian, Izzah masuk kamar dan mencoba membaca buku yang diberika oleh Jihad. Setelah membaca buku itu, aku termotivasi untuk mencoba menulis. Kemudian aku mencoba menulis, aku rangkai kata demi kata agar mudah dipahami dan bisa diterima oleh pembaca khusunya kepada panitia dan dewan juri yang megadakan lomba. Aku larut dalm dalam tulisan aku, dan tidak sadar tertidur di depan laptop. Ting.. ting.. suara alarm jam ku menunjukkan jam 00.00 Wib, kemudian aku terjaga langsung ke kamar mandi mengambil wudhu untuk sholat Isya dan sholat tahajud dua rakaat. Setelah selesai sholat dan berzikir aku kembali ke laptopku untuk melanjutkan tulisan ku sampai selesai. Tak terasa suara azan shubuh berkumandang dan Alhamdulillah tulisan ku selesai juga. Emmhh.. semoga tulisan ini bisa dikirim dan bisa diterima. Kemudian akau bangkit dari depan laptopku untuk sholat shubuh. Setelah sholat shubuh dan berzikir aku istirahat lagi karena masih sanagt mengantuk begadang untuk menyelesaikan tulisaku. 

**** 

Di kantin kampus, Jihad aku punya berita bahagia. Berita apa izzah. Kelihatannya kamu senang sekali. Taraa…. Aku telah menyelesaikan tulisanaku buat lomba yang kamu beritahu ke aku. Wah… kamu hebat Izzah. Kamu sudah kirim ke panitiaya? “Tanya Jihad. Belum, aku mau kita sama-saama kirimnya. Kita kirim sekarang Izzah ya. Oke. Kemudian Izzah membuka emailnya, di ambil tulis email dan menulis judul “Pelajaran Islam dan demokrasi dari Indonesia” kemudian dia pilih attach dan kirim. Dan berhasil ia mengirimnya. Keduanya Nampak bahangia dan merasa puas. Selamat izzah ya, kamu sudah berhasil dan mau mengambil kesepatan ini. Terimakasih Jihad, kamu yang beri dukungan ke aku dan kamu juga yang selalu memotivasi aku, nemenin aku sehingga aku bisa menyelesakan tulisan ini. Kamu memang sahabat yang terbaik yang kau miliki Jihad. kamu juga sahabat terbaik aku izzah, kamu juga selalu dengarin curhat aku, terima kasih juga karena kamu membuat aku bahagaia selalu. Pokoknya kamu sahabat terbaik yang aku miliki dan aku bakalan sulit untuk melepaskan kamu karena aku sayang sekali sama kamu. Izzah tertegun mendengar ucan Jihad, kenapa kamu bicara seperti itu? “Tanya Izzah ke Jihad”, Jihad tersenyum, bicara apa? Yang tadi kamu ucapin tadi kamu bilang…!!!. Ah apa sih, ayokk kita makan mie aku yang traktir. Izzah mengiyakan perkataan sahabaatnya. Tapi dia masih terbayang dengan perkataan Jihad. Kenapa dia berkata seperti itu ya? Apa dia ? ah tidak mungkin, dia kan udah ku anggap sebagai adikku. Ah ngak munggkin. Kemudian aku terus melanjutkan makan mie dan hari itu kami habiskan waktu bersama. 

**** 

Izzah aku kerumah ya”sebuah pesan masuk dari jihad”. Okey balas ku”. Assalamualikum..tok.tok.tok, walaikumsalam “Izzah menjawab salam sambil membuka pintu untuk Jihad”. Eh Jihad udah sampai ya ayok masuk. Ada apa pagi sekali kamu kesini? “Tanya Izzah”, masak kamu lupa Izzah, kamu ingat? Ingat apa? “Tanya aku”. Aduh kamu ini, padahal aku dari semalam ngak bisa tidur deg degan nunguu ini, masak sih kamu tenang-tenang aja sih, deg degan kenapa? Kamu jatuh cinta ya? Kamu mau curahat ya? Kamu lagi jatuh cinta sama siapa?. Kamu selalu itu, mana ada aku jatuh cinta, jika ada aku bakal cari wanita yang sepeti kamu Izzah, Sholeha, pintar, berbakti kepada orang tua, sahabat yang baik dan juga multi talenta. Ah kamu, pandai kali muji ya. Kok kamu bilang gitu, jangan-jangan!!!. Jangan-jangan apa?. Jangan-jangan kamu jatuh cinta sama aku ya? “goda Izzah”. Jihad tersipu malu, kemudian dia terdiam dan aku perhatikan mukanya memerah. Eh Jihad kenpaa dengan muka kamu, tapi dia masih diam. Ngak apa-apa kok, “jawab Jihad”. Dia tersenyum, kemudian bicara dengan lembut ke aku tidak seperti biasanya. Izzah kamu harus buka laptop dan cek email mu karena hari adalah pengumuman dari FPCI international Program tentang pemenag lomba tersebut. Oh iya “Izzah namapk terkejut”, aku lupa. Kemudian aku buru-buru ke kamar dan mengambil laptop ku. Baiklah ya, kita coba cek ya “kata Izzah”. Huf kamu yang ikut lomba kenapa aku yang deg- deg ya Izzah. Aku juga deg-degan Jihad “ jawab Izzah”. Bismilahirrahmanirrahim “membaca bismillah bersama” 

