Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Wakaf di Aceh, Tradisi, Inovasi dan Keberkahan


Untuk mendapatkan pahala besar dalam beribadah tidak harus dengan amalan yang besar. Jika niatnya baik maka amalan kecilpun bisa mendapatkan pahala yang besar. Bahkan jika niat tidak ikhlas dapat merusak setiap pahala amalan yang telah dikerjakan, tidak akan mendapatkan kebaikan sama sekali. Maka dari itu ikhlas merupakan kunci utama dalam mencapai kesuksesan beramal shalih. 

Begitu banyak amalan yang  dianggap sepele namun membawa faedah besar. Tidak selalu harus  bergantung seperti amalan yang dikerjakan orang-orang sufi. Atau seperti para aghniya yang menyumbangkan hartanya di jalan Allah jika hanya ingin dipuji. Masih banyak kebaikan yang mendatangkan keridhaan Allah Swt asalkan ikhlas.

Dalam bukunya Dakwah Sufi, Dr.Sabaruddin Siahaan, S.Pd.I, M.Sos menyebutkan,   diantara jenis amalan kecil yang dapat mendatangkan pahala besar adalah senyum. Sungguh suatu hal yang sangat ringan bahkan dianggap sepele. Akan tetapi hal tersebut dapat membahagiakan diri sendiri dan orang lain. Senyum yang diiringi raut wajah berseri ketika berbicara dengan orang lain justru dapat mendatangkan banyak pahala kebaikan.  Menunjukkan kesukaan hati hingga lawan bicara tidak merasa segan dalam menyampaikan pesan. 

Kondisi ini tentunya akan tercipta karena seseorang memiliki hati yang lapang. Bukan karena kesombongan apalagi bersifat riya. Sombong salah satu sifat syaithaniah yang harus segera dihindari. Karena jika seseorang memiliki sifat sombong walau hanya sebesar biji sawi, Allah akan campakkan ia ke dalam neraka.           

Diantara cerminan orang terhindar dari sombong adalah memakai kain sarung sebatas betis atau di atas mata kaki. Hal tersebut merupakan indikator kerendahan hati sebagai bukti taat kepada Allah dan rasul-Nya. Karena memakai sarung yang menjulur ke bawah adalah cerminan kesombongan. 

Hal tersebut di atas berkenaan dengan sebuah pesan Rasulullah saw dalam hadits pada Sunan Abu Daud nomor 3562, "Janganlah engkau remehkan perkara ma'ruf, berbicaralah kepada saudaramu dengan wajah yang penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari perkara yang ma'ruf. Angkatlah sarungmu hingga setengah betis, jika tidak hingga kedua mata kaki. Dan janganlah engkau julurkan sarungmu karena itu bagian dari sifat sombong, sesungguhnya Allah tidak menyukai sifat sombong. Jika ada seseorang yang mencela dan memakimu karena cela yang ia ketahui darimu, maka janganlah engkau balas memaki karena cela yang engkau ketahui padanya, karena itu akan memberatkannya (pada hari kiamat)." 

Masih dalam tulisan Dr. Sabaruddin bahwa dalam hadits tersebut Rasulullah saw juga menganjurkan agar kita tidak membalas cacian dan makian dengan kebencian. Bersabar merupakan langkah terbaik dalam menerima hujatan. Amalan-amalan ringan tersebut itulah yang dikatakan remeh karena tidak membutuhkan modal besar, baik berupa tenaga maupun harta. Sejatinya orang beriman akan selalu bersabar dalam menghadapi berbagai tekanan yang bersifat menyakitkan hati. 

Amalan kecil jika dikerjakan secara terus menerus dan ikhlas pasti akan memperoleh pahala yang jauh lebih besar dari pada amalan besar tetapi riya. Ingin disanjung dengan tujuan dianggap baik oleh banyak orang. Untuk menghindari hal tersebut tanamkan keikhlasan dalam jiwa untuk mengerjakan kebaikan dengan ketulusan hati.

Agar amalan ringan menjadi hikmah, mari sebarkan senyum untuk sesama secara tulus. Tidak mencela dan menghindari sifat-sifat  sombong.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top