Dok. IST
LAMURIONLINE.COM | KOTA JANTHO - Pembukaan Pekan Olahraga Aceh (PORA) XIII Aceh Besar berlangsung meriah dan spektakuler di Stadion Mini Komplek Jantho Sport City (JSC) Kota Jantho, Senin (19/11) malam.

Kemeriahan terlihat dari berbagai atraksi yang ditampilkan sebelum kegiatan open ceremoni berlangsung mulai pukul 9.30 WIB hingga 23.30 WIB diantaranya menampilkan tarian kolosal dengan 650 penari Gurangsang, defile, pesta kembang api yang menerangi langit JSC yang ditutup dengan penampilan beberapa tembang hits artis nasional Cakra Khan.

Pembukaan PORA XIII Aceh Besar dibuka secara resmi oleh Plt Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT ditandai dengan pemukulan rapai, dan menyalakan obor PORA di kadron oleh srikandi anggar Aceh Ema Susana Madjaji era 80an yang pernah meraih medali emas di PON dan Asian Games. 


Pada kesempatan itu, juga diserahkan tropi juara umum PORA 2014 dari Walikota Banda Aceh Aminullah Usman kepada Ketua Umum KONI Aceh Muzakir Manaf. Selanjutnya Muzakir Manaf menyerahkan kepada Bupati Aceh Besar Ir Mawardi Ali selaku penyelenggara untuk diperebutkan kembali.

Plt Gubernur Aceh dalam sambutannya menyampaikan, event olahraga empat tahunan propinsi Aceh itu diharapkan lahir bibit-bibit olahraga terbaik di Aceh dan menjadi sarana untuk menilai hasil pembinaan yang dilakukan di masing-masing daerah.


"Atlet berprestasi itu tidak muncul secara tiba-tiba. Ia hanya lahir dari proses latihan yang berkesinambungan dan kompetisi yang ketat. Karena itu jika ingin menjadi atlet berprestasi, latihan dan kompetisi harus diperbanyak," kata Nova Iriansyah.

PORA, kata Nova, adalah wahana untuk memacu prestasi dan unjuk kebolehan, sebelum meningkat ke kompetisi yang lebih tinggi. Para atlet diminta bertanding secara sportif dan kreatif dengan tetap saling menghargai persaudaraan sebagai sesama anak bangsa. 

Menurut Nova, Juara sejati adalah mereka yang punya tekad kuat, gigih dalam berlatih, serta jujur dalam bersikap.

"Saya berharap, spirit sang juara itu ada pada diri kalian semua para atlet yang berlaga di PORA," ujar Nova.

Ketua Umum KONI Aceh, Muzakir Manaf, meminta para atlet menampilkan prestasi terbaik sehingga mereka nantinya bisa terpilih menjadi duta untuk mewakili Aceh di PON mendatang. Tak cukup di situ mereka juga harus terus berlatih sehingga pada ajang PON nanti bisa meraih medali emas buat Aceh.

"Untuk meningkatkan prestasi menjadi tanggungjawab bersama dan perlu sarana serta anggaran," katanya.

PORA merupakan puncak pembinaan olahraga Aceh yang dilaksanakan empat tahun sekali, pada tahun 2018 Kabupaten Aceh Besar dipercayakan sebagai tempat pelaksanaan PORA XIII. Para atlet yang mengikuti PORA ini telah didahului oleh pelaksanaan pra PORA tahun 2017 yang dilaksanakan oleh KONI Aceh bersama Pengprov cabang olahraga.

"Pada malam ini yang hadir adalah atlet-atlet yang lolos dari Pra PORA sebagai seleksi awal peserta PORA dengan kriteria lolos 8 besar baik nomor beregu, maupun perseorangan. Sementara tuan rumah langsung dinyatakan lolos tanpa perlu mengikuti Pra PORA," jelas Muzakir Manaf yang akrap disapa Mualem.

Sementara itu, Bupati Aceh Besar, Ir Mawardi Ali, mengatakan PORA XIII diikuti oleh 5.762 yang terdiri dari 1.445 official, 230 pimpinan kontingen dan 4.087 atlet dari 23 kabupaten/kota se Aceh.

"Mereka akan bertanding pada 29 cabang olahraga yang dipusatkan di Kota Jantho dan kawasan lainnya di Aceh Besar serta beberapa Cabor di Kota Banda Aceh," ungkapnya.

Menurut Mawardi, sebagai tuan rumah Pemerintah Kabupaten Aceh Besar serta seluruh panitia penyelenggara sangat menyambut dan menyiapkan event ini dengan sebaik-baiknya tentu dengan harapan seiring dengan prestasi olahraga untuk suksesnya PORA XIII tahun 2018 ini.  

"Kami pantia juga menyediakan konsumsi, akomodasi, dan wifi gratis dengan harapan ini menjadi pelayanan terbaik untuk peserta PORA," ujarnya. 

Mawardi menambahkan, PORA XIII tahun 2018 di Kota Jantho mengangkat tema "Spirit of Aceh" atau Gurangsang di Bumo Iskandar Muda, yang tampilkan dalam tarian kolosal Gurangsang sebagai simbol membangkitkan semangat PORA tahun 2018 menuju  PON XX tahun 2020 di Papua.

Dengan cuaca yang teduh nan tenang, sajian tarian kolosal Gurangsang membuat ribuan penonton terpesona dan kagum. Tarian gurangsang adalah sebuah karya dan ide yang menunjukkan semangat yang pantang menyerah dalam berjuang hingga mencapai puncak kesuksesan.


Tarian gurangsang yang dikolaborasikan dengan berbagai tarian, pertunjukan dan atraksi seni bela diri memberikan pesan penting untuk terus gelorakan semangat bertanding tapi tetap bersanding pada PORA XIII di Tanah Raja Bumi Iskandar Muda. Gurangsang di tampilkan sebagai ide untuk meraih prestasi menjadi nomor satu, merupakan kekuatan mutlak

Sebelumnya, qari Nasional Takdir Feriza gemparkan arena JSC dengan lantunan ayat suci Al Qur'an dan seluruh hadirin larut dalam shalawat badar saat pembukaan PORA XIII.

Turut dihadiri oleh Asisten Deputi Kemenpora RI, Forkopimda Aceh, Bupati dan Walikota se-Aceh, Wakil Bupati Aceh Besar Tgk H Husaini A Wahab, Forkopimda Aceh Besar, para SKPA, SKPK Aceh Besar, para Ketua KONI se-Aceh, Ketum PP PORA XIII Aceh Besar Drs Iskandar MSi, atlet serta ribuan masyarakat yang menyaksikan kemeriahan pembukaan PORA. (mariadi)
SHARE :
 
Top