Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Koordinator MIN 11 Aceh Besar


Kehidupan manusia berpedoman kepada dua pilar, yaitu hablunminallah (hubungan dengan Allah) dan hablunminannas (hubungan dengan sesama manusia). Keduanya saling keterkaitan dan berhubungan. Oleh karenanya, kesalihan individu (hablunminallah) dan kesalihan sosial sama pentingnya. Tanpa salah satunya, maka ibadah tidak akan sempurna, karena ibadah harus mencakup keduanya. Bahkan, terkadang ibadah akan ditolak oleh Allah apabila seseorang hanya mementingkan amalan individunya saja. 

Bila seseorang mengutamakan ibadah individu saja tanpa henti dan mengabaikan ibadah sosial, maka amalannya tidak seimbang dan tergolong kepada golongan orang zalim. Islam sangat memperhatikan ibadah sosial di samping ibadah individu. Memperhatikan sesama dalam kebaikan dan saling tolong menolong dalam takwa. Sesuai firman Allah, "Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat keji dan permusuhan."   

Menurut Drs Abdul Jalil Ya'cob  MA dalam bukunya Sosialisme Dalam Islam Menurut Sayyid Quthb, salah satu konsep sosial yang sangat populer adalah zakat. Zakat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Dibayar oleh setiap muslim yang telah mapan diberikan kepada segolongan orang yang berhak menerimanya.

Zakat merupakan salah satu corak pemikiran sosial dalam Islam. Namun, dalam praktik sehari-hari tidak semua orang bersedia melakukannya. Sebagian masyarakat berkeyakinan, zakat adalah urusan pribadi seperti shalat dan puasa. Oleh karenanya, pengurus zakat agak sulit melakukan penertiban zakat. Agar konsep zakat dapat berjalan dengan baik, maka pihak berwenang perlu melakukan penertiban secara tegas tentang pengambilan zakat dari orang-orang yang sudah wajib zakat.

Islam sangat memerhatikan konsep sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Karena ketaatan tertinggi seseorang muslim terletak pada manfaat sosialnya. Jika ketaatan sosial telah mapan, maka dengan sendirinya kesempurnaan ketaatan individu dapat terwujud.

Menurut Abdul Jalil, Sayyid Quthb dalam bukunya Fi Zilal Al-Quran menyatakan, manusia diciptakan atas permukaan bumi ini sebagai khalifah yang memiliki nilai solidaritas yang tinggi dan menjadi penolong terhadap yang lain atas dasar pemilikan pribadi yang terikat. Islam menegakkan sosialisme yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat tanpa ras/kelas. Karena pada prinsipnya semua manusia memiliki derajat yang sama di sisi Allah, kecuali yang bertakwa di antara mereka. 

Islam sebagai petunjuk untuk mencapai suatu keadilan antara sesama melalui usaha  keras memenangkan perjuangan melawan kapitalisme dan mempraktikkan sosialisme dalam mewujudkan masyarakat tanpa kelas. Menghilangkan perbedaan dan mengedepankan persamaan. 

Dalam komparasi dengan sosialisme modern menurut Abdul Jalil, Sayyid Quthb juga menyatakan, Islam berkewajiban memberi pengertian  kepada dunia bahwa Islam bukan hanya suatu aliran pikiran mengenai realita kehidupan manusia saja seperti sosialisme, komunisme,  kapitalisme dan lain sebagainya, tetapi dengan kepribadian dan konsepnya yang bebas dan tidak terikat pada konsep duniawi semata. Islam mampu melahirkan suatu realita hidup yang lebih baik dari pada yang diimpikan manusia. 

Itulah konsep sosial Islam. Manusia tidak memiliki perbedaan tingkatan dalam kehidupan dunia ini.  Semua insan sama dan sederajat, kecuali yang lebih bertakwa. Mari  saling memerhatikan sesama untuk kesempurnaan ibadah kita di sisi Allah Swt.

Editor: smh

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top