lamurionline.com -- Aceh Besar :  Peringatan Hari Isra' Mi'raj tahun ini di MAN 4 Aceh Besar memberikan suasana baru . Para guru dan siswa MAN 4 Aceh Besar mengadakan lomba "toet apam" di aula Komplek Madrasah Terpadu Tungkob, Jumat, 4 Maret 2022. 

Toet Apam ialah memasak makanan yang mirip dengan Kue Seurabi. Apam merupakan makanan khas masyarakat Aceh yang terbuat dari tepung beras dan disuguhkan dengan kuah santan berisikan nangka yang rasanya gurih dan manis.

Seluruh siswa-siswi bersama wali kelasnya masing masing berpatisipasi dalam lomba toet apam ini. Lomba dimulai sejak pukul 9.30 sampai dengan 11.15. Penilaian dilakukan langsung oleh Kepala Madrasah MAN 4 Aceh Besar Nuranifah S.Ag., M.Pd., Sri Mulyanur, S.Pd.I, Hasniah, S.Pd dan Mudasir. 

Kepala MAN 4 Aceh Besar, Hj Nuranifah, S.Ag., M.Pd mengatakan ada 4 kriteria yang kita nilai dalam perlombaan toet apam ini, pertama cita rasanya, karena kita ingin mengembalikan budaya Aceh yang setiap bulan Rajab terdapat tradisi toet apam di setiap kampung dan ini kita budayakan di Madrasah sebagai kebijakan lokal wisdom untuk MAN 4 Aceh Besar. Kedua, dari segi Inovasi, dan ketiga yaitu penataan dan proses memasaknya juga diutamakan.

Lomba Toet Apam ini bertujuan agar kita terus membudayakan budaya Aceh sekaligus mensyiarkan agama kita yaitu agama Islam,  yang dimana setiap bulan Muharram dan Rajab, selain maulid Nabi Besar Muhammad saw., pada bulan Rabiul Awal, budaya lainnya seperti hari ini bulan rajab kita merayakan Isra' Mi'raj. Jadi ada budaya Aceh yang kita angkat yaitu kenduri Toet Apam, kata Nuranifah.

"Mudah-mudahan kegiatan ini mampu menjalin silahturahmi di antara siswa dan dapat dikembangkan kembali di masyarakat sekarang. Hal ini adalah budaya yang tidak pernah lari dari syariat Islam, dimana setiap orang Aceh selalu membudayakan toet apam pada bulan Rajab", ucap Nuranifah. 

Secara terpisah, Kepala kantor kementerian agama kabupaten Aceh Besar H. Abrar Zym, S.Ag, M.Pd mengapresiasi kegiatan toet apam yang dilaksanakan MAN 4 Aceh Besar. Menurutnya hal ini sebagai bentuk pelestarian budaya lokal, serta membangkitkan semangat  siswa untuk cinta terhadap makanan tradisional.

Kegiatan tersebut juga dapat mendidik siswa untuk mengenang budaya dan masakan Aceh,  dimana mereka para siswa kedepan akan berkeluarga, menjadi ahli memasak yang tidak menerima masakan instan dan sebagainya, tutur Abrar. (KA)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top