Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Wakaf di Aceh, Tradisi, Inovasi dan Keberkahan


Kurban salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Tidak hanya orang kaya, akan tetapi orang miskin juga bisa berkurban. Untuk mewujudkan impiannya berbagai macam cara dilakukuan, diantaranya dengan menabung hingga masa berkurban tiba. Kurban milik semua umat Islam, karena ibadah penuh berkah ini dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi pelaksananya.  

Islam memiliki dua Id, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam praktik kelaksanaannya, umat Islam lebih memeriahkan Idul Fitri dari pada Idul Adha. Bahkan di sebahagian daerah Idul Adha tidak dirayakan sama sekali, hanya mengerjakan shalat Id saja. Padahal menurut para ulama sebenarnya Idul Adha lebih diutamakan karena hari raya ini jauh lebih mulia. Hari yang barengi dengan tasyrik dan diharankan berpuasa. Dihiasi ibadah kurban dan memuliakan para tamu Allah yang sedang menunaikan ibadah haji di Baitullah.   

Dalam khutbah Idul Adha di masjid Baitul Kiran kecamatan Darul Kamal,10 Zulhijjah 1446 Hijriah,Tgk Abuya Muda Wali, pimpinan dayah Al-Waliyyah Lamreung Darul Imarah Aceh Besar menyampaikan bahwa nikmat yang terbesar adalah ampunan Allah Swt. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Kautsar ayat 1-3. 

Dalam sejarah disebutkan, suatu ketika Rasulullah saw sedang bersama para sahabatnya. Beliau menundukkan kepala dalam waktu yang lama. Seakan beliau seperti mengantuk akan tetapi ingin menyampaikan sesuatu. Kemudian nabi saw tersenyum bahagia. Bibirnya yang indah merekah memancarkan sesukaan luar biasa. Para sahabat bertanya, "Mengapa engakau tersenyum dan nampak bahagia di raut  wajahmu ya Rasulullah?"   

Rasulullah saw menjawab, "Tadi malaikat Jibril as datang menyampaikan surat Al-Kautsar, maka aku  tersenyum bahagia." Adapun hal yang membuat beliau senang ketika itu bahwa Allah Swt telah memberikan nikmat yang banyak kepada umatnya. Hal ini berkenaan dengan surat Al-Kautsar ayat satu. Nabi bertanya kepada Jibril, "Untuk siapakah nikmat tersebut ya Jibril?" Jibril menjawab, "Untukmu dan umatmu." Dan diantara nikmat terbesar adalah  ampunan Allah Swt kepada hamba-Nya yang bertaubat.  

Hal kedua yang menjadikan nabi tersenyum adalah memahami makna "Wanhar" yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara berkurban. Barang siapa diantara umat Rasulullah saw berkurban, maka Allah Swt akan melimpahkan nikmat terbesar kepadanya berupa ampunan. Kurban adalah hadiah istimewa bagi umat Islam. Bayangkan saja, satu tetes darah saja yang jatuh dari dari tubuh hewan kurban saat disembelih, maka Allah akan memberikan satu pahala kepadanya. Dan selembar bulu yang ada di tubuh hewan kurban akan  diberikan satu pahala pula. 

Jika memang demikian, coba kita jumlahkan berapa tetes darah dan berapa jumlah bulu yang melekat pada tubuh hewan kurban tersebut. Sanggupkan kita menghitung jumlahnya?  Sungguh Allah akan yang akan memberikan pahala yang banyak kepada orang yang berkurban. Maka dari itu Rasulullah saw sangat menganjurkan beribadah kurban bagi yang mampu. Kurban hukumnya sunat muakkad, yaitu sunat yang sangat diutamakan Rasulullah saw. 

Hal ketiga yang membuat Rasulullah saw tersenyum adalah pada saat Rasulullah belum memiliki keturunan anak laki-laki sebagai kebangaan dan kehormatan orang-orang Quraisy saat itu. Mereka menghina,  mencaci, dan mengejak baginda nabi dengan kata-kata yang menyakitkan serta merendahkan. Akan tetapi Rasulullah saw tidak membalasnya. Karena Allah Swt telah berjanji dalam surah Al-Kautsar untuk membalas dengan memutuskan rahmat-Nya kepada orang-orang Quraisy. Barangsiapa yang menghina nabi saw dan keluarganya maka ia tidak akan diakui sebagai umatnya. 

Untuk mendapatkan syafaat Rasulullah saw membutuhkan pengakuan  yang dibuktikan dengan perbuatan. Jangan hanya mengaku umat nabi saw akan tetapi tidak mau menjalankan syariatnya.  Meskipun kini kita mengaku sebagai umat nabi saw, akan tetapi di hari akhirat kelak belum tentu Rasulullah saw akan mengakui kita sebagai umatnya. Apalagi bagi mereka yang sudah menghina dan mencela baginda yang mulia. 

Masih dengan Abuya Muda Wali, Al-Kautsar memiliki makna bahwa di dalam surga ada sebuah sungai bernama Kalkautsar. Sungai yang di dalamnya terdapat air yang sangat jernih, dihiasi gemerlapnya mutiara, manisnya melebihi madu, dan mengeluarkan wangi kasturi yang sangat harum semerbak. Rasulullah saw bertanya kepad Jibril, "Untuk siapakah sungai tersebut disediakan ya Jibril?" Jibril menjawab, untukmu dan umatmu. Semoga kita tergolong orang-orang yang mendapatkan syafaat Rasulullah saw dan sempat meminum air dari telaga KalKautsar. Sungai Rasulullah saw yang sangat dirindukan oleh semua orang beriman. 

Dari penjelasan tadi dapat kita ambil hikmah bahwa kurban merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya. Sejatinya selaku umat Islam mari kita berlomba-lomba menunaikan ibadah kurban sebagai bentuk pengabdian diri kepada Allah dan rasul-Nya. Sebagai kendaraan yang akan membantu kita melewati titian shirathal mustaqim. Sebuah jembatan panjang yang halus dan tajam. Berkurban salah satu cara untuk memudahkan berjalan di atasnya dengan mudah dan cepat. 

Mari berkurban agar Allah Swt memberikan ampunan-Nya kepada kita.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top