LAMURIONLINE.COM | KOTA JANTHO – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto SSTP MM mengingatkan tentang pentingnya seorang kepala daerah untuk membangun komunikasi intensif dengan jajaran Pemerintah Pusat, sebagai upaya untuk menyukseskan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan daerah. 

“Komunikasi itu baik secara langsung maupun dengan saluran telepon, dipastikan untuk memberi dampak positif terhadap daerah, tepatnya kesejahteraan Aceh Besar, bukan justru diartikan untuk sekadar ‘siat at jak u Jakarta’ (l(sebentar sebentar ke Jakarta)” ujar Muhammad Iswanto.

Penegasan Pj Bupati Aceh Besar itu dilontarkan dalam pertemuan dengan petani tembakau di Gampong Lamkleng Kecamatan Kuta Cot Glie, Rabu (28/09) pagi. 

Menurut Iswanto, komunikasi intensif itu dibangun dengan semua stake holder terkait di Jakarta, mulai dari Kementerian yang mencakup Menteri, Dirjen, Komisioner Nasional hingga DPR RI.

“Semua itu untuk mencari ‘kue tambahan’ pembangunan untuk kesejahteraan rakyat Aceh Besar, dan itu hanya didapat dengan penjajakan dan pembicaraan dari hati ke hati. Jadi mohon jangan disalahtafsirkan kepergian Pimpinan Daerah, para ka.opd ke Jakarta, sebagai upaya pemborosan dan hura hura. Karena tudingan seperti ini sudah laten dihadapi para pimpinan daerah,” tandas Iswanto.

Pj Bupati termuda di Aceh itu mencontohkan beberapa pendekatan langsung yang dilakukan bersama jajaran opd dan staf terkaitnya di Aceh Besar, dengan Pemerintah Pusat yang berbuah dengan bantuan langsung Jakarta untuk Aceh Besar. Antara lain, bantuan untuk sektor peternakan dan pertanian dari Kementan, bantuan untuk fasilitas Dinsos berupa boat operasional, hingga dana kompensasi untuk korban puting beliung dan warga tenggelam dari Kemensos, hingga bantuan unit armada Damkar dari Kemendagri. 

“Ini hasil dari komunikasi yang kita lakukan. Sehingga mereka tahu apa yang dibutuhkan sebuah daerah. Bayangkan. Jika kita tidak melakukan upaya itu, tentu Pemerintah Pusat tak tahu apa yang kita butuhkan, sementara mereka punya peluang untuk membantu,” tutur Iswanto.

Intinya, tegas Iswanto, perjalanan ke pusat itu untuk membawa pulang bantuan dan sejenisnya bagi daerah. Dan itu telah dibuktikan selama hampir tiga bulan kepemimpinan Iswanto di Aceh Besar. 


Ditambahkan, nantinya semua pimpinan OPD di Aceh Besar harus mampu menjalin komunikasi intensif dengan jajaran SKPA propinsi dan juga kementrian dan lembaga terkait di Jakarta. "Sehingga tak hanya bergantung dengan kepala pemerintahan daerah," kata.Iswanto.

Dalam kesempatan pertemuan ala lapangan dan jauh dari kesan protokoler tersebut, Iswanto juga menyinggung tentang isu jembatan Panca yang terus digoreng beberapa pihak, untuk memojokkan pemerintah. Sementara itu adalah proyek Propinsi yang kewenangannya justru lembaga terkait di Pemerintah Aceh. “Mari kita saling berpikir positif dan tidak larut dalam euphoria pikiran negatif saling tuding, karena hal itu hanya merugikan diri sendiri, terutama kepentingan warga Aceh Besar,” tandas Iswanto.

Pertemuan dalam bentuk " temu wicara" langsung Pj Bupati Aceh Besar dengan petani tembakau di Gampong Lamkleng Kecamatan Kuta Cot Glie itu terasa sangat inspiratif sekaligus aspiratif. Muhammad Iswanto bisa langsung merasakan dan mendengarkan ‘suara’ warga secara natural, bukan dalam balutan tendensi dan basa basi.  

Dengan demikian akan diupayakan solusi yang benar benar sesuai dengan tuntutan lapangan. “Ini juga bagian penegakan trust warga terhadap pemimpinnya, hingga terwujud kedekatan dan dukungan publik untuk pemimpin yang dapat merasakan aroma kebutuhan hingga kegetiran rakyat di tataran bawah, yang dimanage secara benar dan terukur, tidak justru menjadi liar ketika dimanage dengan tendensi,” ujar Iswanto.

 Pertemuan lapangan dengan para petani tembakau itu juga terasa lebih sederhana namun mencapai urgensi yang diperlukan. Karena tidak ada jamuan makan di pamungkas pertemuan, karena ini hanya memberatkan. Terutama dalam kondisi negeri sedang diuji dengan laju inflasi. “Kita mesti pertahankan pola ini sebagai bentuk upaya ketahanan pangan, karena khanduri jamuan hanya akan membebani rakyat. Karenanya perlu dibiasakan pola sederhana dengan menghindari sepenuhnya kesan pemborosan dalam sebuah kegiatan,” pungkas Iswanto. (rizky/rel)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top