Oleh Susilawati

dok. IST
Kepala desa mana, bahkan kepala daerah mana yang tidak tergiur melihat sederet penghargaan yang melekat pada Desa Warungbanten. Desa yang terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ini terkenal dengan literasi yang memiliki Bumdes dengan pengelolaan yang tertata baik.

Desa Warungbanten merupakan satu di antara desa di Indonesia yang memiliki inovasi dan kreativitas tinggi yang dibangun oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal. Tidaklah heran desa ini beberapa kali mendapat penghargaan dari pemerintah daerah hingga kementerian.

Dari Jakarta, jarak tempuh untuk mencapai Desa Warungbanten sekira 197 kilometer atau memakan waktu tempuh sekitar tujuh jam, kalau menggunakan mobil pribadi. Menuju ke sana, kita bisa melewati rute Serang, bisa juga melintasi jalur Saketi, Pandeglang.

Ada beberapa alternatif transportasi lain, naik Commuterline misalnya dari stasiun Tanah Abang, lalu turun di stasiun terakhir di Rangkas Bitung, waktu yang tersedia dari pukul 07.00 Wib hingga pukul 11.00 Wib.

Saya sarankan jika menggunakan moda transportasi yang satu ini, sebaiknya berangkat pagi hari agar tidak kesiangan saat naik kendaraan umum dari Terminal Cikotok menuju Desa Warungbanten. Risiko berangkat siang dari Stasiun Tanah Abang menuju Rangkas Bitung, Anda harus naik ojek dengan biaya Rp 15 ribu menuju Desa Warungbanten.




Rencananya, sesampai di Desa Warungbanten saya bersama tim akan bertemu dengan Pak Jaro Ruhandi, Kepala Desa Warungbanten. Namun karena sudah kesorean, saya singgah di satu unit Bumdesa Dewara yaitu warung serba ada, sembari ngopi dan berbincang dengan pengelolanya.

Rencana diskusi siang haripun diganti dengan malam hari, ba’da isya. Inilah hikmah yang saya dapatkan, niatnya ingin diskusi dengan Pak Kades, malam itu diskusi kami diramaikan dengan hadirnya perangkat desa, tokoh adat desa dan beberapa pengurus BPD yang juga hadir. Tentunya saya bersama sahabat pendamping dari Banten yakni Dwi Rahmanto dan pendamping desa, serta pendamping lokal desa.

Di sini, kami diajak berdiskusi tentang Desa Warungbanten yang sudah literasi. Rupanya desa ini tidak memiliki bangunan perpustakaan yang konvensional, yang menata buku bacaan di satu tempat.

Justru buku bacaan ada di tempat warga berkumpul, seperti rumah adat, balai desa dan tempat berkumpul lainnya. Bahkan desa Warungbanten juga memiliki TBM Kuli Maca dan dari sinilah pembangunan Desa Warungbanten menggeliat di bawah pimpinan Jaro Ruhandi. Sehingga desa ini menjadi salah satu desa Literasi pada tahun 2018.

Bahkan beberapa penghargaan sempat ditorehkan oleh Desa Warungbanten. Pada 2017, beberapa penghargaan diterima Desa Warungbanten. Di antaranya, penghargaan dari Bupati Lebak sebagai pegiat Kampung Literasi, penghargaan dari Ikatan Penerbit Indonesia dan penghargaan dari perpustakaan nasional sebagai perpustakaan desa/kelurahan terbaik nomor 5 se Indonesia.
SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top