Dear Izzah Asyifa. We would like to inform you that the FPCI International Program has chosen you as the Best Writer from 5.697 participants from ten countries. You are invited to attend the award, and you will get a ticket to Germany. Thank you be a participant as FPCI International Program. 

Sincerely 
Mr. Antonio the head of team FPCI International program. 

Aku tak percaya membaca pesan email itu dari panitia. Aku seperti bermimpi saja di siang bolong. Izzah, kamu menang Izzah, “Jihad tersenyum bahagia wajahnya menunjukkan kebahagaian yang sangat dalam atas keberhasilan yang dicapai oleh Izzah”. Jihad, aku masih tidak pecaya aku menang padahal dulunya aku tidak percaya bahwa aku bisa lolos ataupun menjadi pemanang. Terima kasih banyak Jihad kamu sahabat “teriak ku” . Terimaksih banyak, aku kehabisan kata-kata utuk mengungkapkannya. Mereka berdua terlihat bahagia sekali setelah membaca email tersebut. 

*** 

Hari yang di tunggu tiba, hari dimana Izzah akan berangkat ke Jerman untuk mengambil hadiah sebagai karya terbaik atas lomba tersbut. Semua pelengkapan untuk berangkat telah dimasukkan ke dalam koper dan Izzah sudah siap untuk berangkat. Namun dia terlihat mneunggu seseorang. Ada apa lagi Izzah, “tanya Mak Izzah”. Tunggu sebentar lagi Mak ya karen Jihad bilang dia akan pergi bersama kita ke bandara untuk mengantarkan ku. Baiklah kita tunggu Jihad dulu, dia kan teman baik kamu mana mungkin kita mneningakan dia. Tiba-tiba nampak dari kejauhan seorang pemuda mengendarai kereta Vixion. Ah itu dia, Jihad. Asslamualaikum “Jihad memeberi salam” maaf semuanya saya terlambat sedikit. Iya ngak apa-apa sahut mak Izzah. Kamu masak sih telat di hari penting begini “gerutu Izzah”. Baiklah ayok kita berangkat. Karena kamu telat maka kamu harus angat barang aku ke mobil ya sebagai hukuman karena kamu telat. Baik tuan Putri yang akan ke Jerman apapun akan saya lakukan demin tuan Putri, asal tidak lupa kami saja jika sudah sampai ke Jerman ya, “sambil senyum ke arah Izzah”. Aku tidak akan melupakan kalian Jihad, Pasti itu “jawab jihad sambil tersenyum kearah Jihad”. 

Kemudian setelah selesai bersiap dan semua barang telah dimasukkan ke dalam mobil mereka berangkat, 35 menit dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di Bandara Internatioanal Sultan Iskandar Muda. Izzah akan berangkat dengan pesawat Garuda dan akan Take off pukul 11.00 Wib dan akan transit di bandara Kuala Namu, Medan, kemudian lanjut ke Jerman. Semua barang diturunkan, dan mereka membawa semua barang Izzah cek in. Sebelum Izzah melakukan chek in mereka duduk di depan dan bencegkrama sambil menunggu pesawat keberangkatan Izzah. Namun di saat semua tertawa bahagia, namun Jihad kelihatan agak berat melepas keberangkatan Izzah, kenapa kamu Jihad sepertinya kamu tidak senang. Mana ada aku senang sekali Izzah karena kamu akan berangkat untuk mendapatkan penghargaan terbaik dan aku bangga “Jawab Jihad”. Namun aku akan kangen celotehan kamu untuk beberpa hari. Emm,,, aku pikir kamu kenpa, jangan kwatir di sana aku bakal ingat kalian semua dan pastinya akan kirim foto-foto aku selama di sana untuk kalian, nanti kita juga bisa skype Jihad jadi jangan sedih ya “Jawab Izzah”. Kemudian Izzah menyalami dan memeluk kedua orang tuaya dan juga bersalaman dengan Jihad. Namun Jihad masih agak berat melepas Izzah. “Izzah aku ngak tahu perasaan apa yang muncul ini, aku tahu kamu sudah aku anggap kakak aku sendiri namun sekarang entah kenapa muncul perasaan apa ini? Apa karena kita saling bersama jadi aku kepikiran kamu terus” gumam Jihad dalam hatinya. Sambil melambaikan tangan ke Izzah. Izzah terus pergi meninggalkan mereka untuk masuk ke ruang tunggu untuk segera berangkat. Jam 11.00 Wib tiba waktu keberangkatan Izzah, Izzah masuk ke dalam pesawat dan duduk di kursi A3, perintah pilot untuk memakai seat belt karena pesawat akan lepas landas, aku memasang seat belt dan membaca doa memohon kepada Allah untuk diberi keselamatan dalam perjalanan, kemudian dengan kecepatan penuh pesawat yang aku tumpangi lepas landas meninggalkan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda. 

