LAMURIONLINE.COM I ACEH BESAR - Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir resmi mewisuda angkatan ke-12 di penghujung Oktober lalu, tepat di Hari Santri Nasional. Tersebutlah Kartini, salah satu hasil kaderisasi guru pengajian dari amanah donatur LAZNAS Dewan Dakwah yang baru saja diwisuda tersebut dan akan mengabdi di Aceh.

Seperti RA  Kartini yang membawa terang sesudah gelap untuk para perempuan Indonesia, Ustazah Kartini siap membawa pijar terang dakwah Islam yang telah ia pelajari selama empat tahun ini menuju tanah pengabdiannya di Aceh.

STID M  Natsir adalah tempat pengkaderan para guru pengajian yang akan melanjutkan estafet dakwah dan disebar ke penjuru negeri. Kartini yang berasal dari Pandeglang, Banten, ini telah mengenyam pendidikan selama empat  tahun di STID M  Natsir. Tahun ini, ia resmi menjadi salah satu daiyyah yang akan dikirim pengabdian di Aceh. Kartini mengaku siap di manapun ia akan ditempatkan. 

“Surat keputusan pengabdian baru turun dua hari sebelum pelepasan, jadi mau dimanapun, insya  Allah siap,” akunya saat ditemui ketika pelepasan di Aula Sakinah, Muslimat Center, Cipayung.

Meskipun demikian, jalan dakwahnya sudah dimulai sejak munculnya pertentangan dari orangtuanya yang berbeda dari sikap dan kesiapannya. Kartini mengaku orangtuanya sempat kaget dan tidak merestui. 

“Ana sudah memberikan pengertian sejak dulu, namun tetap saja ketika keputusan itu turun, orangtua tetap menentang,” ujarnya.

Kartini hanya berharap ridha Allah, agar menjaga keluarganya selama ia mengabdi di tanah pengabdian. 

“Di rumah tinggal hanya ibu dan adik yang akan kuliah. Kalau ana berangkat dan adik juga kuliah dan ikut merantau, ibu tinggal sendirian,” akunya sambil menyusut air mata. Ia pun mengaku sempat berat meninggalkan orang tua, namun ini adalah tugas dakwah yang harus diemban dan dijalankan, yang akan tetap ia laksanakan.

Kartini yang akan mengabdi di Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh Besar memiliki kesiapan yang luar biasa. Ia akan menjadi musyrifah para calon da’iyyah di sana. Ia sudah mempersiapkan mental dan beberapa program yang akan ia bawa, khususnya untuk membina para calon da’iyyah di Aceh.

“PR kami sangat besar. ADI Aceh itu merupakan ADI rintisan yang baru saja memulai. Selain itu juga, karakter masyarakat dan bahasanya juga berbeda. Meskipun di ADI, insyaa Allah ana akan membaur bersama masyarakat,” jelas Kartini ketika ditanya perihal program pengabdiannya.

“Siap, insyaa Allah. Saya akan jalankan amanah ini dengan sebaik-sebaiknya jika diminta menambah umur pengabdiannya,” jawabnya tegas ketika ditanya perihal waktu pengabdian.

Kita doakan perjuangan para pendukung guru pengajian dengan doa paling tulus dan dukungan terbaik untuk perjuangan Kartini dan para guru pengajian lainnya dalam berdakwah. (Smh/Rel)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top