Oleh Sri Suyanta Harsa

Sumber ilustrasi: Tribunnews.bogor
Muhasabah 25 Jumadil Ula 1441 
Saudaraku, bila aktivitas membaca kita sudah memperoleh keberkahan berupa ilmu pengetahuan, kearifan bersikap, dijauhkannya dari kepikunan, kesehatan lahir batin, tidak stres, relaksasi, hiburan, maka terlebih lagi aktivitas menulis. Maka tema muhasabah hari ini di samping penting juga merupakan bagian dari prinsip yang ada dalam kehidupan manusia. Di antara prinsip yang efektif diyakini dalam hal ini adalah bahwa menulis mengantarkan diri menjadi indah. Mengapa? Karena menulis itu sendiri indah.

Ya, menulis itu indah bukan kata-kata saya saja, tetapi bahkan menjadi judul buku yang berisi kumpulan tulisan pemgalaman para penulis dunia karya Albert Camus, Milan Kundera, dkk, yang dialihbahasakan oleh Adhe diterbitkan Octopus 2016 lalu. 

Ya, menulis itu indah, karena dalam prosesnya sipenulis mesti memilih, memilah dan merangkai kata demi kata brilian yang sesuai dengan makna, letak, rasa bahasa, dan ketersambungan dengan kata sebelum atau setelahnya. Main ide tetap berdiri kukuh di awal alenia yang dipercantik dengan supporting ide di kalimat-kalimat berikutnya, sehingga alenia menjadi satu. Begitu seterusnya, menulis adalah beraktivitas indah dan menciptakan sesuatu tulisan yang indah yakni tulisan yang  sarat makna sekaligus jauh dari kategori ujaran kenbencian.

Ya, menulis itu indah. Bila diperhatikan dalam prosesinya, saat menulis, maka hati konsentrasi dibarengi zikir pencerah hati, mengharap ridha Allah Rabbuna. Saat menulis, akal pikiran bekerja, terus menerawang, melintasi indah dan luasnya cakrawala yang tak bertepi untuk sekedar menemukan ide, gagasan atau kata demi kata. 

Ya, menulis itu indah, bila dilihat bagaimana jari jemari menari-nari tanpa henti di atas "kanvas" keypad handphone atau keypad latop dan komputer, maka persis bagaikan tarian yang sangat memukau, seperti tarian yang islami. Meski tetap ada saat menulisnya bagaikan hip hop dance, balet, atau menari gabyong yang lembut gemulai.

Nah ketika dianugrahi kemampuan merangkai kata demi kata guna mengikat makna, maka kita layak mensyukurinya baik di hati, lisan maupun perbuatan nyata. Pertama, meyakini sepenuh hati bahwa Allah itu maha baik dan indah yang hanya menyukai yang baik-baik dan yang indah-indah. Karena menulis itu indah dan melahirkan keindahan, maka menulis dapat menjadi wasilah memperoleh kasih sayangNya Allah ta'ala. Kedua, mensyukuri dengan terus memujiNya dan memperbanyak mengucapkan alhamdulillahi rabbil 'alamin, semoga Allah menganugrahi kita hati yang indah dan mampu berbuat yang indah-indah termasuk menulis. Ketiga, mensyukuri dengan tindakan nyata yaitu terus menjemput hidayahNya agar dapat menulis dan melahirkan keindahan karenanya.

Nah sehubungan dengan tema muhasabah hari ini, maka zikir pengkodisian hati penyejuk kalbu guna menjemput hidayahNya adalah membasahi lisan dengan lafal ya Allah ya Quddus ya Allah ya Hadiy. Ya Allah, zat yang maha suci dengan kesucian yang sempurna, tunjukilah kami pada jalan keridhaanMu ya Rabb. Aamiin.
SHARE :

1 facebook:

 
Top