*** 

Seminggu Kemudian 

“Ie krung daroy jeut keu seujarah, putroe Kamadiyah manoe meu upa” suara nada dering Ibunya Izzah bordering, segera ia bergegas menuju ke tempat suara handphone untuk menerima panggialn tersebut. Haloo, Assalamualikum, ibu Izzah memberi Salam, Walaikumsalam Mak, ini Izzah. Izzahhhhhhh, gimana nak sehat kamu?, Alhamdulillah Izzah sehat Mak, oh ya Mak Insya Allah Izzah besok akan kembali Ke Aceh Mak, Insya Allah kalau tidak ada halangan apapun Izzah akan sampai ke Aceh setelah Ashar Mak. Ya,ya ibu akan menjemputmu nak? Oh ya Naka pa kamu sudah bilang ke Jihad bahwa kamu akan pulang besok? “tanya ibu Izzah”, belum buk, ini setelah izzah telepon ibu, Izzah akan telepon Jihad untuk mengabari kepulangan Izzah besok kepadanya. Iya nak, baik-baik kamu disana ya dan semoga besok penerbangannya lancer, ibu akan selalu berdoa semoga Allah memberi keselamatn untuk mu dan kita bisa berkumpul kembali disini nak. Amin (di Aminkan oleh Izzah dengan penuh khusyu’ dan terharu). Ibu, teleponnya Izzah tutup dulu buk ya, ini Izzah mau beresin barang untuk pulang besok, iya nak. Assalamualaikum buk (Izzah Menutup teleponnya), Walaikumsalam warahmatullahi Wabarakatuh (ibunya pun menutut teleponnya). 

Assalamualikum Jihad, apa kabar? Izzah harap kamu baik-baik saja ya. Kamu pasti kangen kan sama Izzah dah seminggu tidak jumpa? Iya kan? Heheheh (sambil memasukkan ikon smile). Tapi kamu jangan sedih, karena kangen kamu akan segera terobati, kenapa? Karena Insya Allah besok aku kan kembali ke Aceh. Kemudian pesan tersebut dikirim untuk Jihad. Semoga saja Jihad besok bisa jemput aku di bandara ya. Lima menit kemudian, ada pesan? Dari siapa ya? Mudah-mudahan dari Izzah. Rupanya Jihad hampir seminggu ini memang sedang menunggu pesan dari Izzah, entah kenapa sejak kepergian Izzah Ke Jerman, Jihad merasa ada ruang yang kosong di hatinya, tapi dia selalu menepisnya bahwa ini adalah ikatan batin kami karena kami telah berteman sejak kecil jadi wajar saja ada yang berbeda sejak dia tidak disini. Kemudian Jihad mengambil handphonenya, ah benar saja ternyata pesan dari orang yang ditunggu-tunggu. Jihad begitu girang menerima pesan dari Izzah yang mengabarinya bahwa dia akan pulang besok. Segera dia balas short message tersebut. “Walaikumsalam Izzah. Alhamdulillah aku disini baik-baik saja. Siapa bilang aku kangen ma kamu, ngak kok, hehehe. Ok, besok aku akan datang bersama ibu mu untuk menjemputmu di Bandara. Kemudian dia mengirimkan pesan balasannya untuk Izzah. Kemudian dia meletakkan handphonenya disamping laptopnya, dan laptopnya masih menyala setelah ia menyelesaikan tugas kampusnya. Kemudian dia memperhatikan background dilaptopnya background foto Jihad dengan Izzah. Dia terus memandangi foto itu, selama ini sahabat wanita yang aku punya Cuma Izzah, aku sudah anggap dia kakak aku sendiri karena aku anak laki-laki tunggal. Aku tidak pernah berfoto dengan wanita kecuali dengan Izzah. Kak Izzah, kakak memang kakak yang baik, aku selalu mersa nyaman dengan kakak, tapi aku tidak pernah mengakui lebih dari itu kakak. Aku sayang kakak sebenarnya. Aku tahu karakter kakak yang tidak pernah mau berteman dengan yang namanya pacaran, meski sebenarnya kakak kelihatnnya agak cuek orangnya namun kakak selalu berusaha untuk selalu melakukan yang terbaik, kakak jarang mengeluh, meski kadang Jihad tahu ada segundang masalah dan segudang air mata yang kakak sembunyikan didepan Jihad dan selalu yang kakak perlihatkan adalah kebahagiaan didepan Jihad. Jihad kagum sama kakak. Ya Allah, apa salah jika aku berharap kelak aka nada ikatan lain antara aku dan kak Izzah?. Astaqfirullahhal’azim apa yang aku pikirkan? Astaqfirullahhal’azim, jihad terus beristigfar. 

