Oleh: Tgk. Salman, M.Sh

Penyuluh Agama KUA Darul Imarah  Aceh Besar


Sebagai manusia, pernahkah kita renungkan sampai kapan usia manusia diberi jatah hidup oleh Allah Swt? Atau, karena takut mati, merasakan seolah-olah hidup ini akan kekal selamanya. Apakah  kita tidak berani memikirkannya? Usia manusia adalah perkara ghaib dan rahasia Allah Swt. Tak seorangpun tahu berapa panjang usia yang dijatah untuknya.

Meskipun usia termasuk perkara ghaib, beberapa ulama besar Islam mencoba membahasnya, yaitu, pertama, sejak Allah Swt menciptakan Nabi Adam AS dan membekalinya dengan keturunan. Kedua, terhitung sejak seorang manusia terlahir dari rahim ibunya hingga ajal menjemput. Ketiga, dimulai sejak kebangkitan manusia dari alam dunia melalui kematian sampai bertiupnya sangkakala. 

Keempat, berlangsung sejak seorang manusia dibangkitkan dari alam barzakh, bersamaan dengan ditiupnya sangkakala hingga manusia melangkah di atas shirath al-mustaqim. Kelima, dimulai sejak seseorang memasuki pintu surga.

Usia umat Nabi Muhammad saw tidaklah sepanjang usia umat terdahulu. Dalam sebuah hadits disebutkan, usia manusia umumnya antara 60 sampai 70 tahun. Namun, dengan penuh kasih, meski usia umat Nabi Muhammad lebih pendek dari umat lain, Allah Swt menganugerahkan banyak keutamaan, diantaranya, diturunkannya lailatul qadar setiap Ramadhan, malam yang nilainya lebih dari seribu bulan.

Masa muda dan usia dewasa merupakan fase terpenting dalam kehidupan manusia. Betapa pentingnya masa muda, sebab usia muda menentukan masa tua. Karena itu penting diingat, setiap orang akan diminta pertanggungjawaban tentang umur yang dianugerahkan kepadanya.

Dalam Islam, usia 40 tahun dianggap sebagai usia yang istimewa. Ia dipandang sebagai tonggak awal kemapanan seseorang. Rasulullah saw pun diangkat sebagai Nabi oleh Allah Swt pada usia 40 tahun.

Setelah melewati fase kedewasaan, kaum muslimin memasuki fase persiapan menghadapi kematian, yaitu umur 60-70 tahun. Oleh karena itu, amat sangat keterlaluan orang-orang yang sudah berusia di atas 60 tahun, tapi masih juga melakukan maksiat. Tua-tua keladi, semakin tua, semakin menjadi-jadi.

Jadi, mari kita manfaatkan luang waktu yang Allah berikan untuk mencari ridha Allah dengan cara menuntut ilmu, bertaubat, dan menebarkan kebaikan yang bermanfaat sesuai dengan kapasitas masing-masing.   

Hendaknya menjadi pembelajaran, bahwa bukan usia panjang yang terpenting, melainkan keberkahan usia yang ditandai dengan bagusnya amal ibadah, akhlak dan karya yang bermanfaat bagi umat. Semoga Allah Swt selalu memberi petunjuk pada kita agar mampu menggapai usia berkah dan memanfaatkan umur dengan sebaik-baiknya. (editor: smh) 

Disampaikan pada Khutbah Jum'at, 21 Oktober 2022/25 Rabiul Awal 1444 H  di Lembaga Pemasyarakatan Lambaro, Aceh Besar.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top