Oleh Sayed Muhammad Husen

Dalam kondisi harus di rumah saja, belajar dan bekerja dari rumah, namun pikiran dan perasaan kita tetap peduli. Kita mengikuti perkembangan covid 19, dampak yang ditimbulkan dan harapan situasi ini secepatnya berakhir.  Selain ikhtiar dan doa supaya keadaan semakin baik, tentu saja kita berempati terhadap saudara kita yang terdepan dan paling merasakan dampak pembatasan individu dan sosial.

Kita mendapatkan pesan dua hari lalu, kiranya memperhatikan dan mendukung pekerja kemanusiaan di rumah sakit.  Mereka bekerja keras dan berada di garis paling depan penanganan covid 19. “Untuk teman-teman yang ada kemudahan, bisa membantu tenaga medis yang saaat ini tengah berjuang melawan pandemi covid 19 dengan mendonasikan susu kaleng, biskusit, jus, atau buah,” pesannya.

Pesan lain, kemarin: Sepupu saya peternak ayam kelasan, ayam khusus untuk penyet/geprek. Dia sedang resah karena panen ayamnya terancam akibat efek covid 19. Banyak warung makan langganan dia yang tutup atau mengurangi stok. Agen panampung di Lambaro juga tutup. Jika ada yang mau beli ayam dia, silakan japri saya.

Justru yang menarik, seorang ustaz kondang menulis di medsosnya: “Mari selalu berbaik sangka kepada Allah. Kurangi bicara covid 19 yang tidak perlu. Hanyutlah bersama zikir kepada Allah. Yakinlah wabah akan berlalu. Insya Allah.” Lalu dia mengutip sabda Rasulullah SAW, “Allah berfirman, Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku” (HR Bukhari-Muslim)

Dari pesan di atas membuat kita harus mengasah kembali empati kita, setelah kita pernah mengaktualkannya ketika bencana besar Tsunami Aceh 2004. Dengan segala daya dan kemampuan yang ada, kita bisa berdonasi (infak dan sedekah) untuk pekerja kemanusiaan, pekerja harian, fakir/miskin di sekitar kita, serta membeli produk tetangga kita. 

Kita kurangi penyebaran data dan informasi yang memproduksi keresahan dan kekhawatiran berlebihan. Mari kita perbanyak kalimat motivasi dan harapan di medsos seperti kata ustaz di atas: Yakinlah wabah akan segera berlalu. Mari saling menguatkan, saling mendoakan dan saling berbagi. 

Sumber: Gema Baiturrahman
SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top