lamurionline.com -- Banda Aceh : Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh mencari solusi terkait permasalahan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui diskusi dengan mengangkat  tema 'Kesejahteraan Aceh; Tantangan dan Solusi' di Hotel AlHanifi, Banda Aceh, Jumat (2/4/2021) malam.



Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ketua DPR Aceh, Dahlan Jamaluddin, S.IP, Bappeda Aceh, Komisioner Baitul Mal Prof Nazaruddin A. Wahid, dan Dr. Drs. Yusrizal, M.Si selaku Kepala Dinas Sosial Aceh.

Hadir juga Wakil Ketua MPU Aceh, Muhibuttabari, Prof Eka Srimulyani, Ph.D selaku Akademisi UIN Ar-Raniry, Prof Nasir Aziz, MBA selaku Akademisi USK, Kadin Aceh, Anggota DPD Aceh, M. Fadhil Rahmi, Lc, perwakilan ormas, mahasiswa, pegiat sosial Edi Fadhil dan sejumlah tokoh Aceh lainnya.

Ketua IKAT Aceh Tgk Muhammad Fadhilah, Lc. M.Us dalam sambutannya menyampaikan Kegiatan ini fokus mencari 

pokok persoalan yang menjadikan Aceh sebagai daerah termiskin di Sumatera, kemudian mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan Aceh serta menyerap aspirasi dari masyarakat.

"Kegiatan ini sebagi bentuk ikhtiar kita bersama, untuk mencari solusi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh ke depan, hasil dari yang kita diskusikan malam ini nantinya menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terhadap pengentasan kemiskinan di masa mendatang," ujar Tgk. M. Fadhillah.

Ia juga mengajak semua pihak untuk bersatu, mengambil peran sesuai dengan tupoksi masing masing dalam menyelesaikan persoalan kesejahteraan di Aceh.

"Kami berharap agar pemerintah bersama semua elemen masyarakat sama-sama menaruh perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh dari tingkat bawah, karena menjadi tanggung jawab kolektif," jelas Fadhillah.

Fadhillah menyampaikan terimakasih kepada para pemateri dan juga masyarakat yang telah sama-smaa aktif dan berfikir untuk solusi kesejahteraan Aceh.

Kegiatan ini dibuka Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., MA selaku Ketua OIAA Organisasi Internasional Alumni Al Azhar secara virtual. 

Ia mengapresiasi kegiatan diskusi tersebut sebagai wujud bukti cinta untuk Aceh. 

"Membangun Aceh perlu kekompakan dan kebersamaan, maka perlu berkaca pada sejarah dimana Aceh menjadi garda terdepan di Nusantara ini, dan saat ini Aceh memiliki Qanun tersendiri yang memudahkan untuk bangkit," ujar TGB.

Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan OIAA Organisasi Internasional Alumni Al Azhar, Centriefp, IIA Islamic Institute of Aceh, serta ICAIOS. [MR/Ril]

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top