Lamurionline.com - - Aceh Besar : Empat santri/santriwati hafiz/hafizah dari keluarga kurang mampu di Aceh penerima beasiswa S1 di Universitas Internasional Afrika Sudan kini bisa bernapas lega.

Pasalnya, penggalangan dana untuk keberangkatan mereka ke Sudan mulai mengalir dari beberapa pihak. Salah satunya dari dewan guru madrasah di bawah Kemenag Aceh Besar.

“Setelah kami baca berita di media beberapa waktu lalu tentang nasib anak-anak Aceh yang terancam gagal berangkat ke Sudan karena tidak memiliki dana, kami dari Kemenag Aceh Besar secara suka rela langsung menggalang donasi dari dewan guru madrasah. 

Alhamdulillah, tepatnya pada hari rabu, 23 September 2020 terkumpul donasi Rp13 juta dan kami serahkan kepada anak-anak untuk membantu biaya tiket,” kata Abrar Zym, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar dalam serah terima bantuan di sebuah Cafe di Lambaro, Aceh Besar, Rabu (23/9/2020).

Abrar menambahkan, sumbangan ini sebagai bentuk bagian kepedulian sosial para dewan guru madrasah di bawah Kemenag Aceh Besar dalam upaya pencerdasan bangsa.

“Jangan lihat dari besaran angka rupiahnya, tapi lihatlah tingkat kepedulian dewan guru Madrasah di Aceh Besar. Angka Rp13 juta ini tidak mencukupi untuk membeli tiket ke Sudan bagi empat orang, tapi semoga ia dapat menutupi kekurangan yang ada,” ujar Abrar.

“Insya Allah sedekah ini menjadi amal jariyah bagi penyumbang dan menjadi pembuka pintu ilmu bagi anak-anak kita yang akan belajar ke Sudan. Semoga anak-anak kita dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu untuk selanjutnya mengabdi di Aceh,” tambah Abrar zym yang juga didampingi Kasi Pendidikan Madrasah Suryadi SAg.

Sementara Ustaz Bukhari Yakub Lc selaku penghubung para santri dengan universitas di Sudan mengatakan, pihaknya sudah melacak harga tiket Jakarta–Sudan sebesar Rp8,6 juta per orang, ditambah dari Banda Aceh – Jakarta sekitar Rp1,6 juta per orang.

“Kebutuhan tiket per orang sekitar 10 juta. Ini belum termasuk biaya pengurusan visa pelajar di Kedutaan Sudan di Jakarta. Kalau dulu ada tiket murah via Kuala Lumpur tapi sekarang Malaysia masih lockdown akibat pandemi,” kata Bukhari yang tamatan S1 di Sudan.

Dari penggalangan dana yang dilakukan Bukhari dan kawan-kawannya telah terkumpul dana sebesar Rp 23 juta, termasuk dari dewan guru madrasah di bawah Kemenag Aceh Besar.

“Sumbangan awal dari alumni Dayah Al-Furqan Bambi, Sigli, Rp 5 juta, kemudian disusul dari Ikatan Alumni Timur Tengah, sumbangan beberapa donatur dan terakhir dari dewan guru madrasah di Aceh Besar. Hingga saat ini donasi terkumpul mencapai Rp 23 juta,” ujar Bukhari yang alumnus Dayah Al-Furqan Bambi.

Bukhari masih berharap donasi dari dermawan lainnya agar kekurangan dana berangkat ke Sudan untuk santri/wati yang rata-rata hafiz dan hafizah itu terpenuhi. Sebab, kalau dari kemampuan keluarga mereka tak mungkin mendanai anak-anak untuk ke luar negeri.

“Para santri yang dapat beasiswa ke Sudan kali ini berasal dari berbagai daerah di Aceh. Ada dari Simeulue dan terbanyak dari Aceh Besar. Sesampai di Sudan mereka sudah ada yang menjamin biaya pendidikan. Mereka hanya butuh biaya berangkat saja,” katanya.

Bukhari yang guru Dayah Ar-Rabwah Indrapuri ini menambahkan, seharusnya jatah Aceh tahun 2020 ini adalah lima orang tapi satu orang santri memutuskan mundur karena kondisi keuangan keluarga yang tak sanggup memberi subsidi.

“Santriwati yang mundur itu berasal dari Aceh Selatan,” sebut Bukhari.

“Nah, kalau ada anak-anak Aceh yang ingin mengisi formasi santri yang telah mundur itu dapat menemui saya di Dayah Ar-Rabwah Indrapuri atau via WA 085260100152,” katanya.

Bukhari mengaku telah mendatangi pihak BPSDM Aceh selaku lembaga resmi milik Pemerintah Aceh dalam menyediakan dan menyalurkan beasiswa untuk anak-anak Aceh, tapi pada tahun ini tidak tersedia anggaran.

Berikut data santri penerima beasiswa S1 di Universitas Internasional Afrika:

1. Rusliadi, asal Simeulue, jumlah hafalan 30 juz, diterima di Fakultas Tarbiyah Jurusan Kajian Islam.

2. Muhaddir Aziz, asal Krueng Lam Kareung Indrapuri Aceh Besar, jumlah hafalan 10 juz, diterima di Fakultas Tarbiyah Jurusan Kanjian Islam.

3. Munirul Ihsan, asal Tungkob Aceh Besar, jumlah hafalan 3 juz, diterima di Fakultas Tarbiyah Jurusan Sejarah Islam.

4. Sofiah, asal Krueng Lam Kareung Indrapuri Aceh Besar, jumlah hafalan 30 juz, diterima di Fakultas Tarbiyah Jurusan Tafsir dan Qira’ah.[]

Ril : Akmal

Red : CM

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top