Oleh : Haikal Putra Fhonna
Mahasiswa Penjaskesrek Universitas Syiah Kuala
Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat pada abad ke-21 telah memberikan dampak besar terhadap hampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Di tengah arus globalisasi dan transformasi digital, peran guru mengalami perubahan yang signifikan. Guru tidak lagi hanya bertugas sebagai penyampai ilmu pengetahuan di ruang kelas, tetapi juga berperan sebagai fasilitator, inovator, dan motivator yang mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan menyenangkan. Dalam konteks pendidikan di Banda Aceh, peran guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam media pembelajaran menjadi sangat penting untuk mendukung terciptanya generasi muda yang melek digital dan siap menghadapi tantangan zaman.Di Banda Aceh, penerapan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar telah menunjukkan kemajuan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak sekolah mulai beradaptasi dengan penggunaan media digital, baik dalam bentuk perangkat keras seperti komputer, laptop, dan tablet, maupun perangkat lunak seperti aplikasi pembelajaran daring, video interaktif, dan platform e-learning. Salah satu contoh konkret penerapan teknologi di sekolah adalah penggunaan tablet iPad sebagai media belajar di beberapa SD di Banda Aceh. Program ini menggantikan buku cetak dengan bahan ajar digital sehingga proses belajar menjadi lebih menarik, efisien, dan ramah lingkungan.
Selain itu, Telkom Aceh bersama pemerintah daerah juga aktif mengadakan pelatihan bagi para guru dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk pembelajaran. Pelatihan ini bertujuan agar guru-guru mampu memahami potensi teknologi baru dalam dunia pendidikan, seperti penggunaan chatbot pembelajaran, analisis data hasil belajar siswa, dan sistem adaptif yang dapat menyesuaikan materi dengan kemampuan masing-masing peserta didik. Langkah ini menunjukkan keseriusan Banda Aceh dalam mendukung transformasi digital di bidang pendidikan sekaligus memperkuat peran guru sebagai agen perubahan.
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran membawa berbagai manfaat yang signifikan. Pertama, teknologi dapat meningkatkan interaktivitas antara guru dan siswa. Misalnya, melalui penggunaan video interaktif, simulasi, dan kuis digital, siswa tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga dapat berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Kedua, teknologi memungkinkan pembelajaran jarak jauh yang fleksibel, terutama saat kondisi tidak memungkinkan untuk tatap muka langsung, seperti ketika terjadi bencana alam atau situasi darurat. Ketiga, media berbasis teknologi membantu guru menyajikan materi yang lebih kontekstual dan visual, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep abstrak.
Namun demikian, kemajuan teknologi juga membawa tantangan tersendiri bagi para pendidik. Salah satu tantangan utama yang dihadapi guru di Banda Aceh adalah kesenjangan literasi digital. Tidak semua guru memiliki kemampuan yang sama dalam mengoperasikan perangkat dan aplikasi pembelajaran modern. Masih ada sebagian guru yang merasa kesulitan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kegiatan mengajar karena kurangnya pelatihan dan pengalaman. Selain itu, keterbatasan fasilitas teknologi di beberapa sekolah juga menjadi kendala serius. Tidak semua sekolah memiliki akses internet yang stabil atau perangkat TIK yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar berbasis digital.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan kerja sama yang baik antara guru, sekolah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan pelatihan berkelanjutan kepada guru agar mereka dapat meningkatkan kemampuan literasi digital dan pedagogi berbasis teknologi. Selain itu, dukungan infrastruktur seperti jaringan internet, perangkat komputer, serta ruang kelas digital juga perlu diperkuat agar penerapan teknologi dapat berjalan optimal. Guru pun perlu terus mengembangkan diri melalui komunitas belajar, seminar, dan pelatihan online yang kini banyak tersedia secara gratis.
Di sisi lain, guru juga memiliki peran penting dalam mengontrol dan menyeimbangkan penggunaan teknologi agar tidak disalahgunakan oleh siswa. Dalam era digital, peserta didik sangat mudah terpapar oleh berbagai informasi yang belum tentu benar atau bermanfaat. Oleh karena itu, guru perlu menanamkan nilai-nilai etika digital, tanggung jawab, dan berpikir kritis kepada siswa. Teknologi seharusnya tidak menjauhkan manusia dari nilai kemanusiaannya, melainkan menjadi sarana untuk memperluas wawasan dan memperkuat karakter.
Selain menjadi fasilitator pembelajaran, guru juga berperan sebagai desainer media pembelajaran yang inovatif. Guru dituntut mampu menciptakan atau memodifikasi media sesuai kebutuhan siswa. Misalnya, dalam pembelajaran sains, guru dapat menggunakan simulasi digital untuk menunjukkan proses eksperimen yang sulit dilakukan di laboratorium. Dalam pelajaran sejarah, guru dapat menampilkan dokumentasi visual, peta interaktif, dan video arsip agar siswa lebih mudah memahami peristiwa masa lalu. Pendekatan seperti ini tidak hanya meningkatkan minat belajar siswa, tetapi juga memperkuat keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif.
Dalam konteks Banda Aceh yang dikenal sebagai daerah religius dan berbudaya, penerapan teknologi dalam pendidikan juga harus disesuaikan dengan nilai-nilai lokal dan keislaman. Guru memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa penggunaan media digital tetap sejalan dengan norma sosial dan moral yang berlaku. Misalnya, dalam memilih video pembelajaran, guru perlu memastikan bahwa konten tersebut sesuai dengan nilai-nilai pendidikan Islam dan budaya Aceh. Dengan demikian, teknologi tidak hanya menjadi alat bantu belajar, tetapi juga sarana untuk memperkuat identitas dan karakter bangsa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peran sentral dalam menggerakkan inovasi teknologi dalam media pembelajaran. Guru bukan hanya pengguna teknologi, melainkan pengarah dan pengendali agar teknologi digunakan secara efektif, etis, dan bermanfaat. Di Banda Aceh, berbagai langkah telah diambil untuk memperkuat peran guru dalam menghadapi era digital, namun upaya tersebut harus terus dilanjutkan dengan dukungan kebijakan, pelatihan, dan fasilitas yang memadai.
Akhirnya, teknologi memang membuka peluang besar bagi kemajuan pendidikan, tetapi keberhasilan sejati tetap bergantung pada sosok guru di baliknya. Guru yang kreatif, adaptif, dan berintegritas akan mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan. Dengan semangat inovasi dan tanggung jawab, guru di Banda Aceh diharapkan terus menjadi pelopor perubahan positif dalam dunia pendidikan berbasis teknologi.

0 facebook:
Post a Comment