Syedara, Sekilas kita menengok ke Ssebuah pulau nun paling ujung dari Sumatera, biasanya kita mengenal Pulau Sabang karena banyaknya turis dan wisatawan yang ke sana untuk sekedar melepas lelah dan bersantai raya, namun kita terkadang lupa akan eksotisnya Pulo Breuh dan Pulo Nasi ataupun gugusan pulau kecil di samping dua pulau tersebut. Pulo Nasi, dengan kecamatannya Pulo Aceh adalah pulau yang tak kalah eksotisnya dibanding pulau lain, pasir putihnya yang indah, gugusan batu karang yang kokoh nan menarik, indah semilirnya n y i u r p o h o n k e l a p a , b a h k a n m a s y a r a k a t n y a y a n g I s l a m i d a n memegang teguh adat istiadat makin menambah eksotisnya pulau ini. di sini pula lahir satu tarian tradisi dari Aceh Besar yang dikenal dengan Tarian Likok Pulo yang sekarang hampir punah.

Di Mukim Pulo Nasi terdapat lima gampong yang dihuni penduduk setempat yaitu Deudap, Rabo, Alue Riyeung, Lamteng dan Pasi Janeng. Ada juga p e n d a t a n g d a r i l u a r P u l a u y a n g berkeluarga dan menetap di sana. menyinggung soal pendidikan di sini juga terdapat 3 SD, 1 MIN, 1 SMP dan 1 SMA sebagai tempat menuntut ilmu anak-anak Pulo Nasi. Pulo Nasi juga telah luluh lantak akibat tsunami beberapa tahun lalu sehingga penduduk aslinya banyak yang hilang dan mengungsi ke luar pulau. Disebabkan rasa rindunya kepada tanah kelahiran, dengan semangat baru mereka kembali untuk membangun sisa-sisa k e h i d u p a n d a n b e r b e n a h u n t u k menunjukkan identitas asli mereka sebagai penduduk Pulau. Penduduk Pulo Nasi juga dikenal dengan keakrabannya, banyak tamu yang datang berkunjung ke Pulau dijamu dengan istimewa, termasuk responden Lamuri yang diajak berkeliling mengenal masyarakat dan keindahan Pulau yang satu ini.

Mengenai transportasi, untuk bisa mencapai ke Pulau ini hampir tiap harinya ada transportasi laut y a i t u s e j e n i s B o a t N e l a y a n y a n g berkapasitas sekitar 30-40 penumpang beserta sepeda motor dan keperluan penumpang ataupun syedara bisa memilih KMP Pelayaran untuk Pulo Nasi. Dari Banda Aceh anda bisa berangkat melalui dermaga kecil yang ada di Ulee Lheue tepatnya diantara Kafe Wisata Kuliner dan Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Bout nelayan ke Pulo Nasi ini, sedianya berangkat jam 2 siang (14.00 WIB) dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam ke pelabuhan atau dermaga Lamteng dan kurang lebih 1 jam ke dermaga Deudap. Ini semua tergantung dari kondisi cuaca dan gelombang di laut. Setiap dermaga ini digunakan selang sehari. Misal hari ini dari Lamteng menuju ke Banda Aceh (bolakbalik), esoknya dari Deudap ke Banda Aceh (Bolak-balik). Lusanya baru dari Lamteng lagi. Untuk urusan komunikasi pulau ini masih agak susah karena tidak memadainya provider jaringan yang ada. Cuma Lamteng dan deudap adalah salah dua dari tempat yang masih memungkinkan syedara untuk bisa berkomunikasi melalui perangkat mobile. Kembali ke keindahan pulaunya. Panorama laut yang indah disertai lambaian nyiur sudah menjadi ciri khas bagi pulau ini. Hamparan pasir putih yang begitu panjang dengan pantai yang landai menjadi daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Bagi syedara yang memiliki hobby diving ataupun snorkeling, jangan khawatir tempat ini juga mempunyai spot untuk bisa dicoba.

Selain andalan keindahan pantai dan lautnya, dipulau ini juga terdapat tebingtebing yang begitu cadas menjulang tinggi seperti sisa reruntuhan dari zaman masa lampau. Kemudian disekitar tebing tersebut juga terdapat sumber mata air yang menjadi sumber air bagi masyarakat disekitar. Dan yang tidak kalah serunya yaitu kekayaan hasil alam lautnya, ikan, gurita, maupun sotong menjadi andalah di Pulau ini. Maka tidak ada salahnya pulau ini bisa menjadi salah satu alternative untuk kita kunjungi, dengan bekal nasi bungkus selama perjalanan ke pulau tersebut, kita sudah bisa menikmati panorama laut yang begitu indah. Selamat menikmati Syedara kamoe 

Reported By Pimpinan Redaksi Buletin Lamuri
SHARE :
 
Top