Lamurionline.com--Banda Aceh: Provinsi Aceh yang tengah berusaha menjalankan syariat Islam kini menghadapi tantangan dalam memakmurkan masjid. Selain karena minimnya jamaah masjid, Aceh juga sedang mengalami krisis kader-kader muda sebagai penggerak dalam menghidupkan masjid, terutama pada kawasan perdesaan dan tingkat kecamatan di beberapa kabupaten.

Hal itu disampaikan Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Provinsi Aceh, Ustaz H Akhyar M Ali MAg saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (20/1/) malam. “Krisis kader masjid juga menjadi salah satu factor minimnya jamaah shalat,” katanya.

Ia mengungkapan, jumlah masjid di Aceh mencapai 3.941 unit dan 6.238 unit mushala atau meunasah. Sayangnya, hanya sebagian kecil masjid dana meunasah yang rutin melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah.

“kalau di Kota Banda Aceh dan ibu kota kabupaten, shalat lima waktu secara berjamaah sudah berjalan baik. Namun, di tingkat kemukiman atau desa, jangankan shalat jamaah lima waktu, bahkan ada masjid yang di kunci dan dibuka seminggu sekali pada hari Jum’at saja,” ungkapnya.

Selain itu, di beberapa daerah di Aceh juga terjadi krisisnya muazin, imam/khatib masjid. Hal ini disebabkan kurang berminatnya generasi muda sekarang untuk menghidupkan masjid dengan shalat berjamaah.

“Tidak sedikit masjid/mushala di desa-desa di Aceh, satu orang itu sampai harus merangkap semua mulai dari muazin, imam/khatib, sampai menjadi khadam masjid. Ini harus mejadi perhatian kita, jika di biarkan tidak mustahil 10 tahun lagi masjid di Aceh bakal kosong dan sepi dari kegiatan ibadah,” jelasnya.

Karena itu, Akhyar mengajak umat Islam di Aceh untuk selalu meramaikan masjid saat masuk waktu shalat lima waktu. Jangan hanya pergi ke masjid saat mau menikah saja atau ketika shalat jenazah, tapi harus dimakmurkan sepanjang hari.

Ustaz Akhyar juga berharap para pemimpin umat di Aceh di berbagai tingkatan harus bisa memberi contoh bagaimana memakmurkan masjid. Yakni selalu berdakwah dan memberikan contoh meramaikan masjid untuk shalat wajib. Tidak cukup hanya sebatas instruksi saja kepada bawahan dan masyarakatnya.

“Tipologi pimpinan adalah orang yang cinta masjid dan hatinya komit dengan masjid. Ketika azan dikumandangkan, tinggalkan semua kegiatan di kantor, pasar, warung kopi. Jangan kita biasakan berhenti sejenak ketika rapat hanya untuk mendengarkan azan, sementara kita tidak segera menuju ke masjid terdekat dimana azan itu dikumandangkan.” Tegasnya.


Pada bagian akhir pengajian, Akhyar berharap Gubernur Aceh dapat mengeluarkan sebuah aturan dalam bentuk Pergub tentang remaja masjid. “Gubernur perlu menginstrusikan camat se-Aceh untuk menghidupkan remaja masjid di daerahnya. Mari kita bangun Aceh dimulai dari Masjid,” imbuhnya, (SI)
SHARE :
 
Top