Oleh: Supiati, S. Ag. M. Sos

Sekretaris PD IPARI Kota Banda Aceh


Tanggal 30 Mei 2024 merupakan hari ulang tahun ke-1 Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI). Pada harlah kali ini, IPARI melakukan kegiatan dengan tema "Rawat Bumi Tebar Moderasi" yakni dengan tindakan nyata melakukan Gerakan Zero Plastik dan Tanam 1 Juta Pohon secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Tema "Rawat Bumi, Tebar Moderasi" mungkin menjadi pembahasan karena pentingnya menjaga lingkungan dan berperilaku dengan seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa mencakup upaya untuk mengurangi jejak karbon, mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan mendorong keberagaman serta toleransi dalam interaksi sosial.

Rawat Bumi" mengacu pada upaya untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem Bumi. Ini mencakup berbagai tindakan, seperti pengurangan polusi, pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, konservasi sumber daya alam, dan perlindungan keanekaragaman hayati. 

Pandangan semua agama terhadap "rawat bumi" mungkin berbeda-beda, tetapi banyak dari mereka memiliki prinsip-prinsip yang mendorong untuk menjaga lingkungan alam. Sebagai contoh:

Kristen: Banyak Kristen melihat tanggung jawab manusia untuk merawat bumi sebagai bagian dari tanggung jawab mereka atas penciptaan Tuhan. Mereka percaya bahwa manusia adalah kustodian yang bertanggung jawab atas alam semesta yang diberikan Tuhan kepada mereka.

Islam: Dalam Islam, konsep "Khalifah" atau khalifah di bumi menekankan tanggung jawab manusia sebagai pemimpin atau pengelola alam semesta. Agama ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menggunakan sumber daya alam dengan bijaksana.

Hindu: Dalam ajaran Hindu, konsep "Dharma" mengacu pada tugas atau kewajiban moral. Merawat lingkungan alam dianggap sebagai bagian dari dharma manusia, karena alam dianggap sebagai manifestasi Tuhan.

Buddha: Ajaran Buddha mengajarkan pentingnya empat Kebenaran Mulia, termasuk kesadaran akan penderitaan. Merawat bumi dapat dianggap sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi penderitaan, baik manusia maupun makhluk lainnya.

Meskipun ada perbedaan dalam interpretasi dan penekanan, banyak agama memiliki ajaran yang mendorong penghargaan terhadap alam semesta dan tanggung jawab untuk merawatnya dengan penuh tanggung jawab dan kebijaksanaan.

Merawat bumi dengan penuh tanggung jawab dan keberlanjutan dapat menyebarkan moderasi dalam beberapa cara:

Penggunaan Sumber Daya: Dengan mengurangi konsumsi berlebihan dan menggunakan sumber daya alam dengan bijaksana, kita dapat mempraktikkan moderasi dalam gaya hidup kita dan menghormati keseimbangan alam.

Pertanian dan Pangan: Praktik pertanian yang berkelanjutan, seperti pertanian organik dan permaculture, tidak hanya merawat bumi tetapi juga mendorong moderasi dalam pola konsumsi pangan.

Pendekatan Berkelanjutan: Mengadopsi pendekatan berkelanjutan terhadap pengembangan ekonomi, sosial, dan lingkungan membantu menjaga keseimbangan yang berkelanjutan, yang merupakan aspek penting dari moderasi.

Kesadaran Lingkungan: Memperkuat kesadaran akan pentingnya merawat bumi dan dampak-dampaknya terhadap lingkungan dapat membantu menyebarkan moderasi dalam pandangan dan tindakan manusia terhadap alam.

Dengan memahami bahwa merawat bumi adalah bentuk moderasi dalam penggunaan sumber daya dan interaksi dengan lingkungan, kita dapat menciptakan budaya yang lebih berkelanjutan dan seimbang.

Dengan selurh rangkaian kegiatan Harlah (Hari Lahir) IPARI ke -1 merupakan kesempatan yang baik untuk mengajak seluruh penyuluh agama untuk mempromosikan kesadaran akan pentingnya merawat bumi sebagai bagian dari pencapaian moderasi dalam masyarakat. 

Para penyuluh agama memiliki pengaruh yang besar dalam komunitas mereka dan dapat menggunakan platform mereka untuk menyebarkan pesan tentang perlindungan lingkungan dan praktik-praktik yang berkelanjutan.

Mereka dapat mengajak umatnya untuk mengambil langkah-langkah konkrit, seperti pengurangan pemborosan energi, penggunaan sumber daya alam yang bijaksana, dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.

Dengan memberikan pemahaman yang kokoh tentang hubungan antara agama dan lingkungan, para penyuluh agama dapat membimbing masyarakat menuju praktik hidup yang lebih seimbang dan berkelanjutan, menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan kehidupan manusia.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top