*** 

Tiga Tahun Kemudian 

Izzah dan Jihad telah sama-sama menyelesaikan kuliahnya. Izzah lulus dengan predikat Cumlaude dan hadiah itu ia persembahkan untuk ibunya yang tercinta yang telah melahirkan dan membesarkannya, dan selalu mengisi hari-harinya dengan nasihat-nasihat menjalani hidup yang biak. Ia selalu ingat pesan ibunya, nak, kamu nak ibu satu-satunya dan juga kamu nak perempuan ibu yag snagat ibu cintai. Namun nak ibu selalu berpesan kepada mu, dimana pun kamu berada di saat ibu tidak bisa mendampingi kamu lagi kamu harus selalu ingat nak, yang ibu butuhkan akan adalah doa-doamu nak itulah yang kan terus mengikat kita nak, kamu juga harus tanamkan didalam hati kamu nak bahwa Allah selalu melihat dan Mengawasi mu dimanapun kamu berda dengan menempatkan dua orang malaikat disisi kanann dan kirimu. Izzah anak ibu sayang, jika nanti kamu sudah menikah, ibu tidak berhak lagi atas dirim nak, meskipun kamu anak yang paling ibu cintai. Kamu mesti dan harus patuh pada suami mu, kamu harus mencintai dan melayani suami mu dengan sebaik-baiknya dan niatkan semua itu karena Allah nak. Karena doa anak yang sholeh yang kan selalu membahagiakn kami nak jika kita sudah tidak bersama lagi. Tidak tersa jika pesan dari ibunya dia ingat, air mata menetes dan ia mersa belum bisa membahagiakan ibunya. Ia tahu sekarang yang sangat diinginkan oleh ibunya adalh melihat dia menikah dengan laki-laki yang biak yang yang dapat membahgaiakn ku dunia dan akhirat kelak. Meskipun ibu tidak pernah mengutarakan niatnya. Sedangkan Jihad, dia lulus dengan predikat baik meski bukan cumlaude aku tetap bangga sama Jihad. Dan sekarang kami masing-masing telah mempunyai karir sendiri, aku menjadi guru bimbingan konseling di Sekolah MtsN Model banda Aceh dan Jihad agak tidak sesuai sih, dia bekerja sebagai sekretaris Majelis permusyawaratan Ulama banda Aceh. Bisa dibilang dia sekretaris MPU termuda dan terkece juga sih karena masih muda dah berani menegakkan syiar agama yang berbeda dengan pemuda seusianya. Hari ini kami ada janjian untuk bertemu selepas aku pulang mengajar. Jihad mengajak aku untuk bertemu berdua saja di luar, berbeda dari biasa, dia tidak pernah minta bertemu berdua. Aku hanya berpikir mungkin ada hal penting atau mendesak yang dia ingin curhat ke aku atau hal lainnya. Karena dia biasanya terbuka sama aku. 

