lamurionline.com -- Aceh Besar -- Sejak kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 sampai dengan sekarang, Allah Swt telah memberikan kepada seluruh bangsa Indonesia kenikmatan yang sering terlupakan, yaitu nikmat aman. Rasa aman adalah suatu nikmat yang besar. Coba perhatikan bagaimana jika manusia hidup di lingkungan yang tidak aman.
Direktur LT3Q Elmasudy Aceh Ustadz Irhamullah MA Alhafizh menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jumat di Masjid Asy-Syuhada Lampanah Indrapuri, tanggal 18 Agustus 2023 bertepatan 1 Safar 1445 H.
Dia membiri contoh kehidupan yang tidak aman, misalanya di sekitar kehidupan manusia banyak pemabuk. Malam hari penuh keributan dan keonaran atau mungkin yang lebih parah lagi, di sekitarnya terjadi peperangan, tentu hidup menjadi tidak tenang. Maka syukurilah jika kita mendapat lingkungan yang penuh ketenangan dan masyarakatnya beradab.
Allah Swt memerintahkan kepada umat Islam supaya beribadah kepada-Nya sebagai wujud nikmat aman yang dianugerahkanNya. Allah Swt berfirman, “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS Al Quraisy: 1-4)
Nabi saw juga menyatakan, rasa aman adalah suatu nikmat yang besar, sesuai sabda Rasulullah saw, “Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary dari Nabi saw, beliau bersabda, barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR Tirmidzi).
Oleh karena itu, menurut Wakil Sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Aceh ini, nikmat aman dan kemanan jangan sampai diingkari. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An Nahl: 112).
Sebab, gara-gara mengingkari nikmat, akhirnya datanglah musibah. Bentuk dari mengingkari nikmat adalah dengan mendustakan ajaran Rasul. Dalam hal ini Allah Swt berfirman, “Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS An Nahl: 113).
“Semoga kita menjadi hamba Allah yang bersyukur, terutama saat kita mendapatkan rasa aman dan tenteram dalam kehidupan kita. Salah satu bentuk cinta terhadap tanah air adalah dengan senantiasa mendoakannya, sehingga menjadi negeri yang aman dan damai penuh dengan keberkahan,” harap Pembina Gerakan Pemuda Subuh (GPS) Aceh ini.
Selain itu, tambahnya, mendoakan agar generasi penerus menjadi generasi yang bertauhid, sehingga kelak negeri tersebut dipimpin orang-orang yang memiliki keimanan yang kuat kepada Allah Swt.
Diantara doa memohon agar Allah Swt menjadikan negeri yang kita tempati menjadi negeri yang aman dan menjadikan generasi penerus sebagai generasi yang jauh dari perbuatan syirik. “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”
Doa ini pernah dipanjatkan Nabi Ibrahim a.s untuk kota Mekkah, yang terdapat pada Alquran surat Ibrahim ayat 5. Terbukti hingga saat ini Makkah adalah sebuah kota yang sangat kondusif, penduduk kota tersebut juga memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi dan tercukupi segala kebutuhan hidup.
Bahkan, urai Irhamullah, pada masa menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw, Mekkah pernah diinvasi tentara Abrahah, namun invasi dengan tujuan menghancurkan Kabah itu gagal total karena Allah Swt menjaga keamanan kota Makkah dengan mengirimkan burung-burung ababil yang membawa batu dari neraka.
Manurut Irhamullah, kendati doa ini dibaca Nabi Ibrahim untuk kota Mekkah, namun boleh juga umat Muslim di Indonesia berdoa dengan doa tersebut dengan tujuan agar Allah Swt memberikan keamanan, keberkahan, dan rahmatnya bagi Indonesia, serta menjadikan anak-anak kita menjadi putra putri yang kuat imannya kepada Allah Swt. (Sayed M. Husen)
0 facebook:
Post a Comment