Reportase
Zulfikar M Har 
(Relawan MRI ACT Aceh Untuk Sulteng)

Dok. IST
Kemarin, tepatnya tanggal 20 Oktober 1018, kami berkesempatan melakukan distribusi bantuan, troma healing dan pelayanan kesehatan di salah satu dusun pedalaman di Desa Saloya kecamatan Sindue Tombusabora. 

Setelah sebelumnya sempat diasessment oleh beberapa teman kita dari posko kemanusiaan ACT Sindue.

Dusun ini bernama Balaroa. Iya sama dengan nama salah satu wilayah yg terdampak berat gempa di kota Palu. Dusun ini hanya terdiri dari sekitar 20 KK dengan jumlah penduduk 60 jiwa.


Mereka awalnya tinggal di atas gunung dengan sistem primitif namun setelah gempa yang mengakibatkan longsor sehingga mereka membuat tempat tinggal sementara di kaki gunung tempat biasanya mereka bertani. 

Tim kita belum dapat mengakses ke daerah perumahan mereka yang terdampak itu dikarenakan harus berjalan kaki dengan medan yang agak jauh.


Setelah kami melakukan kunjungan ke pusat desa Saloya jam 4 kemaren kami langsung bergerak sekitar 30 menit lagi untuk akses ke dusun Balaroa.

Iya kehidupan disini sangat masih alamiah, pendidikan dari sekolah alam, berburu dengan menggunakan sumpit dan lain sebagainya.

Kehadiran kami sangat dinantikan oleh belasan anak-anak suku itu. 

Mereka beragama Nasrani hanya satu keluarga yang muslim.

Namun keramahan sebagai kesatuan bangsa tidak membatasi kita karena ada prinsip kesamaan dan kemanusiaan.


Postur mereka sedikit lebih mungil dari penduduk desa dan kota. 

Sebagai orang Aceh saya teringat akan suku mante yang beberapa waktu lalu heboh akan eksistensinya di pedalaman hutan Jantho Aceh Besar.

Kami membuka pertemuan dengan mengajak anak-anak bermain dan bernyanyi. Mereka sangat antusias melebihi anak-anak desa. 

Sikap humanis terpancar dari setiap relawan troma healing tim ACT membuat mereka sangat terbuka. 

Setiap kali ada lagu berserta gerak yang melatih otak, gesture dan motorik anak langsung diterima oleh anak-anak yang kita nilai sebagai hamba Allah yg masih fitrah. 

Bahasa dan wawasan kebangsaan mereka terbimbing oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB Mapande)  dibawah payung Dirjen Paud dan Dikmas. 

Harapan mereka terpancar melalui Kilauan pandangan mereka. 

Semoga pendidikan yang mereka dapatkan setara dengan anak-anak negeri lainnya. (*)
SHARE :
 
Top