Oleh Sayed Muhammmad Husen


Setiap awal tahun, orang tua dihadapkan dengan pilihan lembaga pendidikan. Terutama memilih pendidikan lanjutan bagi anak yang akan memasuki jenjang pendidikan tingkat menengah pertama dan tingkat atas. Orang tua hendak memilih lembaga pendidikan yang tepat dan lingkungan yang nyaman anaknya belajar.

Dalam 20 tahun terakhir, orang tua atau masyarakat di Aceh cenderung memilih pendidikan berlabel Tahfidz dan Islam Terpadu. Lembaga pendidikan tahfidz dan pembalajaran Islam yang terpadu ini, diyakini mampu menjawabkan kebutuhan zaman dilihat dari pengusaan Al-Quran, bahasa asing, pembentukan karakter, serta penguasaan ilmu pengetahuan. 

Sebelumnya, masyarakat lebih memilih pesantren terpadu yang memprioritaskan pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris. Alumni pesantren ini lebih unggul dalam berkomunikasi dengan bahasa asing, sehingga banyak diantara mereka mudah memilih kuliah di luar negeri, terutama di Timur Tengah.

Pilihan pesantren terpadu pada mulanya akibat ancaman sosial seperti pergaulan anak di lingkungan yang kurang baik, merokok, dan bahkan narkoba. Orang tua khawatir terhadap pergaulan bebas dan penggunaan internet yang tak terkontrol. Justru dengan di pesantren anak akan terjamin dan dari prilaku buruk. 

Perkembangan berikutnya, orang tua dihadapkan pada tantangan baru supaya anak mampu mengikuti trend global dunia Islam yang menghendaki kaum muda muslim mampu menghafal Al-Quran, menguasai ilmu pengetahuan/teknologi dan sekaligus berakhlak mulia. Zaman sekarang juga membutuhkan ilmuan dan profesional yang basisnya Al-Quran dan teknologi informasi. 

Dampaknya, membludaklah lembaga pendidikan berasrama yang menyediakan muatan kurikulum tahfidz, bahasa asing dan penguasaan ilmu pengetahuan. Walaupun biaya pendidikannya termasuk mahal, namun orang tua (terutama kelas menengah) tetap saja berlomba-lomba mendaftar dan memilih lembaga pendidikan pesantren modern, sekolah Islam terpadu atau pesantren tahfidz. 

Namun, orang juga patut pula mengkritisi, apakah pesantren modern, tahfidz atau sekolah Islam terpadu tersebut menyediakan laboratorium IPA dan teknologi informasi yang representatif, sehingga alumninya tak hanya lulus kuliah di perguruan tinggi agama, namun juga mampu bersaing masuk perguruan tinggi ternama di dalam dan luar negeri. 

Sumber: Gema Baiturrahman, 31 Januari 2020
SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top