Direktur Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh Dr Muhammad AR, M.Ed, saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Massa Ta’aruf Mahasiswa (MASTAMA) mahasiswa baru di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar. Dok. IST
LAMURIONLINE.COM | KBJ - Sebanyak 17 mahasiswa baru Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh mengikuti Masa Ta’aruf Mahasiswa (Mastama) yang dipusatkan di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar.

Kegiatan yang bertajuk “Menjaring Kader Dakwah yang Profesional untuk Masa Depan Ummat” tersebut berlangsung selama 3 hari, 29-31 Agustus 2018.

Panitia Pelaksana M Reza Adlani SSos mengatakan kegiatan Mastama tersebut bertujuan untuk memperkenalkan program dan sistem perkuliahan serta peraturan yang berlaku di ADI Aceh.

“Selain itu mahasiswa baru akan mendapatkan penjelasan materi-materi yang berkaiatan dengan dunia Islam dan dakwah agar menjadi bekal selama mengikuti perkuliahan,” kata Reza Adlani, Kamis (30/8).

Sementara Direktur ADI Aceh Dr Muhammad AR MEd, saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Massa Ta’aruf Mahasiswa (MASTAMA) mengatakan ADI mempunyai misi membantu mengawal pelaksanaan syariat islam dan mengantisipasi pendakalan akidah.

Selain itu menyiapkan kader-kader da’i yang mampu menjadi imam dan khatib jum’at yang nantinya akan ditempatkan di daerah-daerah perbatasan dan pedalaman Aceh.

Ia menambahkan ADI merekrut mahasiswa baru itu dari daerah-daerah yang notabenenya jauh dari dakwah islam dengan harapan nantinya akan menjadi kader penerus dakwah dimasa yg akan datang dan mereka semua merupakan hasil seleksi dan verifikasi yang dilakukan Tim Penerimaan Mahasiswa Baru ADI beberapa waktu yang lalu.

“Dari puluhan yang mendaftar hanya 17 orang yang dinyatakan lulus. Dimana sebagian besar mareka berasal dari daerah perbatasan dan pedalaman Aceh. Diantaranya berasal dari Subulussalam sebanyak 10 orang, Singkil 1 orang, Aceh Jaya 1 orang, Aceh Selatan 1 orang, Aceh Barat Daya 1 orang dan Gayo Lues 2 orang. Dan selama berlajar di ADI Aceh semua biaya kuliah, biaya asrama dan biaya makan digratiskan,” ungkap Dr Muhammad.

Wakil Ketua Dewan Dakwah Aceh ini juga menjelaskan tenaga pengajar di ADI terdiri dari 12 orang yang bergelar doktor dan puluhan master, lulusan dari sejumlah kampus di luar dan dalam negeri.

“Masa belajar mareka di ADI ini selama 2 tahun dimana fokus utamanya mampu menghafal al-quran minimal 4 juz, pemantapan bahasa arab dan penguatan akhlaq. Kemudian akan diseleksi kembali untuk melanjutkan kuliah program Strata Satu (S-1) di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir di Jakarta pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,” tutup Muhammad AR. (mur)
SHARE :
 
Top