WATEE KA SAHOE

Hai ibu bapak  
Hai kajeut beudoh wate ka sahoe  
(Hai ibu bapak, sudah dapat bangun waktunya sahur)

Gampong (Desa) Beurawe Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh dalam skala lokal sudah dikenal sebagai Gampong Syariah, Gampong Bersinar (Bersih Narkoba) dan Gampong Layak Anak. Beurawe adalah pelanggan nominasi juara enam besar pada setiap Festival Takbir Idul Fithri dan Idul Adha yang diadakan Pemerintah Aceh bekerja sama dengan Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Aceh. 

Beurawe akhir-akhir ini semakin melambung dan mendunia karena aura magnetis suara emas Nisfun Nahar. Ia adalah vokalis atau syekh utama dalam melantunkan lagu berbahasa Aceh, Watee Ka Sahoe atau diterjemahkan Waktunya Sahur. 

Sontak aksi pemuda kreatif yang turut mengharumkan Aceh di mata dunia ini banyak berseliweran dan dapat disaksikan melalui video Youtube, Instagram, Facebook  dan lain-lain. Berjuta-juta netizen sudah membuka, menontonnya dalam berbagai versi bahkan juga tersaji berupa dubbing animasi Upin-Ipin. 

Viralnya putra ketiga dari pasangan Nama Ayah Mawardi – Maskanah ini menyanyikan lagu sebagai alarm guna membangunkan warga untuk makan sahur dilantunkan bersama timnya di masjid setempat, Al Furqan dengan kompak dan penuh semangat.

“Lagu Watee Ka Sahoe ini ciptaan abang kandung saya, Badrun Nafis pada tahun 2010. Tidak ada perubahan irama dan teks saat Abang bawakan dengan yang saya nyanyikan,” sebut Anis, panggilan akrabnya. Badrun sebagai pencipta berkolaborasi dengan Khairul Syahab sebagai syekh pendahulu memang tidak seberuntung Anis yang menggantikan syekh senior sejak 2015 lalu.

WKS semakin dikenal karena turut dinyanyikan oleh selebriti ternama tanah air maupun dunia. Sejumlah artis top asal Korea, Malaysia, Brunei, Arab, Afrika dan negara lainnya terlibat dalam video reaction yaitu tayangan live seorang selebriti dengan menonton video WKS sambil berkomentar. Lagu ini menginpirasi, telah dialihbahasakan dan dinyanyikan dalam berbagai bahasa daerah seperti Sunda, Jawa, Madura, Banjar, dan lain-lain. Pastinya, aksi kader remaja masjid ini keren abiz dan tidak pernah bosan-bosannya untuk dinikmati secara video live atau pun via status netizen-netizen. Diketahui, nonmuslim pun banyak menyukai dan memujinya penampilannya.

Sedemikian terkenalnya lagu beriramakan salah satu seni khas Aceh dalail khairat ini. Sehingga sebuah entertainment mengajak pegawai kontrak di Balaikota Banda Aceh ini untuk kerja sama rekaman. “Sepekan sebelum Ramadhan lalu, Move On Management mengajak saya rekaman lagu Watee Ka Sahoe,” katanya. Produk bersama artis Aceh Rial Doni dibuat dalam format official music video dengan durasi 4,5 menit dan telah beredar di dunia maya bersamaan dengan tibanya bulan Ramadhan. 

Pecinta senandung shalawat ini memang mencintai dunia seni. Kiprah Anis lainnya adalah syekh sanggar tari khas Aceh Cit Ka Geunta yang dimanajeri Muhammad Kausar, Sekretaris Desa Beurawe. Prestasi lain, dia peraih Runner up Festival Musik Kolaborasi Nasional, Ambon tahun 2019. Pemuda kelahiran Banda Aceh, 29 Agustus 1995 ini pernah tampil pada sebuah stasiun TV membawakan lagu Qamarun. Ia juga membawakan cover lagu Ya Nabi Salam ‘Alaika bersama Syifaul. Dan sebagai qari ia pernah berduet tilawah bersama Qari Internasional Takdir Feriza.

Walaupun Anis sudah dikenal dan memiliki banyak fans, dalam kesehariannya tetap tidak banyak perubahan sesuai motto hidupnya, Dipuji tak terbang, dipijak tak tumbang. Mahasiswa semester akhir Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry ini selama Ramadhan tetap memperdengarkan suara tinggi nan merdunya yang diulang sampai tiga kali dengan irama berlainan agar warga sekitar terbangun lalu makan sahur tepat waktu. 

(Sumber: NA RIYA ISON, Gema Baiturrahman)
SHARE :
 
Top