KSTT saat tampil di panggung UPTD Taman Seni Budaya Aceh, Banda Aceh, Minggu (12/06/2022)
dok. Tim KSTT

LAMURIONLINE.COM  I BANDA ACEH - Panggung indoor Taman Budaya Banda Aceh kembali dijamah oleh Komunitas Seni Tanda Tanya (KSTT) dengan mempertunjukkan sebuah pertunjukan teater kontemporer pada tanggal 12 Juni 2022 pukul 20.00 WIB. Global Warming, Longsor, Bajir, Gempa, Tanah Bergeser, ada apa dengan Bumi???. “Bumi Tidak Sedang Baik-baik Saja”, sebuah kalimat yang kerap bergentayangan dan menghantui di setiap pikiran kita, menjadikan kegelisahan tersendiri dalam batin individu yang bingung harus melakukan apa untuk mengobati “Bumi”. Kegelisahan ini kemudian menggerakkan hati dan fikiran seorang sutradara dalam sebuah garapan pertunjukan teater yang berjudul “PEUSIJUEK BUMOE”. 

 “PEUSIJUEK BUMOE” merupakan sebuah garapan pertunjukan teater kontemporer karya Fani Dila Sari M.Sn sekaligus bertindak sebagai sutradara, dengan melibatkan beberapa aktor dan tim produksi, diantaranya, Mukhlissuddin (pimpro), Muna Resty S.Sn (aktor), Bade Arrasyid S.Sn (aktor), Izza Turrahmah (aktor), Badrul Mukhlisin (aktor), Nur Idhafi (aktor), Sami Syakir (aktor),, Novita Sari (crew), Helsinky (crew), Ilham (lighting), dan Irwansyah (poster designers). Pertunjukan ini mendapakan apresiasi yang sangat baik dari beberapa seniman, penikmat dan komunitas-komunitas teater, beberapa diantaranya memberikan komentar-komentar dan masukan-masukan yang positif.


“PEUSIJUEK BUMOE” merupakan sebuah pertunjukan teater kontemporer yang mengangkat spirit tradisi tari seudati dan juga ritual peusijuek. Peusijuek sendiri memiliki pengertian “mendinginkan”, peusijuek bumoe berarti mendinginkan Bumi. Bagi masyarakat Aceh, ritual peusijuek merupakan upacara simbolik sebagai permohonan keselamatan, ketentraman, kebahagiaan. Garapan teater peusijuek bomoe merupakan sebuah jeritan dan kegelisahan hati anak manusia yang dituangkan kedalam bentuk garapan pertunjukan yang menceritakan tentang keadaan bumi pada saat ini yang berdampak pada bencana alam, cuaca ekstrem, penebangan dan pembakaran hutan, sampah plastikyang menumpuk dan menutup saluran yang mengakibatkan banjir dimana-mana, dan tanah longsor yang dapat terjadi kapan saja tanpa mengenal waktu dan tempat.

“Bumi Sedang Tidak Baik-Baik Saja”, tentunya hal tersebut tidak luput dari hasil campur tangan manusia yang kemudian berimbas kepada manusia lain. Garapan teater Peusijuek Bumoe dapat juga dikatakan sebagai kampanye atau himbauan kepada kita untuk menjaga bumi demi keberlangsungan hidup anak cucu kita kedepan.

Reportase: Novita Sari

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top