Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Wakaf di Aceh, Tradisi, Inovasi dan Keberkahan


Allah Swt telah menurunkan kitab-kitab suci sebagai pedoman hidup dan bukti kebenaran para rasul-Nya. Kitab-kitab tersebut berisi ajaran tauhid untuk mengenal Allah dan beribadah hanya kepada-Nya. Seluruh kitab suci terdahulu disempurnakan oleh Al-Qur’an, yang menjadi penutup sekaligus pemelihara kebenaran wahyu dari segala perubahan dan penyimpangan.

Sebagian ahli kitab beriman kepada isi kitab mereka, namun pada kenyataannya, sebagian kandungannya telah diubah oleh pihak-pihak yang dengki kepada Rasulullah saw. Ada pula rahib yang mengetahui kebenaran ajaran Islam, tetapi tetap mendustakannya.

Salah satu kisah menarik datang dari seorang rahib yang hidup pada masa Khalifah Umar bin Khathab. Awalnya, ia seorang ahli kitab yang sangat menentang dakwah Rasulullah saw. Dengan penuh kebencian dan kedengkian, ia berusaha menolak ajaran Islam. Kisah ini diceritakan oleh Abi Hasbi Al-Bayuni dalam Pengajian Rutin Muslimah Ahad di Dayah Thalibul Huda Bayu, Aceh Besar, baru-baru ini.

Nama rahib tersebut Ka‘b al-Ahbar. Ia mewarisi pengetahuan tentang Taurat dari para rahib sebelumnya, termasuk ayahnya sendiri. Sejak kecil, ia meyakini kebenaran Taurat, meskipun sebagian isinya telah bercampur dengan kebohongan.

Keraguan mulai muncul ketika Ka‘b mengetahui ada satu halaman yang hilang dari kitab Taurat yang ia pelajari. Ia bertanya-tanya, apa sebenarnya isi halaman yang hilang itu. Setelah ayahnya wafat, Ka‘b secara tidak sengaja menemukan lembaran tersebut tersimpan di dalam brankas ayahnya. Betapa terkejutnya ia ketika membacanya, ternyata halaman itu berisi sifat-sifat Rasulullah Muhammad saw yang jelas menunjukkan beliau sebagai nabi akhir zaman.

Lembar penting ini disembunyikan oleh kaum Yahudi karena kedengkian, agar kebenaran Rasulullah saw tetap tertutupi. Penemuan tersebut mengguncang keyakinan Ka‘b, hingga akhirnya ia masuk Islam. 

Saat itu, Rasulullah saw telah wafat dan kepemimpinan umat berada di tangan Khalifah Umar bin Khathab setelah sebelumnya dijabat oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Keislaman Ka‘b al-Ahbar membuat Umar sangat bergembira.

Abi Hasbi menegaskan pesan Rasulullah saw: "Janganlah kalian membenarkan ahli kitab, tetapi jangan pula mendustakan mereka. Ajaklah mereka dengan cara yang hikmah," sebab umat Islam beriman kepada Al-Qur’an sekaligus kepada kitab-kitab suci sebelumnya. 

Jika para ahli kitab benar-benar beriman kepada Taurat dan Injil yang asli, tentu mereka akan mengimani pula Al-Qur’an.

SHARE :

0 facebook:

 
Top