Oleh Sri Wahyuni, S.Pd.I. 

(Guru MAN 6 Aceh Utara)


Apa yang harus dilakukan ? dan cara yang bagaimana harus di gunakan untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa dalam kelas? Salah satu caranya adalah dengan memberikan rangsangan menarik yang dapat memberikan respon serta motivasi bagi siswa.

Menurut Burton, menguraikan bahwa group proces atau proses kelompok ialah cara individu mengadakan relasi dan bekerja sama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama.

Relasi di dalam kelompok demokratis artinya bahwa setiap individu berpartisipasi, ikut serta secara aktif, dan turut bekerja sama. Dengan demikian individu akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan mengalami perubahan sikap serta kelakuan. Dalam hal ini proses kelompok mempunyai dua ciri utama yakni partisipasi oleh murid dalam segala kegiatan dan kerja sama antara individu – individu dalam kelompok. Misalnya sosiodrama bukan semata – mata percakapan atau bermain – main, tetapi bersama – sama menghadapi masalah.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa antara lain :

1. Menggunakan metode yang tepat.

– Kerja kelompok

2. Menimbulkan motivasi.

– Ide yang bertentangan

– Pertanyaan pemicu belajar

3. Guru perlu menguasai beberapa keterampilan.

– Membimbing diskusi kelompok kecil

– Mengajar kelompok kecil dan perseorangan

– Mengadakan variasi / keanekaragaman

4. Terapkan prinsip dalam diri guru.

Mengenai banyak cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa akan dibicarakan lebih rinci sebagai berikut :

1. Menggunakan metode yang tepat.

– Kerja kelompok

Kerja kelompok adalah salah satu srategi belajar – mengajar yang memiliki kadar CBSA, KBK atau KTSP. Aspek – aspek kelompok yang perlu diperhatikan dalam kerja kelompok adalah :

a. Tujuan

Tujuan harus jelas bagi setiap anggota kelompok, agar diperoleh hasil kerja yang baik

b. Interaksi

Dalam kerja kelompok ada tugas yang harus diselesaikan bersama sehingga perlu dilakukan pembagian kerja. Salah satu persyaratan utama bagi terjadinya kerjasama adalah komunikasi yang efektif, perlu ada interaksi antaranggota kelompok.

c. Kepemimpinan

Tugas yang jelas, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang baik, akan berpengaruh terhadap suasana kerja, dan pada gilirannya suasana kerja ini akan mempengaruhi proses penyelesaian tugas.

2. Menimbulkan Motivasi.

– Ide yang bertentangan

Adanya ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan terjadinya disonansi kognitif dalam diri seseorang. Disonansi kognitif adalah situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan, suasana penuh pertanyaan ini pada gilirannya dapat menimbulkan ide yang bertentangan, guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita masalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesunguhnya. Misalnya di ambil dari surat kabar atau kejadian yang dibuat seolah – olah benar ( hipotesis ).

– Pertanyaan pemicu belajar

Pada awal pelajaran guru harus dapat melontarkan pertanyaan pertanyaan pemicu. Pertanyaan pemicu sebagai sebagai pemandu awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid dalam belajar. Pertanyaan pemicu dapat dikaitkan dengan benda, peristiwa, dan gambar yang digunkan saat guru menarik perhatian murid. Pertanyaan pemicu dapat dimulai dari pertanyaan sederhana, apa, dimana, tahun berapa, 5 W + 1 H sampai kepada pertanyaan yang lebih rumit, mengapa, bagaimana, dan apa akibatnya.

3. Guru perlu menguasai beberapa keterampilan.

– Membimbing diskusi kelompok kecil

Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid – murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar. Jangan sekali – kali memberikan tugas yang kabur misalnya ’’coba diskusikan polusi air’’. Bila itu dilakukan dan bagaimana cara membicarakannya. Yang akan terjadi bukan proses berbagai pengalaman dan pengetahuan tetapi proses berbagi ketidaktahuan.

Misalnya kita bisa mencobanya dengan : Selembar kertas di edarkan dalam setiap kelompok. Secara bergilir setiap murid / kelompok itu, menuliskan jawaban terhadap pertanyaan menurut pendapatnya sendiri, kemudian mendiskusinya dengan kelompok. Dalam kelompok tersebut pasti akan terjadi kerja sama antar siswa.

– Mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Dalam mengajar kelompok kecil dan perseorangan kita dapat melakukan dengan beberapa strategi, untuk pengembangan berpikir anak, yaitu :

– Srategi Direktif, strategi mengajar pendidikan berpikir yang bertujuan membantu murid untuk memperoleh dan menguasai fakta, ide dan keterampilan. Guru dalam srategi ini amat aktif.

– Srategi Mediatif, srategi mengajar yang bertujuan membantu murid untuk mengembangkan reasoning atau pertimbangan, konsep dan pemecahan masalah. Murid agak lebih banyak aktif. Dalam strategi mediatif ini terdapat sejumlah srategi intruksional, seperti srategi diskusi.

– Srategi Generatif, srategi yang bertujuan membantu murid untuk mengembangkan cara – cara pemecahan baru, pengembangan wawasan dan kreativitas. Murid amat aktif.

– Srategi Collaboratif, srategi yang membantu murid belajar mengadakan hubungan satu sama lain dan bekerja secara kooperatif dalam kelompok. Kelompok amat aktif. Beberapa srategi instruksional adalah srategi belajar kooperatif, srategi pertemuan kelas dan srategi pemecahan masalah kelompok berpasangan.

-Mengadakan variasi / keanekaragaman.

Dalam keanekaragaman pembelajaran guru harus terampil dalam menerapkan variasi tersebut, menyangkut gaya mengajar, media, sumber dan pola interaksi, serta kegiatan belajar mengajar.

4. Terapkan prinsip dalam diri guru.

Terapkan prinsip ’’guru selalu siaga’’ memperhatikan murid – muridnya. Dan ciptakan kelas yang demokratis, penuh rasa aman dan menyenangkan. Sepertinya prinsip dan suasana ini bisa kita terapkan untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa. Insya Allah pasti bisa, tentu saja secara berangsur – angsur melalui proses pembiasaan / proses habituasi.

Dari bahan yang telah dipelajari dan diuraikan di atas ada beberapa kesimpulan yaitu :

Kerja sama antar siswa sangatlah penting, di mana siswa yang terdidik di lembaga pendidikan akan sangat membantu keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Untuk membentuk anak menjadi manusia demokratis kita harus menekankan pelaksanaan prinsip kerja sama atau kerja kelompok, karena prinsip kerja sama lebih besar manfaatnya dari pada sistem persaingan.


Dengan kerja kelompok dapat mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Melalui kerja kelompok dapat dikembangkan perasaan sosial dan pergaulan sosial yang baik Anak – anak saling mengenal tentang hak dan kewajiban, kelemahan dan kekuatan masing – masing. Kerja kelompok menghilangkan prasangka yang merugikan, memperkembangkan kepemimpinan dan kepatuhan sebagai anggota. Dengan kata lain kerja kelompok merupakan usaha yang baik dalam rangka pendidikan nasional.


Di antara anggota kelompok mungkin ada yang merasa rendah diri, tak sanggup menyesuaikan diri, pemalu, nakal, menderita gangguan psikologis. Gangguan rohani yang dideritanya menyebabkan ia tak suka bergaul campur dengan anak – anak lain dan menghambat kemajuan belajarnya. Dalam kerja kelompok, individu saling membantu saling mengoreksi kesalahan, ada toleransi satu sama lain dan saling membangkitkan minat. Setiap orang tentu ada kekurangannya dan dalam kerja kelompok pula kekurangan – kekurangan itu dapat diatasi. Oleh karena itu kerja kelompok besar peranannya ’’group terapi”, yakni pengobatan melalui kerja kelompok.


Ternyata kerja kelompok cara yang efektif untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa. Dengan kata lain proses kelompok memberi kesempatan bagi setiap anak untuk melaksanakan prinsip kerja sama secara demokratis.


Riwayat Penulis :

Sri Wahyuni, S.Pd.I. adalah guru MAN 6 Aceh Utara.


DAFTAR PUSTAKA


-NK, Roestiah. 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Rineka Cipta.


-Guru Profesional dan dari berbagai sumber yang akurat.


Editor : Hamdani Mulya

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top