lamurionline.com -- Banda Aceh – Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aceh, Dyah Erti Idawati, menceritakan berbagai tantangan dan kendala dalam penyelenggaraan pembelajaran daring bagi anak-anak usia dini selama pandemi kepada Bunda PAUD Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Ibu Franka Makarim. Selain tantangan, ia juga menyampaikan berbagai upaya dalam memperkuat dan menjaga kualitas pendidikan anak-anak di Aceh.

Bunda Paud Aceh Dyah Erti Idwati saat mengikuti acara Hari Inspirasi Oase Kabinet Indonesia Maju Bergerak Bersama Menuju PAUD Berkualitas, secara daring, Kamis, (4/11/2021). Foto/ Tangkapan Layar Youtube Kemendikbud RI

Hal tersebut disampaikan Dyah Erti secara daring dalam acara Hari Inspirasi Oase Kabinet Indonesia Maju Bergerak Bersama Menuju PAUD berkualitas, yang digelar secara daring dan luring, Kamis (4/11/2021).

Dyah mengatakan, ada beberapa tantangan dalam pembelajaran daring. Diantaranya adalah terbatasnya kepemilikan alat teknologi pendukung dan jaringan internet yang merata di seluruh Aceh. Hal tersebut menjadi kendala bagi anak-anak di beberapa wilayah untuk tetap belajar dengan baik di masa pandemi.

“Selain itu, banyak juga keluhan dari orang tua dalam mendampingi anaknya belajar daring. Sebab di waktu bersamaan para orang tua harus mengerjakan pekerjaan lainnya,” ujar Dyah.

Dyah mengatakan, kedua permasalahan tersebut membuat pembelajaran dan ilmu yang diterima anak-anak selama masa pandemi menjadi kurang maksimal.
Meskipun demikian, kata Dyah, pihak Bunda PAUD Aceh tetap komit menciptakan PAUD berkualitas. Pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga dan mendorong kualitas pembelajaran di tengah tantangan tersebut.

“Siasat yang kita lakukan adalah memberi pemahaman kepada orang tua terkait pembelajaran jarak jauh dan juga mengajak orang tua bersama-sama membuat kegiatan pembelajaran bagi anak-anaknya,” kata Dyah.

Selain itu, Bunda PAUD Aceh juga mendorong agar para guru PAUD mendatangi langsung rumah muridnya secara berkala, dengan membuat kelompok belajar kecil dan terbatas di satu rumah.

Oleh sebab itu, terkait akan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas, Dyah mengatakan pihaknya sangat menyambut dengan baik. Berbagai upaya dipersiapkan untuk digelarnya PTM, seperti melakukan vaksinasi kepada tenaga pendidik.

“Yang paling penting tentunya pembelajaran terbatas juga harus dengan protokol kesehatan yang ketat,” kata Dyah.

Sementara itu, Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nasional, Hj. Wury Estu, saat membuka acara tersebut mengatakan, usia 0 sampai 8 tahun merupakan usia emas pertumbuhan anak.
Pada usia tersebut begitu mudah menyerap berbagai pembelajaran, mulai dari membaca hingga berinteraksi dengan sesama. Namun semua proses cara pembelajaran tersebut terhambat selama masa pandemi Covid-19.

“Oleh sebab itu, kita sebagai orang tua harus menggalakkan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan jarak jauh, untuk memulihkan proses pembelajaran proses pendidikan anak usia PAUD,” kata Wury.
Wury berharap, hari oase kabinet Indonesia maju dapat menjadi wadah menyatukan seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan PAUD berkualitas.

Wury mengajak seluruh Bunda PAUD di Indonesia untuk menjalankan tiga aksi bersama dalam rangka meningkatkan kualitas PAUD di tanah air, yaitu, menghadirkan lingkungan kerja kaya keaksaraan, kolaborasi dalam pendampingan guru PAUD oleh para mitra, dan peningkatan akses ke buku bacaan anak.

“Ketiga aksi tersebut adalah cara kita memulihkan kembali pembelajaran berkualitas PAUD sehingga anak-anak seluruh Indonesia dapat melakukan pembelajaran tatap muka terbatas,” kata Wury.(Aldi/Ril)

 

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top