Oleh: Nursalmi,S.Ag

Puasa Ramadhan memang sangat menyenangkan, karena semua orang berpuasa dan ada kekhassan tersendiri bila hari menjelang sore di setiap daerah. Hampir semua ibu ibu dan remaja putri sibuk menyiapkan menu makanan dan minuman yang lezat untuk bahan berbuka. Andaipun tidak ada waktu untuk menyiapkannya di rumah, maka di sepanjang jalan berjejer penjual jajanan ta’jil untuk berbuka. 

Di antara sunnah sunnah puasa adalah menyegerakan berbuka. Untuk sunnah yang satu ini rasanya tidak ada orang yang tidak disiplin. Hampir semua orang menanti datangnya waktu itu dengan serius. Sebentar sebentar melihat jam. Kadang sesekali membuka tudung saji. Andai waktu berbuka tinggal beberapa menit dan di bawah tudung saji tidak tersedia sedikitpun makanan, pasti kita stres dan panik, karena tidak cukup waktu lagi untuk menyiapkannya. 

Yang lebih disiplin lagi adalah, beberapa menit lagi datangnya waktu berbuka dia telah duduk menunggu di depan hidangan yang telah tersedia. Kadang saat itu lewat mobil pemadam kebakaran yang mebunyikan sirine tanda minta diberikan jalan, sontak mendadak ia langsung minum karena dipikir bahwa itu suara sirine yang menandakan waktu berbuka sudah tiba. Benar benar disiplin. 

Kita dapat mengambil ibrah dari kedisiplinan waktu berbuka puasa. Yang pertama, mengapa waktu itu benar benar ditunggu sampai sesibuk orang menanti rombongan pengantin tiba ? Karena kita dalam keadaan lapar dan dahaga sudah sehari suntuk. Andai rasa haus ini juga kita rasakan ketika ingin mendapatkan ilmu, maka kita akan berusaha menyiapkannya dengan mencari buku buku atau majlis majlis ilmu sama seperti kita menyiapkan bahan berbuka atau mencari majlis berbuka puasa bareng. 

Yang kedua, kita menanti waktu berbuka dengan serius dan tidak terlambat sedetikpun, padahal itu hanya perkara sunnah, tidak berdosa jika terlambat, puasanya tetap sah. Coba ibrah dari disiplin ini kita terapkan pada setiap aqad yang telah kita janjikan, Seperti waktu yang telah ditentukan untuk sebuah meeting musyawarah, majlis ilmu, waktu halaqah atau bahkan ada perjanjian dengan teman kita yang biasanya molor bukan hanya beberapa detik, tetapi sampai beberapa jam, padahal setiap aqad (janji) wajib ditunaikan. 

Kebiasaan yang lebih banyak molor lagi adalah pada aqad hutang. Molornya bukan hanya beberapa hari, akan tetapi bisa bertahun tahun, bahkan ada yang sampai tidak membayar lagi, sudah pura pura lupa. Padahal itu adalah aqad yang wajib ditunaikan, kalau tidak, maka pelakunya tidak akan masuk syurga meskipun dia syahid, karena hutang belum terbayarkan. 

Di samping itu masih banyak ibadah wajib lain yang belum kita terapkan kedisiplinannya. Shalat kadang masih sering dilaksanakan di ujung waktu, bahkan kadang sampai melewatu waktu. Apalagi zakat yang sering kita lupakan, padahal shalat dan zakat merupakan fondasi Islam yang wajib ditunaikan dan berdosa bila ditinggalkan. Semoga kita bisa mengambil ibrah dari kedisiplinan waktu berbuka puasa, untuk kita terapkan pada ibadah ibadah yang lain. 
SHARE :
 
Top