Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat


Taat adalah ciri kepribadian para nabi dan rasul. Sebagai utusan Allah dan pembawa risalah tentu bukanlah orang-orang sembangan. Mereka manusia-manusia  pilihan yang ditentukan Allah untuk menyampaikan kebenaran di atas permukaan bumi ini. Allah menyertakan mereka dengan berbagai kelebihan dan mukjizat sebagai bukti kenabiannya. 

Demikian dengan nabiyullah Sulaiman as. Dalam Pengajian  Muslimah Dayah Thalibul Huda Bayu Lamcot Darul Imarah Aceh Besar, Abi Hasbi Albayuni mengisahkan ketaatan nabi Sulaiman as. Seorang nabi dan rasul yang memiliki kecerdasan luar biasa. Beliau dapat mengendalikan angin, berbicara dengan burung, semut, berbagai  binatang dan tumbuhan serta memiliki bala tentaranya yang terdiri dari makhluk gaib berupa jin dan ifrit. Akan tetapi kehebatan  tidak membuatnya lupa diri dan sombong. Bahkan nabi Sulaiman semakin dekat dan taat kepada Allah. 

Dalam keseharian, nabi Sulaiman memiliki kesukaan bermain kuda. Ia memiliki banyak sekali jenis kuda hingga ribuan jumlahnya. Kuda yang beraneka ragam macam dan warna. Bahkan ia memiliki kuda berwarna hijau yang tidak pernah dimiliki oleh siapapun. 

Menurut Abi Hasbi, pada masa kenabian Sulaiman as Allah hanya memerintahkan shalat sehari semalam satu kali saja, yaitu shalat pada waktu ashar. Suatu ketika nabi Sulaiman sedang berlalai-lalai dengan kudanya. Keasikan bersenang-senang sehingga waktu shalat terlupakan. 

Menyadari hal tersebut, nabi Sulaiman memohon kepada Allah agar menghentikan waktu sejenak untuk dapat kembali melaksanakan ibadah shalatnya. Ia memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh atas kelalaiannya. 

Ketaatan nabi Ibrahim sungguh luar biasa. Karena peristiwa tersebut, ia menyembelih semua kuda-kuda kesayangannya tanpa sisa. Lalu dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Ia menyadari bahwa dunia hanya akan melalaikan untuk mengingat Allah. Menyibukkan diri dengan harta akan merugikan diri sendiri. 

Harta dan semua kuda-kuda kesukaannya nabi Sulaiman tidak berarti baginya dibandingkan dengan kecintaan dan ketaatannya kepada Allah. Ia rela meninggalkan semuanya agar tidak lalai dalam beribadah dan mengingat Allah. Betapa besar ketaatannya, tidak terpengaruh dengan kekayaan yang berlimpah.  

Abi menuturkan, mengenang kisah inspiratif tersebut, baginda Rasulullah saw berkata, "Sesungguhnya kamu tidak akan meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah, kecuali Allah akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari pada itu." 

Hikmah yang dapat kita petik dari kisah tersebut agar kita tidak segan-segan meninggalkan sesuatu yang dapat melalaikan dari mengingat Allah. Jika kita meninggalkan teman yang tidak baik karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Jika kita rela menyumbangkan harta dijalan Allah maka Allah akan gantikan dengan harta yang lebih baik. Sesungguhnya cinta kepada Allah akan mengalahkan cinta kepada dunia.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top