Jam sudah sudah menunjukkan pukul 14.00 wib, waktu dimana seharusnya kami bertemu. Namun sepertinya kau akan sedikit terlambat. Bu Izzah, pangil pak kepala sekolah. Iya pak? Ada yang bisa saya bantu?. Begini buk saya ingin berbicara sebentar sam ibu bisa? Karena ada sedikit hal penting yag harus saya tanyakan ke ibu. Hal apa pak ya kalau saya boleh tahu? Mari ikut saya ke ruangan kerja saya. Izzah melangkan mengikuti bapak kepala sekolah dia mengajar, sambil meneneng tas di tangannya, kemudian dia teringat janji dengan Jihad, segera sambil melangkah dia mengambil handphonenya dan mengetik pesan singkat untuk jihad. Jihad, aku sedikit terlambat ya karena bapak kepala sekolah ingin bicara maslah skolah sebentar sama aku., Maaf ya. (kemudian dia kirimkan pesan tersebut ke Jihad dan menyimpan kembali handphonenya ke dalam tasnya). Silahkan duduk buk, bapak kepala sekolah mempersilahkan aku untuk duduk. Sebelumya, saya minta maaf buk karena telah menyita waktu ibu sebentar, saya ingin menyampaikan surat dari Kementerian Dalam Negeri bahwa ada tawaran beasiswa S2 untuk Jurusan Ibu ke Turkey dari Kementerian Dalam Negeri. Jadi saya selaku kepala sekolah beserta wakil kepala sekolah dan guru-guru lain berencana mengirimkan ibu untuk mengambil beasiswa tersebut. Izzah terkejut, dan setengah tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh bapaka kepala sekolah. Bapak tidak bercanda pak kan? Tidak buk Izzah, saya tidak bercanda. Tapi pak masih banyakkan guru-guru lain yang masih senior disini yang lebih berhak menerima beasiswa tersebut, saya masih sangat baru disini dan lagi disini saya hanya seorang guru kontrak pak, apa tawaran bapak tidak salah. Bapak kepala sekolah sambil terenyum menjawab, ibu izzah memang kami tidak salah untuk memilih ibu, karena meskipun ibu masih muda ibu tidak egois dan memikirkan orang lain juga, kami semua dewan guru telah merembukkan hal ini dan semua setuju dengan keputusan ini. Ibu masih muda dan masih banyak kesempatan yang bisa ibu bagika ke sekolah ini kuhususnya setelah ibu kembali. Kalau ibu bersedia, Insya Allah tahun depan di awal pertengan bulan Juni ibu akan berangkat ke Turkey. Baiklah pak, saya sangat bahagia mendengar tawaran ini dan saya akan mempertimbangkannya dan Insya Allah minggu depan saya akan beri jawaban ke Bapak. Baiklah ibu, itu saja yang ingin saya sampaikan. Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi pak. Dengan wajah sumringah izzah keluar dari ruangan kepala sekolah. Alhamdulillah, Negara impianku Turkey I will come, Alhamdulillah ya Allah atas segala anugerah dan rahmatMu. Kemudian dia segera menuju ke tempat parker untuk mengambil sepeda motornya, sebelum dia menghidupkan sepeda motornya dia ambil handphonenya dan mencek pesan balasan dari Jihad. “Iya baik, saya tunggu di tempat kita janjian ya”, pesan balasan dari Jihad. Kemudian Izzah membalasnya, “Maaf jihad ya aku dah terlambat satu jam ya, ni aku lagi on the way ya” Balas izzah. 

Alhamdulillah akhirnya sampai di tempat janjian mereka bertemu di sebuah rumah makan di kawasan banda Aceh dan tidak terlalu jauh dari tempat Izzah mengajar. Segera Izzah berjalan menuju rumah makan tersebut dan melihat disana sudah menunggu Jihad yang dari tadi menunggunya. Sambil menaruh tas dikursinya dan duduk, maaf ya Jiha aku terlambat. Iya ngak apa-apa dimaafkan asalkan kamu kan datang kesini juga. Tapi kamu tidak seperti orang menyesal, kamu kelihatan sangat sumringah malah, apa jangan-jangan karena kamu mau jumpa sama aku ya? “goda Jihad”, pipi izzah yang hitam manis memerah dan dia kelihatannya salh tingkah, ah kamu ngak kok, aku mah snang karena ada berita bahagia yang lain. Berita bahagia apa? “Tanya Jihad penasaran” ah nanti deh aku cerita, ni sekarang aku lapar, kamu udah pesan makanan,? Belum aku tunggu kamu, aku Cuma pesan minum saja tadi “jawab Jihad”. Kemudian mereka pesan makan dan makan siang bersama. Setelah makan siang bersama kemudian Izzah bertanya ke Jihad, Jihad ada hal penting apa yang ingin kamu sampaikan ke aku? “tanya Izzah sedikit penasaran”. Kak Izzah, (Izzah terkejut karena tidak biasanya Jihad memnaggilnya kakak meski Izzah lebih tua dari padanya) mungkin nanti yang aku sampaikan akan membuat kakak terkejut dan mungkin juga kakak merasa tidak enak dengan Jihad. Namun Jihad memohon keputusan apapun yang kakak buat nanti setelah saya utarakan semua niat saya sama kakak, saya harap kakak mempertimbangkan dnegan ahti nurani kakak. Jihad, kamu serius sekali ada apa ni, apa sesuatu terjadi sama kamu atau apa? “tanya Izzah semakin penasaran” ini tentang kita kak, tentang kita? “Tanya Izzah”. Kak Izzah, sebenarnya saya juga menepis semua perasaan ini yang sudah saya rasakan sejak kita masih sama-sama di universitas dulu, namun saya selalu berusaha menghindari itu semua, saya cuek dengan persaan saya, saya menganngapnya mungkin karena hanya kakak teman dan sahabat wanita yang Jihad punya. Kak, sejak jihad bekerja di MPU saya banyak sekali mendapat ilmu pengetahuan yang sebelumnya saya tidak ketahui dan saya juga bisa bertanya langsung kepada ulama-ulam tentang pendapat mereka tentang perasaan saya saya ini. Setelah saya mendengarkan pendapat-pendapat dan nasehat-nasehat dari mereka, saya bermunajat kepada Allah untuk diberi petunjuk akan jodoh saya, dan dijauhkan saya dari segal zina hati yang menyebabkan kemurkaan Allah kepada saya. Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim hari ini disaksiskan oleh malaikat-malaikat yang mencatat niat kebaikan saya dan Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati saya, saya ingin menjadikan kakak sebagai pendamping saya dikala susah dan senang. Bersediakah Izzah Asyifa engkau menjadi pendampingku dan melengkapkan tulang rusukku? “sambil memandang Izzah dengan tatapan penuh keyakinan dan dengan pandangan yang lembut”. Izzah terdiam, matanya berkaca-kaca seolah-olah ini semua hanya mimpi, hari ini dua kebahgiaan Allah persembahkan padanya. Denagn nada haru Izzah menjawab pertanyaan Jihad, Jihad semua jalan hidup kita Allah yang menentukan, hari ini aku begitu banyak memberi nuikmat atas ku. Namu aku tidak dapat memeberi jawab itu sekarang, aku akan sholat istikharah dan minta petunjuk kepada Allah. Insya Allah minggu depan aku akan memberi jawaban pada mu. Kemudian mereka dengan hati yang sama-sama terharu pergi meninggalkan rumah makan tersebut, dan Jihad berharap semoga lamarannya diterima. 

