Keynote speaker akademisi UIN Ar-Raniry yang juga antropolog, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Ph.D menyampaikan materinya dalam Focus Group Discussion (FGD) Partai Islam Aceh (PIA) di Grand Lambhuk Hotel, Jln T. Iskandar No. 58 Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Sabtu (09/01/2021).

LAMURIONLINE.COM | ACEH - Dalam rangka sosialisasi dan menjaring masukan dari berbagai elemen masyarakat, Partai Lokal (Parlok) Partai Islam Aceh (PIA) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Grand Lambhuk Hotel, Jln T. Iskandar No. 58 Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Sabtu (09/01).

FGD tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua Ahlul Halli Wal 'Aqdhi PIA, Drs. Tgk Hasbi Abdullah M.Si. Turut didampingi oleh Ketua Umum, Dr Drs Bustami Usman, M.Pd dan Ketua Mahkamah Partai, Drs Tgk H. Sofyan M. Saleh, SH MM.

Ketua Panitia Pelaksana, Drs Adnan Majid, M.AP mengatakan FGD perdana yang tema “Tantangan dan Peluang Partai Islam Aceh” itu menghadirkan keynote speaker akademisi UIN Ar-Raniry yang juga antropolog, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Ph.D dengan moderator Dr Mukhlisuddin Ilyas.

Dan diikuti sekitar 50 peserta, yang terdiri atas internal PIA dan perwakilan Parpol Lokal (Parlok). Diikuti juga oleh para politisi, organisasi mahasiswa, perempuan, ulama, media dan LSM.

“Sebagai Parlok baru, tentunya PIA harus secepat mungkin menyesuaikan diri dengan kondisi kekinian. Dari itu melalui FGD tersebut akan terjaring masukan, harapan dan persepsi masyarakat tentang Partai Politik Islam Lokal di Aceh, antara tantangan dan peluang dalam menghadapi Pemilu yang akan datang,” kata Adnan Majid.

Adnan Majid menambahkan di tengah semakin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik baik yang Islamis maupun nasionalis, maka PIA berusaha hadir untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap Partai Politik khususnya Parpol lokal Islam.

“Kami berharap kehadiran PIA dapat membawa warna baru di kancah perpolitikan di Aceh khususnya. Selain itu menjadi alternatif dan sarana bagi masyarakat yang ingin menyalurkan aspirasinya,” kata Adnan Majid. 

Ketua Umum PIA, Dr Drs Bustami Usman, M.Pd dalam sambutannya mengatakan visi  dari partainya itu adalah sebagai partai pelopor untuk terwujud dan tegaknya  Dinul Islam di Aceh secara kaffah.

Adapun yang menjadi misi PIA diantaranya mengawal dan mempertahankan akidah Islamiyah kaum muslimin di Aceh, menjadikan Partai sebagai alat perjuangan untuk menegakkan Syari‟at  Islam  melalui gerakan dakwah amar   ma‟ruf   dan nahi munkar yang selaras dengan Al-Quran dan Sunnah di Aceh. Juga memperjuangkan aspirasi umat melalui lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.

“Selain itu mewujudkan masyarakat Aceh  tenang dalam  beribadah, aman  dari ketakutan  dan sejahtera dalam kehidupan. Juga memperjuangkan terwujudnya Aceh sebagai Nanggroe Tamaddun Islam di Nusantara melalui lembaga pendidikan formal, non formal dan informal,” kata Bustami Usman.

Bustami Usman menjelaskan tujuan dari Partai Islam  Aceh adalah untuk menghimpun masyarakat Aceh dalam wadah partai politik Islam guna mewujudkan  Aceh    yang    makmur  dan   sejahtera   (Baldatun  Thaibatun Warabbul Ghafur). Mewujudkan  Aceh   yang   Islami  dalam  seluruh  sendi    kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan  bernegara yang  berlandaskan Al-Quran dan Sunnah.

“Dan untuk mewujudkan pemerintahan yang  bersih, adil  dan  amanah di  semua lini kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Bustami Usman.

Ia juga menjelaskan PIA berfungsi sebagai alat pemersatu menuju kesatuan umat (umatan wahidah) dan alat  perjuangan untuk  membela kepentingan politik Islam, umat  Islam  dan masyarakat Aceh.

“PIA juga sebagai wadah untuk menyelenggarakan pendidikan politik bagi  masyarakat, artikulator dan aspirator kepentingan masyarakat di Aceh. Selain itu juga sarana untuk memperjuangkan demokrasi, hak asasi manusia (HAM) dan kemaslahatan umat,” jelas Bustami.

Sementara itu keynote speaker akademisi UIN Ar-Raniry yang juga antropolog, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Ph.D dalam paparannya menjelaskan PIA harus mampu mengambil suara dari pemilih milenial yang mencapai 40 %. Juga harus memberikan transformasi strategis agar Aceh bisa keluar dari kemelut dan masalah yang saat ini terjadi.

“Dalam tatanan global PIA juga harus banyak berbuat. Masyarakat sekarang sangat cepat merespon isu nasional dan global. Selain itu juga berbicara bagaimana SDA bisa bermanfaat bagi masyarakat Aceh. Hal-hal tersebut haruslah menjadi perhatian serius dari pengurus PIA untuk menatap masa depan partai di Aceh,” kata Kamaruzzaman. (murdani/rel)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top