LAMURIONLINE.COM I BANDA ACEH - Kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin salah satu masalah utama yang dihadapi umat Islam di Indonesia. Kesenjangan ini telah menciptakan ketidakadilan sosial dan bisa saja memicu ketegangan dan konflik sosial. 

Pendamping Program Wakaf Produktif Baitul Mal Aceh (BMA), Sayed Muhammad Husen, menyampaikan hal itu dalam diskusi dengan 12 peserta Leadership Advance Training (LAT), Selasa (4/6/2024).  LAT diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Aceh, 29 Mei - 8 Juni di Hotel Jeumpa, Banda Aceh.   

“Sebagai solusi yang efektif, sistem ekonomi Islam merupakan alternatif untuk mengurangi kesenjangan sosial, sebab sistem ekonomi Islam didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, keseimbangan, dan kesejahteraan, yang diatur berlandaskan tauhid.

Menurut Sayed, yang juga Pengawas KSPPS Baitul Qiradh Baiturrahman, sistem ekonomi Islam juga menekankan pada konsep zakat, infak, dan wakaf sebagai instrumen redistribusi kekayaan. Zakat, sebagai kewajiban umat Islam, bertujuan untuk membersihkan harta dan mendistribusikannya kepada yang membutuhkan. 

“Dengan zakat, infak, wakaf dan harta keagamaan lainya kita harapkan kekayaan tidak hanya terpusat pada segelintir orang, tetapi tersebar lebih merata di tengah masyarakat,” tegas Sayed.

Sayed menyampaikan, Islam melarang praktik riba (bunga), yang menjadi penyebab meningkatnya kesenjangan ekonomi. Sistem bunga yang ada dalam ekonomi konvensional cenderung memperkaya pihak pemberi pinjaman dan memperberat beban penerima pinjaman (yang biasanya miskin). 

Karena itu, tambah Sayed, sebagai upaya memasyarakatkan sistem ekonomi Islam, diperlukan pendidikan dan peningkatan literasi, sehingga pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam akan lebih baik. 

“Peningkatan literasi keuangan sosial dan keuangan komersial Islam cukup membantu masyarakat dalam memahami manfaat dan keunggulan sistem Islam, sehingga lebih tertarik berinteraksi dengan lembaga zakat, nazir wakaf, perbankan syariah, serta lembaga ekonomi Islam lainnya,” ujarnya.

Sayed menegaskan, sistem ekonomi Islam sebenarnya solusi yang komprehensif dan adil untuk mengurangi kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin. Prinsip-prinsip seperti zakat, larangan riba, keadilan dalam muamalah, kemitraan,  dan bagi hasil, akan menciptakan distribusi kekayaan yang lebih adil. 

“Implementasi prinsip-prinsip ekonomi Islam akan membawa perubahan positif bagi perekonomian Indonesia dan masyarakat global, sekaligus hal ini sebagai sebagai bukti bahwa Islam memang rahmat bagi sekalian alam,” pungkas Sayed.  (Herman)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top