**** 

Satu Minggu Kemudian 

Hari ini adalah hari yang Izzah janjikan untuk memberi jawaban kepada Jihad, hari ini dia harus memberi dua keputusan terpenting dalam hidupnya yaitu tentang tawaran beasiswa ke Turkey dan tentang lamaran Jihad kepadanya. Setelah satu minggu meminta petunjuk kepada Allah dan Insya Allah dengan dengan keyakinan yang pasti memohon ridha Allah dia menerima lamaran Jihad. Segera dia mengambil handphonenya dan mengabari keputusannya kepada Jihad. Assalamualikum, Allahmdulillah atas segala rahmat Allah, besok kamu dan keluarga bisa bersilaturrahmi kerumah”. Jihad menerima pesan dari Izzah dan ini balasannya yang dia tunggu, Alhamdulillah Izzah menerima lamaranku. 

Keesokan harinya, jihad beserta keluarganya datang bertamu kerumah Izzah untuk bertemu dengan keluarga Izzah. Izzah telah menyampaikan berita gembira ini kepada ibunya termasuk tawaran beasiswa ke Turkey. Ibunya, berpesan untuk menyampaikan berita ini kepada jihad karena kelak dia kan menjadi suami izzah. Kalau dia mengizinkannya kamu boleh mengambil tawaran beasiswa tersebut namun jika tidak kamu harus berbesar hati Nak ya. Keluarga jihad telah sampai dan disambut oleh keluarga Izzah dan dipersilahkan untuk masuk ke dalam. Makanan dan minuman telah tersaji didepan merek untuk menyambut kedatangan kelaraga Jihad. Dan jihad beserta keluarag berbincang-bincang dengan keluarga Izzah. Setelah tiga puluh menit pembicaraan berlangsung, jihad minta izin untuk bertemu Izzah di ruang tengah kepada keluarag Izzah dan keluarganya yang sedang serius membicarakan renacana pernikahannya mereka. 

Assalamualikum Izzah, walaikumsalam Bang “Izzah masih malu-malu untuk memanggil jihad dengan sebutan abang dan masih terasa begitu asing karena usia mereka terpaut dua tahun”. Terima kasih karena kamu telah menerima lamaran aku Izzah dan terima kasih juga karena kamu telah bersedia menjadi pendamping aku. Alhamdulillah bang semoga Allah meridhai keputusan dan niat baik kita dan semoga diberi kemudahan dan kelancaran. Tapi, tapi apa Izzah “tanya Jihad”, begini hari yang sama kamu melamar aku, aku mengatakan bahwa aku punya berita bahgia juga kan. Nah berita bahgia itu adalah aku mendapat tawaran beasiswa di tempat aku mengajar untuk melanjutkan Study ku ke Turkey, nah besok aku harus memberi keputusan ku pada bapak kepala sekolah, aku telah berjanji bahwa besok aku akn memberi jawabanya. Dan jika saya mengambil tawaran itu awal Juni tahun depan saya akn berangkat bang. Karena sebentar lagi kita akan menjadi suami istri jadi aku akan meminta izin dari mu. Jihad melemparkan senyum bahagian kepada Izzah, terima kasih Izzh kamu begitu menghormati aku meskipun aku lebih muda dari kamu, dan kamu sudah memjadikan aku pemimpin bagimu. Allah memang punya rencana yang tidak kita sangka-sangak dan tidak kita duga-duga. Abang tahu Turkey adalah Negara impianmu yang begitu ingin kamu kunjungi apalagi dapat tawaran beasiswa pasti kamu sangat menginginnkannya. Insya Allah abang akan lanjut S2 juga jurusan Ilahiyat ke Turkey dan abang sudah dapat tawaran interviewnya dan Insya Allah jika abang lulus kita akan sama-sama ke Turkey. Izzah tidak menyadari air mata mengalir dipipinya, bukan karena sedih tapi karena bahagia dan terharu. Bang Izzah teringat surat Ar Rahmann yang Allah berfirman “nikmat tuhan Manakah yang kamu dustakan?” begitu banyak bang nikmat yang Allah berikan untuk kita semoga kita menjadi hamba-hambanya yang pandai bersyukur. Kemudian di Aminkan oleh Jihad. Keduanya terlihat sangat bahagia. Kemudian Jihad kembali ketengah-tengah kedua keluarag sedangakn Izzah tetap menyimak pembicaraan kedua keluarga di ruang tengah. Akhirnya pembicaraan selesai dan keputusan bahwa mereka akan dinikahkah pada bulan depan tanggal 28 Agustus pada tanggal dua puluh delapan Agustus dan acaranya diselenggarakn secara sederhana. 

