Wakil Bupati Aceh Besar, H. Husaini A. Wahab menyampaikan sambutannya pada acara Halal Bi Halal Organisasi Kepemudaan (OKP), Organisasi Masyarakat (ORMAS), Paguyuban Kecamatan dan Tokoh Masyarakat Aceh Besar di Aula BP Paud dan Dikmas Aceh (SKB Lubuk) Gampong Lubuk Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Sabtu (8/5/2022). FOTO/ABDUL MUIZ

lamurionline.com -- Kota Jantho – Wakil Bupati Aceh Besar, H. Husaini A. Wahab atau yang akrab disapa Waled Husaini menyebut pemuda Aceh Besar harus bangkit menghadapi tantangan zaman yang semakin maju. Hal tersebut dikatakan Waled saat memberikan sambutan pada acara Halal Bi Halal Organisasi Kepemudaan (OKP), Organisasi Masyarakat (ORMAS), Paguyuban Kecamatan dan Tokoh Masyarakat Aceh Besar di Aula BP Paud dan Dikmas Aceh (SKB Lubuk) Gampong Lubuk Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Sabtu (8/5/2022).

Selain itu, Waled juga mengatakan, pemuda Aceh Besar harus memiliki keberanian untuk memberikan kritik dan saran yang membangun bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

“Pemuda jangan diam, tidak boleh diam membiarkan kesalahan dilakukan, karena anak muda memiliki fungsi kontrol bagi Pemerintahan Kabupaten Aceh Besar,” ujar Waled.

Ia juga mengatakan, tentu dalam lima tahun menahkodai Aceh Besar, tidak semua program terlaksana sepenuhnya, namun Pemerintah Aceh Besar telah berusaha menuntaskan program yang disampaikan dalam Visi dan Misi yang tertuang dalam RPJMD.

“Tentu tidak semua program berjalan dengan baik, oleh karena itu di akhir masa jabatan, kami mengharapkan pemuda Aceh Besar bisa bangkit menuju Aceh Besar yang mulia,” ungkap Waled.

Sementara itu, Majelis Pembina Organisasi Ikatan Pemuda Aceh Besar (MPO IPAR) Iskandar Ali, SPd MPd, mengatakan, dirinya yakin Aceh Besar memiliki harapan yang baik, melihat saat ini banyak generasi muda yang aktif diberbagai organisasi.

“Saya yakin Aceh Besar memiliki harapan yang baik dimasa akan datang,” ujar Ketua DPRK Aceh Besar.

Namun, di satu sisi Iskandar Ali mengharapkan sebuah perubahan paradigma dimana saat ini, Aceh Besar tidak memiliki tokoh ditingkat Provinsi Aceh.

“Biasanya banyak tokoh yang dilahirkan di Aceh Besar, namun sayangnya hari ini kita kekurangan tokoh yang muncul di tingkat provinsi,” terangnya.

Ia menuturkan, ada kesalahan yang terjadi ditengah pola pikir masyarakat Aceh Besar yang berkembang, menurutnya, kekurangan tokoh itu disebabkan etalase politik yang mengekang.

“Kesalahan kita saat ini, tidak memberikan ruang bagi masyarakat Aceh Besar sendiri. Etalase politik sudah dikekang oleh masyarakat Aceh Besar sendiri, saat ada tokoh yang muncul bukan didukung malah di jatuhkan,” pungkasnya. (Cek Man)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top