**** 

Tanggal 28 Agustus 

Semua persiapan telah selesai, undangan telah disebar semua ke saudara dan sahabat-sahabat terdekat untuk hadir mendoakan mereka dihari bahagia mereka. Izzah terlihat sangat cantik dengan gaun putih berjuntai sampai ke lantai, dan pentup kepala yang dihiasi mahkota layaknya putri yang menutup hingga ke dadanya. Akad nikah memang akan dilaksanakn di rumah Izzah, Izzah yang memintanya karena ia ingin dinikahkan dirumahnya sendiri dan setelah nikah bisa langsung dilanjutkan dengan acara resepsi. Sebelum acara berlangsung Izzah meminta restu kepada Ibu dan Ayahnya. Nak, apakah kamu sudah siap karena sebentar lagi mempelai laki-laki akan sampai. Insya Allah Ayah, sambil menyalami tangan ayahnya dan Ibu Izzah terus memeluknya seakan belum rela melepaskan anak semata wayangnya. 

Tidak lama kemudian keluarga mempelai laki-laki datang, dan disambut oleh keluarga mempelai perempuan dan dipersilahkan untuk duduk di ruang tengah. Izzah yang sedari tadi deg-degan tidak karuan ditemani oleh sahabatnya didalam kamar untuk menyimak proses ijab qabul. Kepala kantor Urusan Agama yang mempersiapkan acara nikah mengecek mahar, para saksi nikah dan yang sudah tentu yang kan menikahkan Izzah dengan Jihad. Kemudian acara dipandu oleh pembawa acara yang pertama sekali dipersilahkan untuk qari untuk melantunkan Ayat suci Alquran surat An-Nisa ayat 1:4. Semua menyimak dengan khidmat dan Izzah sangat terharu menyimaknya. Kemudian dilanjutakn dengan khutbah nikah dari yang seharusnya dari kepala KUA namun Ayah Izzah meminta untuk memberi nasehat kepada kedua anaknya dalam berumah tangga. Suasana semakin haru ketika Ayah Izzah memebrikan nasehat nikah kepada kedua mempelai apalagi dengan pesannya “Anakku Izzah ayah dan ibu telah membesarkan kamu selam dua pulh enam tahun dan sebelum kamu menikah semua yang kamu lakukan harus ada izin dari Ayah dan Ibu dan semua tanggung jawab ada di pundak ayah dan ibu, namun hari ini anakku ayah telah menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada ananda Jihad Huda yang kan menjadi suami sebnatar lagi, patuhilah dia, selagi ia membawamu pada kebaikan, sayangilah dan cintailah dia karena pintu suraga kan dibukan kepada mu. Anakku Izzah Asyifa dan Jihad dalam berumah tangga kelak akan banyak sekali godan dan cobaan, kalian harus menyelesaikannya dengan memohon ridha Allah, dan terakhir anakku Ayah dan ibu berdoa semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia di dunia dan akhirat” kemudian di aminkan oleh diang nikah semuanya. Tiba pada acara puncak yakni Ijab Qabul, Jihad dengan wajah bahagia dan yakin duduk didepan Ayah Izzah, dan didampingi oleh saksi melakukan Ijab Qabul. Dijabatnya tangan Ayah Izzah dengan yakin dan dengan lantang tapi suara lembut dia menjawab akad nikah dengan sempurna. Alhamdulillah sah. Semua terlihat bahagia, dan Izzah didalm kamarnya meneteskan air mata terharu, kini babak baru sebagai seorang istri telah dimulai semoga aku bisa menjadi istri yang sholeha, amin (pinta Izzah ke pada RabbNya). Setelah doa selesai, kemudian pembawa acara meminta untuk dibawakan mempelai perempuan untuk diperlihatkan kepada keluarga mempelai laki-laki. Izzah keluar dengan wajah bahagia disambut pula oleh Jihad dengan wajah Bahagia. Izzah menyalami suaminy dan mencium tangan suaminya, tak terasa air mata jatuh di tangan suaminya (Ya Allah terima kasih engkau telah satukan kami dalam ikatan yang halal dan hanya engaku ya Allah yang tahu bahwa dialah cinta rahasiaku). Kemudian kedua mempelai bersalaman dengan kedua belah pihak keluarga, suasana semakin haru kita Izzah memeluk dan meminta izin dan restu pada ibunya, ia tidak dapat menahan air matanya yang terus menetes. Begitu jug dengan Jihad yang juga terharu dan bahagia, matanya juga berkaca-kaca. Kemudian setelah salaman dengan kelauraga acara dilanjutakan dengan resepsi yang juga dibuat di rumah Izzah. 

*** 

10 Bulan Kemudian 

Tak terasa pernikahan mereka telah sepuluh bulan berjalan dan kini Izzah sedang mengandung 4 bulan buah cinta mereka. Izzah adalah istri yang sangat sempurna bagi Jihad, ia sangat menghormati dan mencintainya dan melayaninya dengan sangat tulus. Di ruang tengah dirumah Izzah, Dek, abang sangat bahagia karena Adek begitu tulus mencintai abang, (sambil mengelus perut istrinya dan menciuminya). Istrinya tersenyum, abang tahu sesuatu tidak? Tanya Izzah kepada suaminya. Tahu apa Dek? “Tanya Jihad penasaran”. Sebenarnya abang kan, sebelum Izzah menikah dengan abang, Izzah pernah menyukai seorang pemuda. Dek Izzah, jangan bercanda dengan abang, karena kan dari dulu kita sering bersam jadi pasti kamu abang tahu semua tentang adek, jadi itu tidak mungkin, “bantah Jihad dengan sedikit nada cemburu”. Abang tahu tidak siapa pemuda itu, pemuda yang adek suka itu adalah abang namun Izzah selalu menyembunyikannya dari abang. Apa? “Tanya jihad terkejut” jadi adek juga sudah lama mencintai abang tapi kenapa abang bisa tidak tahu ya? Pasti kamu sangat pandai menyembunyikannya. Kemudian mereka tersenyum dan saling bertatapan. Adek, minggu depan Insya Allah kita akan ke Turkey untuk melanjutkan study kita. Apa adek masih pengen ke Turkey? “Tanya Jihad kepda Izzah”. Kalau kesana ditemani sama abang juga Izzah akan ikut untuk mendampingi abang. Kita akan sama-sama berjuang disana bang di negeri orang jauh dari orang tua kita. 

Tanggal enam Juni, adek semua barang sudah abang packing dalam koper dan pesawat kita kan berangkat dari bandara Sultan Iskandar Muda jam 08.00 wib pagi nanti kita transit di Jakara sebentar dan kita berangkat dengan Turkey Airlines. Semua keluarga telah berkumpul untuk mengantar keberangkatan Izzah dan Jihad. 

Di bandara, Sebelum berangkat Izzah meminta maaf kepada semua keluaraga dan mohon didoakan agar selamat sampai tujuan kemudian menyalami dan memeluk mereka satu persatu. Sampai kepada ibunya,ibu Izzah berangkat buk ya doakan Izzah. Ibu Izzah tidak bisa berkata apa-apa hanya menangis sedih melepaskan keprgian anaknya yang sedang mengandung ke Turkey , beliau titip pesan, jaga diri baik-baik nak ya, jangan lupa sholat. Iya buk izzah akn ingat pean ibu dan izzah akn sering-sering telepon kalian memelihat kea rah semua keluargnya. Kmeudian ia memeluk ayahnya yang kelihatan tegar padahal ayahnya begitu sedih juga melepsa Izzah. Semua koper telah dimasukkan ke bandra Jihad pun berslam dengan kleuarga termsuk juga dengan Atah Izzah. Nak titip Izzah, jaga dia baik-baik ayah pecaya sama nak jihad. Kemudia memeluk Jihad keduanya nampak matanya berkaca-kaca. Adek sudah siap, ayook kita berangkat panggil jihad kepada istrinya tercinta. Sudah bang, Izzah sudah sipa. Kemudian mereka masuk ke cek in, sesekali Izzah menoleh kebelakang melihat kelaurga, kihad tahu Izzag pasti berat mneinglakn keluarganya dengan keadaan hamil sekarang ini. Dia terus memberi semangat buat istrinya. dan akhirnya mereka terbang meninggalkan tanah rencong menjemput mimpi dinegeri impian.

Samahani, 19 Mei 2016
Di Kamar tercinta


SHARE :
 
Top